39 - Dangerous situation

405 16 11
                                    

Ayo yang belum vote ditunggu jangan sampai belum pernah kasih vote sampai ceritanya habis......





"Sediaan farmasi kan ada banyak, entah itu obat, kosmetik maupun makanan dan perusahaan kita sama sekali belum mencoba untuk membuat produk kosmetik" ucap direktur bidang pengembangan memulai untuk berdiskusi.

Rapat pimpinan perusahaan berjalan lumayan kondusif meskipun Gerald ikut hadir disana. Namun jangan harap Geo dan Gerald bisa segera berbaikan, bahkan sejak awal rapat berlangsung Gerald sama sekali tidak dianggap dan seolah tak terlihat. Wajar saja Geo membencinya, sudah untung dia tak didepak dari perusahaan padahal Geo memiliki wewenang untuk itu.

"Bagaimana kalau kita membuat kosmetik yang bisa dipakai oleh pria maupun wanita jadi konsepnya itu kesetaraan gender?" Balas Gerald memberikan ide yang sangat menarik.

"Buat ide lain saja, kesetaraan gender masih menjadi isu yang sensitif di Indonesia" Geo menanggapi ucapan Gerald dengan dingin.

Lagi-lagi idenya Gerald hanya menjadi angin lalu saja bagi Geo. Kakaknya itu mulai mengucilkan dirinya dan semua ide cemerlang yang dia miliki sama sekali tidak dilirik. Gerald merasa kakaknya ini mulai tidak profesional, kenapa Geo tidak bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan? Pria itu jengah sekali dengan kelakuan kakaknya dan memutuskan tidak akan diam saja di rapat internal pada hari ini.

"Isu sensitif kan hanya dari segelintir orang dan banyak juga yang menanggapi kesetaraan gender secara positif, menurut saya tidak ada alasan ide saya kali ini tidak menarik!" Gerald merespon ucapan Geo dengan kesal, peduli amat dia disebut tak sopan sebagai bawahan.

"Baik kita mulai bahasan yang lain mengenai anggaran THR saja..." lagi-lagi Geo mengalihkan pembicaraan dan tidak menganggap Gerald ada di hadapannya.

"Bang Geo lo kalau gak suka sama gue bilang aja dong! Lo gak usah kucilin gue macam ini, mau lo apa sih?"

Gerald emosi dan sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, dia bangun dari duduknya dan menarik kerah kemeja Geo dengan kasar. Suasana mulai memanas tapi orang-orang disana masih diam karena takut akan kehilangan pekerjaannya. Memang urusan duit membuat semua orang menjadi bersikap individualis.

"Lo kalau gawe yang profesional!! Lo gak malu diliatin semua orang?" Balas Geo kesal.

"Halah bacot lo bilang profesional!! Lo sendiri gawe gak pernah anggap gue ada padahal gue direktur bidang sumber daya!! Gue jengah sama tingkah lo bang, lo kalau gak suka sama gue bilang anj*ng!!!!" Gerald marah-marah dan menjatuhkan laptop perusahaan begitu saja.

Karena kesal Geo pun segera menyeret kerah kemeja Gerald dan membawa adiknya ke sebuah ruangan. Tampaknya Gerald ini tak punya rasa bersalah sedikitpun sudah merusak hidup kakaknya. Seharusnya Gerald minimal merenungi kesalahannya bukan malah membuat kekacauan seperti ini. Kalau Geo benci dan merasa kesal pada dirinya itu adalah hal yang wajar, tapi ternyata Gerald tidak bisa sadar diri.

"Sekali lagi lo berbuat onar di perusahaan gue bakal pecat lo ya bangsat!!"

Geo memukul Gerald sampai adiknya terpental setelah itu dia kembali ke ruang rapat dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Geo mendiamkan Gerald dengan tujuan adiknya itu bisa merefleksikan diri dan menyadari kesalahannya. Tapi cara Geo nyatanya sia-sia belaka karena Gerald tak pernah merasa dia berbuat salah telah merebut Anna. Gerald justru merasa sang kakak yang jahat karena menikahi wanita yang dia cintai dan membuatnya menjadi sad boy.




