"Matamu orang jahat, untung abang gak ada riwayat sakit jantung ya gita." Ucap gito sedikit kesal.

"Hahahaha ya maaf bang." Gita terkekeh seperti gak bersalah.

"Oh iya, cici sama bang gito mau kemana? Kok rapih banget? Tumben juga bang gito gak make pakaian dinasnya?" Tanya gita yang heran melihat gito sama shani.

"Tolong ya dr. Freygita normandia argantara. S.K., SP.PD kalau bertanya satu persatu." Ucap gito kesal dengan banyaknya pertanyaan gita.

"Kita mau makan siang git, abang kamu ngajak cici makan siang bareng soalnya." Ucap shani lembut.

"Wah ada kemajuan si kaku ini ternyata ci, bagus deh kalian mau makan siang bareng. Awas aja macam-macam kamu bang sama ci shani, ku potong burungmu." Ucap gita sedikit mengancam.

"Astaghfirullah git, gak motong itu juga dek. Lagian 1 macam aja." Ucap gito jahil dan sedikit takut sama ancaman gita.

"ABANGGGGGG." teriak gita kesal sama ucapan gito.

"Gak usah teriak di rumah sakit dek." Ucap gito menutup mulut gita.

"Makanya, jangan macam-macam sama ci shani." Ucap gita.

"Iya, tenang saja abang jagain kok ci shani. Kalau mau macam-macam juga pasti abang di mutilasi bunda sama mami melodi." Ucap gito tersenyum.

"Baguslah bang." Balas gita.

"Yaudah kalau gitu, aku mau ke ruangan bunda kalau gitu bg. Hati-hati kalian kalau mau kencannya." Ucap gita meledek lalu lari agar tidak dikejar gito.

Shani hanya tertawa melihat tingkah gita, sedangkan gito geleng-geleng kepala melihat kelakuan gita itu.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit, gito mengajak shani jalan-jalan mencari makanan makan siang.

Mata tertuju pada jajanan pinggir jalan, mereka makan mie ayam. Karena itu makanan kesukaan shani sama gito.

Mereka berdua walaupun anak orang kaya, tetap saja mereka makannya lebih suka di pinggir jalan. Ya meskipun tidak bisa dibilang higenis, tapi mereka tidak peduli sama sekali.

"Eh git.." Panggil shani.

"Hmm kenapa ci?" Tanya gito yang selesai makan mie ayamnya.

"Lihat kesana deh, itu ada yang tawuran deh. Eh bukan kayak dikeroyok gitu." Ucap shani menunjukkan ke arah seorang wanita yang lagi dikepung 8 lelaki.

"Yaudah, cici tunggu sini. Biar aku yang kesana." Ucap gito.

Shani menurut aja, karena gito gak mau terjadi sesuatu sama shani kalau ikut sama gito untuk menyelamatkan wanita yang dikepung tersebut.

Saat gito mendekat, dia baru sadar kalau wanita itu adiknya sendiri.

"Kenapa dek?" Tanya gito.

"Bang lihat, ada om om mesum yang berhentiin mobil atin." Ucap kathrin pura-pura takut.

"Lu siapa? Serahin wanita itu pada kita kalau lu gak mau mati ditangan kita semua." Ucap preman itu dengan remehnya.

Cinta Sang PrajuritWhere stories live. Discover now