CHAPTER 11

33.4K 1.1K 6
                                    

Heyyoo, update Geograa!

Jangan lupa apa? Vote dan komennya dungg 😽


Happy reading!

"S-saya pantas dihukum karena telah bersikap lancang pada Tuan Geogra," ucap Zeyra lantang, berbeda dengan tubuhnya yang agak gemetaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"S-saya pantas dihukum karena telah bersikap lancang pada Tuan Geogra," ucap Zeyra lantang, berbeda dengan tubuhnya yang agak gemetaran. Dia berdiri di sisi lapangan. Kedua tangannya mengepal. Hatinya berdenyut sakit ketika para murid berkumpul menertawakan dirinya.

"Pfftt, lihat dia!"

Laura yang berada di barisan paling depan menyilangkan tangan di depan dada. Bibirnya menyunggingkan senyum miring.

"Penampilannya seperti orang gila!"

"Mengapa sekolah mau menampung murid seperti dia??"

"Kumuh!"

"Cupu!"

"Tak tahu diri!"

Dan masih banyak lagi segala cacian, makian dan umpatan yang ditujukan untuk Zeyra. Kata-kata yang tak pantas itu dengan gampangnya keluar dari mulut mereka.

Rasanya Zeyra tak sanggup melihat banyaknya orang yang menatap dirinya seperti itu. Dia menunduk, bibirnya bergetar. Sebisa mungkin Zeyra menahan diri agar tidak menangis.

Nenek...

"Mel, kau senang, kan?" tanya Angel.

Camela menyeringai, "Ya, senang sekali."

"Kau tak perlu repot-repot mengurus si cupu," timpal Seila.

"Benar, tapi sepertinya aku masih belum puas." Camela melirik Laura dari kejauhan. Ia tahu bahwa Laura termasuk orang suruhan Geogra. Beberapa kali Camela tak sengaja melihat Naden berbicara dengan gadis itu.

"Hanya aku yang akan menyingkirkan Zeyra." Camela mengepalkan sebelah tangan. Ia melirik tajam ke arah Laura. Ia tahu bahwa Laura yang merupakan seniornya itu memiliki perasaan suka terhadap Geogra. Maka dari itu, Laura berkali-kali mencari kesempatan dan perhatian agar Geogra meliriknya. Camela tidak bisa membiarkan itu terjadi. Hanya dirinya yang bisa memiliki Geogra.

"Mel, coba lihat di atas sana," ujar Seila menepuk pundak Camela.

Camela mendongak, ia tersenyum kecil lalu melambaikan tangan saat melihat Geogra.

Namun, senyumnya luntur seketika. Geogra tidak menatap ke arahannya, melainkan pada Laura. Di sebelahnya terdapat Naden yang seperti sedang memberi kode pada gadis itu. Camela berdesis tak suka. Laura tak bisa menyembunyikan raut senangnya saat Geogra tengah menatapnya. Gadis itu mengangguk sembari tersenyum malu malu. Pipinya menampilkan rona merah.

"Astaga, Laura. Kau beruntung sekali," ujar temannya.

"Iya, sepertinya Geogra menyukaimu."

Laura menggigit bibir, "Tidak seperti yang kau bayangkan. Jangan aneh-aneh."

GEOGRAWhere stories live. Discover now