11

788 28 1
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Pagi yang indah, tidak untuk Grey. semalam, cowok itu memutuskan untuk pulang di basecamp Hwarang. Tempat itu memang menyediakan kamar tidur serta fasilitas lainnya.

Usai menghidupkan alaram, cowok dengan seragam sekolah yang sudah rapih itu, menuruni tangga dengan aura dingin. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, namun Grey sudah siap untuk berangkat.

Lumayan mirip dengan keadaan Grey, Ana kini menyantap sarapannya dengan terpaksa. Suasana meja makan menjadi asing, dengan keberadaan Alex yang menggantikan Grey. Alex memang sudah mengambil alih tugas Grey, sejak pertunangan mereka kemarin malam.

Ana sibuk dengan ponselnya, ketika Alex justru tengah cerewet sambil menyetir. Ana memang tipe orang yang akan sangat terang-terngan menunjukkan ketidaksukaannya pada seseorang. Walau Grey terkenal akan tingkah dan ekspresinya yang terkesan kaku, bagi Ana itulah daya tarik seorang Christian Edward Grey Wellington.

"Kamu kenapa,hm?" tanya Alex, membuyarkan lamunan Ana.

Ana menggeleng pelan, memaksakan senyuman di wajahnya. 

"Cuman ga nyaman, biasanya berangkat sama Grey," balas Ana, melenyapkan senyuman ramah di wajah tampan milik Alex.

"Kamu harus terbiasa mulai sekarang. Kamu udah jadi tanggung jawab aku, remember kita bakal nikah sebentar lagi," jelas Alex, mengabaikan jawaban sinis Ana barusan.

Ana memilih mengabaikan ocehan menjengkelkan Alex, moodnya  semakin memburuk. Apalagi Grey yang seolah menghilang dari radarnya.

My Christian Grey

Abang kemana aja sih?

katanya mau ngechat

I miss u so bad ;(

Ana menunggu balasan Grey, cowok dingin itu selalu cepat membalas pesan darinya. Namun sepertinya Ana melupakan satu hal, mereka hanya sepasang saudara yang tidak bisa bertindak lebih, apalagi mengikuti perasaan masing-masing.

Tatapan para siswa menjadi sambutan, ketika Ana dan Alex memasuki area parkiran. Siulan-siulan menggoda, serta ucapan selamat kian mewarnai langkah mereka, ketika menuju ke kelas.

Ana memang populer di kalangan siswa dan guru, karena dirinya merupakan anggota club dance paling populer. Selain itu, menjadi adik dari seorang Angelo Albert juga menjadi salah satu alasan kepopulerannya.

Biasanya, Ana tidak akan merasa risih karena berjalan di koridor bersama Grey. Aura Grey, membuat para siswa segan untuk menyapanya apalagi sampai seberlebihan sekarang ini.

"Belajar yang bener yah, nanti siang aku jemput buat ke kantin bareng," ucap Alex, sebelum meninggalkan Ana di depan kelas gadis itu.

Ana memasuki kelasnya dengan perasaan sangat buruk. Tadi, ia sempat berpapasan dengan Grey di koridor. Hanya saja, cowok itu terlihat enggan menyapanya atau sekedar memberikan senyum padanya.

Jari mungil Ana, mengetik sesuatu di ponselnya. Sial, bahkan pesan yang ia kirimkan tadi belum dibaca oleh manusia es itu.

My Christian Grey
We need to talk.
Where are you?

Rooftop

Ana melangkahkan kakinya dengan cepat. Balasan singkat dari Grey tadi, seolah menjadi harapan besar untuknya.

"Grey!" teriak Ana, mengalihkan tatapan Grey yang sibuk dengan rokoknya.

"Hmm? Saya ga punya banyak waktu, please make it fast," balas Grey, masih setia membakar rokoknya.

"Kamu gila?! Kenapa ngerokok?" pekik Ana, mengalihlan tatapan Grey, dari rokoknya.

"It's not you business by the way," balas cowok itu, masih enggan membuang rokoknya.

"Kamu kenapa sih? Kenapa menjauh, kenapa kemarin malam ga ngomong apa-apa sama aku? Kenapa berubah?" tanya Ana, lengkap dengan ekspresi frustasi andalannya.

"Sejauh ini, saya masih bisa bilang kalau saya baik-baik aja. Setelah kejadian akhir-akhir ini, saya akhirnya sadar kalo kita harus punya batasan. Saya ga berubah, mungkin kamu lagi berhadapan sama versi lain dari Grey yang kamu kenal selama ini. Kalo cuman mau bilang itu, kamu sebaiknya ke kelas sekarang. Saya ga mau diceramahin sama Ayah atau tunangan kamu, kalo nanti kamu ketahuan bolos," jelas Grey, membuat Ana membisu di tampatnya.

Ana kira, cowok itu juga merindukannya. Seperti halnya Ana, yang sangat gelisah sejak kepergian Grey dari acara pertunangannya itu. Ana kira, cowok itu akan melakukan sesuatu. Seperti memarahinya karena berangkat bersama Alex. Ana lupa, ekspektasi yang terlalu tinggi itu sudah menutup kenyataan bahwa status mereka hanya sekedar sepupu. Bukan sepasang kekasih.

"Kamu berubah!" bentak Ana, sebelum meninggalkan rooftop.

***

Annyeong!!!

Seperti yg sudah dijanjikan
Author comeback guys...

Semoga part ini ga membingungkan dan kalian enjoy bacanya.

Jgn lupa vote sama komennya yah

See yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYWhere stories live. Discover now