003

263 13 6
                                    

Kejadian pancake tempo hari ditutup dengan Ana yang menikmati makanan manis itu usai dimasak oleh Grey. Sepertinya ia akan menambah hal tersebut dalam list makanan kesukaan, karena meskipun membuat pancake dengan amarah, Grey masih bisa menghasilkan makanan yang sama enaknya dengan buatan Amela.

Malam ini di mansion utama Hwarang' para anggota sudah berkumpul. Para penanggungjawab turut hadir mengikuti acara tahunan itu. Makan malam bersama ini memang biasanya diadakan sekali setahun dengan tujuan agar hubungan kekeluargaan di antara tiap member semakin erat atau sebagai ajang temu kangen para member yang tidak bisa setiap hari bertemu.

Ana duduk manis dengan dress gradasi maroon dan hitam tanpa lengan miliknya, gadis itu bukan satu-satunya cewek yang hadir di acara tersebut, ada beberapa orang yang juga turut hadir sebagai tamu undangan dari para member, biasanya kekasih mereka. Ada Bianca yang jadi tamu undangan Bimo, Amanda yang diundang oleh Mas Dika atau yang kerap ia sapa Uncle Dika, serta Aulia, gadis berhijab itu diundang oleh Jordan.

Ana duduk anteng di sudut ruangan, mejanya memang dikhususkan karena merupakan putri dari penanggung jawab, simplenya Ana ini masuk kalangan VIP di acara makan malam itu.

"Biasa aja kali ngelihatin Grey! Bentar lagi ileran lo," ucap Derren, sepupunya buat Ana menoleh dengan kesal. Walau ia tidak menyangkali fakta bahwa memang tatapannya hanya terkunci pada sosok berjas hitam dengan kemeja maroon di sudut ruangan sana. Grey benar-benar tampan, meski ia terlihat sibuk berbicara dengan HT di tangannya. Jangan lupakan kertas berisi rundown acara yang ia pantau sedari tadi.

"Gue mau gabung kesana. May ikut ga?"

Suara Derren kembali terdengar, kali ini alihkan atensi Ana, buat gadis itu mengangguk antusias.

Keduanya berjalan beriringan menuju tempat tadi. Ana memang populer di kalangan anak-anak Hwarang', tapi gadis itu tidak kenal dengan orang-orang itu, kecuali Derren dan Grey yang memang sepupunya.

"Eh ada dek Ana, sini duduk dekat abang aja," ucap Leo, langsung dapat pelototan tajam dari Grey. Cowok itu sedari tadi memang mengabaikan kehadiran Ana. Namun, jangan salah. Ia tetap menyimak obrolan mereka, mulai dari teman-temannya yang asik mengajak gadis itu kenalan, serta memuji kecantikan gadis yang hampir setahun ini mengisi rutinitas sehari-harinya.

Ana tersenyum canggung. Meski ia mulai nyaman dengan teman-teman abangnya itu, siapa yang tidak akan ciut kalau sedari tadi ditatap intens oleh sosok pria dingin modelan Grey?

"Ana jomblo kah? Apa udah punya pacar?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Leo, berhasil buat Ana terdiam sebentar. Sebelum akhirnya ia menjawab, "Aku ga pun—" belum selesai ia menjawab, Grey sudah menginterupsi.

"Le, cek tim keamanan diluar dong! Pastiin gerbang aman yaa," ucap cowok itu, menatap lurus ke arah temannya.

Bimo dan Jordan tempak terkikik geli di samping Derren. Apalagi ketika melihat wajah Leo yang sudah tidak bisa dikondisikan itu.

"Posesif," ucap Ares, buat ketujuh cowok itu tertawa puas. Menggoda Grey memang seasik itu, meski respon cowok itu selalu saja merespon dengan wajah datarnya.

Derren dan teman-temannya beranjak menjauh, sisakan Grey dan Ana yang kini saling berhadapan.

"Aku cantik ga?" Ana bertanya, FYI, ia sudah mulai akrab dan terbiasa dengan kehadiran Grey. Jadi, sifat manja dan clingynya pun sudah tidak malu-malu lagi ditunjukkan pada cowok dingin itu.

Grey meneliti penampilan Ana, sebelum melepas jasnya.

"Ga ada baju lain?"

Ana mendengus, Grey ini suka sekali menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan juga. Bikin bingung aja.

"Ih aku kan nanya cantik apa nggak abang!"

Grey mendengus, masih tatap intens gadis di hadapannya ini.

"Saya juga nanya, Ana. Kamu ga punya baju lain?"

"Kenapa sih? Baju aku kenapa emang?!"

Grey melangkah maju, sisakan jarak satu langkah di hadapan Ana, buat parfum maskulinnya tercium bebas oleh Ana.

"Kamu cantik, selalu cantik. Tapi, saya lebih suka kalau seperti ini. Jangan dilepas yaa, cantik," balas Grey, sambil menyampirkan jas hitam miliknya ke pundak Ana, tutup area lengan gadis itu yang terekspos.

Ana? Jangan ditanya. Ia sudah menegang di tempatnya, apalagi jantungnya semakin berdetak cepat akibat pujian cantik serta perlakuan manis dari abang sepupunya itu.

"Saya kesana dulu, kamu duduk gih. Acaranya sudah mau mulai," pamit Grey, sebelum beranjak dari hadapan gadis cantik yang ia buat salah tingkah itu.

GWS jantung dan hati Ana.

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYМесто, где живут истории. Откройте их для себя