CHAPTER 28

35.1K 1.6K 55
                                    

Netra gelap Geogra menghunuskan tatapan tajam pada semua orang yang tengah menatap penuh ke arahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Netra gelap Geogra menghunuskan tatapan tajam pada semua orang yang tengah menatap penuh ke arahnya. Mereka menampilkan ekspresi yang berbeda-beda. Sangat terkejut sembari bertanya-tanya. Ada apa dengan Geogra? Mengapa sikapnya berubah dan sangat berbeda?

Laura yang baru saja datang bersama kedua teman-temannya menghentikan langkah mereka, tepat di samping Camela. Laura mematung, tubuhnya mendadak kaku.

"Laura, bukankah itu G-geogra?"

Temannya mengucek mata, memastikan penglihatannya. "Astaga, Geogra sedang memeluk siapa?"

Mata Laura menyipit, ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok gadis dalam pelukan Geogra sebab tertutupi oleh tubuh kekar laki-laki itu.

Namun, Laura merasa familier. Penampilan gadis itu seperti si gadis cupu. Benar saja dugaannya kala Geogra mengurai pelukan. Terlihat jelas sosok gadis itu yang tak lain adalah Zeyra.

Geogra menangkup kedua pipi Zeyra menggunakan tangannya. Ia mengusap setetes air mata yang jatuh di pipi gadis itu. Tatapan keduanya bertemu. Zeyra menatap Geogra dengan raut ketakutan sekaligus bingung. Dia bingung dengan sikap Geogra yang menurutnya sangat aneh dan terlihat mencurigakan. Apa yang sedang laki-laki itu rencanakan?

Ekspresi Geogra terlihat datar. Dia tidak perduli dan mengabaikan mereka semua yang tengah memperhatikannya.

Geogra menyelipkan anak rambut Zeyra ke belakang telinga. Ia mendekatkan wajah sembari berbisik. "Apa kau pikir gadis sialan itu akan membiarkanmu begitu saja?"

Jantung Zeyra berdetak cepat mendengar itu.

"Gadis sialan itu pasti akan melakukan cara apa pun untuk menyingkirkanmu."

"Berhati-hatilah," ucap Geogra, menyeringai.

Zeyra melirik ke belakang memerhatikan Camela yang berada tak jauh dari tempatnya. Gadis dengan ekspresi kecewa bercampur marah itu menatap dirinya penuh permusuhan. Mata Camela berkobar seakan siap untuk membunuhnya detik itu juga.

Pandangan Zeyra beralih saat tangan kekar Geogra turun, menautkan jemarinya pada tangan Zeyra yang dingin. Hangat, itu yang Zeyra rasakan. Ia bisa merasakan napas hangat yang menerpa di kulit wajahnya saat wajah mereka berdekatan.

"Kau harus tanggung jawab, kau telah lancang menyentuhku, di sini," ujar Geogra, menunjuk bibirnya sendiri.

Mata Zeyra berkedip-kedip. Ia menahan napas. Apa katanya? Ia yang harus tanggung jawab? Mengapa jadi dirinya yang disalahkan? Bukan Zeyra tetapi Geogra sendiri yang sengaja melakukan itu. Harusnya laki-laki itu yang bertanggung jawab.

Geogra terkekeh melihat ekspresi Zeyra yang menurutnya terlihat lucu. Eh? Ia segera menggelengkan kepala. Menolak pemikiran bodohnya barusan. Ada apa dengannya?

Dia mengerutkan kening saat tiba-tiba kepalanya terasa pening.

"Sial!"

Laki-laki itu berdecak, menjauhkan wajahnya lalu menarik lengan Zeyra mengabaikan mereka semua yang kembali memekik heboh.

GEOGRAWhere stories live. Discover now