************



Anna memutuskan untuk menjual rumah pemberian Geo karena apa yang dikatakan papinya itu benar. Rumah ini merupakan saksi bisu perselingkuhannya dengan Gerald dan tidak pantas terus di pertahankan. Tapi sebelum dia menjualnya, ada barang yang lupa Anna bawa sehingga dia memutuskan mampir kesana. Anna membawa album foto kenangan yang didalamnya terdapat foto mesra dia dan Geo. Tanpa sadar wanita itu merindukan momen kebersamaan dirinya dan Geo yang mungkin tidak akan lagi dia rasakan. Anna mulai menitikkan air mata karena merindukan suaminya.

Anna menyuruh maid untuk membawa semua album foto itu ke dalam mobilnya. Sedangkan dia berdiri di depan rumah mewah itu dan menatap keadaan rumah dari luar untuk yang terakhir kalinya. Karena mulai besok rumah ini akan resmi dijual dengan harga yang tinggi dan mudah-mudahan saja ada yang mau membeli. Apalagi perabotan rumah itu sangat bagus dan menggiurkan semua orang.

Sambil mengusap perutnya Anna berjalan-jalan di trotoar dan sesekali menghela nafas karena masih menyangka ini hanyalah mimpi di siang bolong. Namun saat dia berjalan kecil disana menunggu maid, tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil hadir dengan kecepatan tinggi.....

"Anna awas!!!!!!"

Tubuh Anna terasa membeku saat mobil itu mulai semakin dekat dan ingin menabraknya. Wanita itu tidak tahu harus bersikap bagaimana karena otaknya terasa kosong. Saat sadar ternyata seseorang menarik tangannya sampai dia terjatuh dan beruntung Anna jatuh di atas tubuh seseorang dalam posisi dia terlentang. Kalau tidak tentu saja kehamilannya bisa berbahaya apalagi baru menginjak 4 bulan. Sungguh situasi yang tak bisa diprediksi dan terjadi begitu saja.

Anna segera bangun untuk melihat siapa sosok yang menolongnya. Ternyata orang itu Geo.... saat ini lututnya terasa lemas untuk berpijak dan dengan sigap Geo memeluk wanita itu erat. Mereka berpelukan begitu lama sampai kondisi Anna tenang, bahkan wanita itu kini duduk di tanah dalam pangkuan Geo karena saking tak kuasanya berdiri.

"Anna tenanglah... semuanya baik-baik aja..."

Dengan lembut Geo menghibur Anna yang masih syok berat. Kalau tak ada Geo disana tentu saja nyawa dia dan jabang bayi bisa terancam sehingga tanpa sadar pelukan Anna terhadap pria itu semakin erat. Tak lama semua maid datang kesana namun Geo mengatakan pada mereka semuanya baik-baik saja dan membawa Anna ke mobilnya.

Geo memutuskan untuk mengantar anna pulang. Kebetulan dia memang mampir ke rumah itu saat sore tiba, Geo merindukan rumah dan merindukan Anna tapi saat dia tiba disana sebuah mobil terlihat ingin mencelakai dan menabrak wanita itu. Bahkan dalam perjalanan dia mulai berpikir siapa orang jahat yang mau mencelakai Anna.

"Mas makasih ya udah tolongin aku.. terus selamat ya atas pertunangannya, semoga kamu dapatin seorang perempuan yang lebih baik dari aku dan setia, gak kayak aku yang nyakitin kamu....."

Geo tidak menjawab ucapan Anna, sepanjang jalan mereka hanya diam dan begitu hening. Ucapan Anna terasa menyedihkan tapi entah mengapa pria itu tidak merespon apapun.

Sesampainya di depan rumah, Anna bersiap keluar dari mobil Geo namun Geo menahannya. Pria itu memeluk Anna dan mulai menangis, mendengar tangisan Geo yang begitu menyesakkan membuat Anna juga menangis. Mereka sama-sama menangis... terpaksa melepaskan padahal saling mencintai.

Satu jam lamanya Anna berpelukan dengan Geo dan wanita itu memutuskan keluar dari mobil Geo. Anna melambaikan tangan setelah Geo pergi dengan mobilnya tapi wanita itu lupa aktivitas dia dan Geo dilihat langsung oleh Gerald. Ternyata kakaknya itu diam-diam masih menemui Anna, Gerald tidak bisa membiarkan wanitanya direbut kembali. Hingga pria itu membanting setirnya dan keluar dari mobil..... dia harus bersikap tegas pada Anna supaya wanita itu tak lagi bertemu dengan suaminya, mereka harus segera bercerai karena Gerald tidak tahan lagi harus terus menunggu.



Bersambung........

Affair with My Husband's BrotherWhere stories live. Discover now