00

622 20 4
                                    

Grey 7 y.o. & Anastasya 6 y.o. edisi hwarang' halloween party

Para orangtua sedang asik berbincang di halaman belakang kediaman Gio dan Caca, sementara tiga anak kecil dengan usia yang berbeda itu sibuk bermain di bangku taman, tidak jauh dari tempat para orangtua berkumpul.

Angelo, si kakak yang sudah duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar itu menatap malas ke arah adik perempuannya, Ana dan Grey---sepupunya yang sejak tadi tidak henti-hentinya menatap layar iPad yang sedang ia pakai untuk bermain game. Angelo mengangkat wajahnya, menghela napas begitu melihat Ayah dan Bundanya yang sedang asik mengobrol tanpa terganggu sedikit pun.

Kalau Angelo versi anak kuliahan adalah hasil kloning Gio yang sangat pecicilan dan jahil, maka cowok itu versi bocah SD adalah hasil fotocopy-an ayahnya, dingin, tidak suka keributan dan hal-hal yang membuatnya terganggu, dua bocah berbeda jenis kelamin itu misalnya. Grey dengan segala pertanyaannya bisa buat Angelo ingin menangis, sedangkan adiknya Ana yang akan menangis jika tidak direspon, lengkaplah sudah.

Grey dan Ana sebenarnya baru bertemu hari ini, sebelumnya Grey memang lebih banyak habiskan waktu di rumah omanya ketimbang di mansion, Caca yang meminta demikian karena tahu kalau anaknya sangat susah diatur kalau sudah mode jahil, Tapi, hari ini karena hanya kedatangan kakak sepupunya--Amela, jadilah Grey dibiarkan bermain dengan Angelo dan Ana. Kembali ke topik, awalnya Angelo kira kedua bocah itu tidak akan clop karena sifat yang bertolak belakang. 'Yang satunya tantrum, yang satunya jahil. pasti adek ga bakal akrab sih sama si Grey' batin Angelo sepanjang perjalanan tadi. Tapi, yang ia dapatkan malah bocah-bocah itu seolah sedang berkolaborasi untuk menganggu ketenangannya.

"Ini apa Bang?" itu suara Grey yang  mukanya menutupi hampir setengah layar iPad Angelo. Belum apa-apa Angelo sudah menghela napas lelah.

"Game," balasnya, geser sedikit kepala Grey agar permainannya tidak terganggu.

"Wah, aku boleh main ga?"

"Ga boleh!"

"Pelit anjir!"

Mata Angelo membola, apa itu tadi? Grey sudah pandai berkata kasar ternyata, Angelo jadi culture shock karena di rumahnya pasti akan langsung dijewer Arya kalau sampai mengucapkan kata keramat itu. Jangankan terucap, berdecak saja sudah kena omel abis-abisan karena tidak sopan.

"Apa lo bilang?!"

Grey nampak sedikit gelalapan karena Angelo menaikkan nada bicaranya, oh jangan lupakan tatapan tajam dari anak laki-laki yang ia kenal sebagai "Abang" itu.

"Engg Ga ada kok. Orang Grey bilang kalo nanti malam mau pake kostum Spiderman"

Angelo mendelik tidak suka. Bocah itu pintar ngeles juga ternyata, maka ia memilih untuk lanjut bermain game  saja begitu Ana terlihat hanya fokus dengan Grey saja usai pembahasan mengenai Spiderman tadi.

"Wah, Abang Gley jadi Spidelman?" ucap Ana dengan mata berbinar. FYI, Grey ini sudah bisa bilang R di usia 7 tahun karena sering diajarin "RAWRRR" saat bermain dengan Daddynya. Sedangkan Ana belum bisa, karena didikan Arya dan Amela sangat lembut pada gadis kecil itu, maklum anak perempuan.

Grey, bocah itu mengangguk sambil tersenyum bangga. Angelo berdecih, 'Dasar bocah freak!' batinnya, kemudian kembali fokus pada permaiannya yang sempat tertunda.

"Belalti, Abang bisa telbang-telbang ya?"

Grey lagi-lagi mengangguk sombong, kemdian dekatkan wajahnya ke telinga Ana, bisikkan sesuatu.

"Yesterday, a spider bites me and it make me spiderman, Can you bite me to make me your man?"

Angelo lagi-lagi berecih, mentang-mentang dua bocah itu disekolahkan di sekolah internasional sudah sok Inggris saja, Angelo waktu seumuran mereka ga begitu tuh. Saking kesalnya, Angelo sampai tidak menyadari kalimat terakhir Grey. 

Angelo kembali fokus pada permainannya hingga menyadari kalau kedua bocil tadi tidak lagi bersuara.

"WHAT THE HELL?! AYAH ANA CIUM GREY!!"

Percakapan para orangtua terhenti, teriakan melengking Angelo benar-benar menginterupsi, apalagi kedua pria yang disapa Ayah dan Daddy itu sudah saling tatap, sama-sama kaget.

Arya berjalan duluan, menghampiri putri kecilnya yang terlihat bengong usai kepergok oleh sang Abang. di tengah-tengah Grey dan Ana ada Angelo yang memisahkan mereka berdua.

"Adek ngapain tadi?" tanya Arya, sejajarkan tubuhnya dengan Ana, lirik sekilas ke arah Grey yang juga sudah dihampiri oleh Gio.

"Adek cuma kiss abang Gley saja Ayah," jawab bocah itu polos, tidak ada raut penyesalan atau bersalah di wajahnya.

"Kenapa? kan Ayah bilang adek tida boleh kiss orang lain selain Ayah, Bunda dan Abang,"

"Kalna Adek suka abang Gley, abang Gley kelen bisa jadi Spidelman," Arya tepuk jidatnya, bingung bagaimana harus memarahi duplikat Amela ini, Ana terlalu lucu untuk ia marahi, maka pria itu hanya menatap tajam ke arah Gio yang dengan bangganya bertos ria dengan putranya, Grey.

"Lain kali adeknya dijagain dong, Bang! iPadnya ayah sita seminggu," akhirnya siapa yang kena? YUP! Angelo juga kambing hitamnya. Tahu begitu tidak mengadu tadi, sabar yah Abang Gelo.

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYWhere stories live. Discover now