CHAPTER 13

32.3K 1.2K 6
                                    

Sebuah sapu tangan menyentuh hidungnya, usapan yang terasa lembut membersihkan darah yang terus mengucur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah sapu tangan menyentuh hidungnya, usapan yang terasa lembut membersihkan darah yang terus mengucur. Jantung Zeyra berdegup kencang. Netranya tak lepas memandang wajah seseorang di hadapannya.

Gadis itu mengerjapkan mata. Memastikan bahwa penglihatannya benar. Semua ini terjadi secara tiba-tiba. Zeyra merasa dirinya sepertinya tengah bermimpi. Namun sentuhan itu terasa sangat nyata.

Wajah sosok itu sangat dekat, nyaris bersentuhan dengan hidung Zeyra. Beberapa helai rambut laki-laki itu menyentuh keningnya. Bahkan ia bisa merasakan napas hangat lelaki itu yang menerpa kulit wajahnya.

"Bodoh!"

Suara berat Geogra terdengar menyentak membuat lamunan Zeyra buyar. Ya. sosok yang kini tengah fokus membersihkan noda darah di hidungnya adalah Geogra. Laki-laki kejam dan tak berperasaan. Benarkah dia?

Zeyra bergumam dalam hati. Laki-laki itu bersikap seolah peduli padanya. Apa yang tengah Geogra lakukan?

Dengan sengaja Geogra menekan hidung Zeyra. "Lemah."

Zeyra menggigit bibir. Dia hanya diam sambil terus memperhatikan Geogra. Sesekali laki-laki itu berdecak, gerakannya terburu-buru. Seolah terpaksa melakukannya. 

Beberapa detik, Zeyra sempat terpana. Dari dekat, ia bisa melihat dengan jelas bentuk wajah Geogra yang rupawan. Mulai dari alisnya yang tebal, mata, hidung dan juga bibirnya. Zeyra akui, Geogra sangat tampan. Walaupun ada bekas sayatan di pipi kirinya. Tak heran jika orang-orang takut dengan laki-laki itu. Dari wajahnya saja terlihat sangar.

Sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan. Gerakan tangan Geogra terhenti. Dia mengangkat wajah hingga tatapan keduanya bertemu. Tidak lama, hanya dua detik. Ekspresi Geogra berubah menjadi dingin. Netra gelapnya menajam.

"Lancang," bisiknya tak suka.

"Maaf." Zeyra langsung menundukkan kepala. Dia meneguk ludah kasar. Bulu kuduknya merinding.

"Sial!"

Terdengar helaan napas kasar. Geogra bangkit dari jongkoknya. Dia melempar kasar sapu tangan yang penuh dengan bercak kemerahan tepat mengenai kening gadis itu.

"Bersihkan sendiri!" bentak Geogra kesal sendiri. Dia mengumpat dalam hati. Mengapa ia jadi repot-repot mengurus gadis bodoh itu? Harusnya ia senang melihat Zeyra menderita dan mengabaikannya. Tetapi apa yang dia lakukan tadi?

Laki-laki itu berdecih, melangkahkan kaki meninggalkan gadis itu sendiri. Seakan teringat sesuatu, Geogra menghentikan gerakan kakinya. Dia berbalik kembali menghampiri Zeyra.

"Bangun!" titahnya.

Zeyra mendongak, ia menatap bingung. "Ya, Tuan?"

"Ck, kau tuli? Kubilang bangun!" Geogra menahan marah. Tangannya gatal rasa ingin meninju wajah gadis itu. Bodoh, lemah, lemot. Apa lagi sebutan yang cocok untuknya?

GEOGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang