7

1K 37 4
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Grey tengah asik bercanda dengan Ana, sambil membersihkan rumah, ketika bel apartemennya berbunyi.

Cowok dengan kaos yang ditanggalkan itu, memilih untuk membuka pintu.

"Mana Ana?" tanya Arya, begitu Grey hendak menyapanya.

Grey berdehem sebentar, mencoba mencairkan suasana tegang yang baru saja diciptakan oleh omnya itu.

"Ayah?!" pekik Ana, yang memang memikih untuk menyusul Grey.

"Sudah puas kan mainnya? Sekaramg ikut ayah, kita pulang!" titah Arya, disambut gelengan kuat Ana. Gadis itu bahkan memeluk erat tubuh tegap Grey, yang hanya bisa mematung.

"Ana ga mau dijodohin," balas gadis itu, masih di tempat persembunyiannya.

"Ana, kamu harus bicara baik-baik sama ayah. Bukan kabur ke apartemen cowok kayak gini, kamu juga Grey! Kalian sepupu, tapi kalian juga sama-sama sudah dewasa. Kamu kira ini ga akan menimbulkan fitnah? Kalo aja Alex ga ngasih tau saya, mungkin Ana bakal di sini sampai berbulan-bulan kan?" jelas Arya dengan suara tegasnya.

Grey menunduk, kemudian meminta maaf dengan sopan. Merutuki Angelo yang sepertinya lupa memberitahu Arya akan hal ini.

"Apaan sih, kok ngadu? Cowok apa banci itu?" kesal Ana, yang terlihat memaki Alex dengan suara pelan.

"Kamu ga berhak untuk ngasih komentar, sekarang ikut dan kita pulang," bantah Arya, membuat nyali Ana menciut.

"Yaudah, ayah tunggu di bawah! Ana mau ngambil baramg dulu, abis itu nyusul," jawab Ana dengan suara lesunya.

Arya mengangkat sebelah alisnya, meragukan jawaban putri kecilnya itu.

"Ana serius, Yah!" final Ana, sebelum Arya benar-benar keluar dari apartemen itu.

"Udah waktunya pulang, jangan sedih gitu. Kan saya bisa main ke rumah kamu, atau telfonan sama kamu. Hey, kita ga hidup di dunia yang berbeda Ana,jangan mewek!" ucap Grey,dengan tangan yang dibuk merapihkan rambut berantakan Ana.

Dengan berat hati,gadis itu melepas pelukannya pada Grey. Langkah lesu itu membawanya ke kamar Grey,mengambil beberapa baju yang mereka beli bersama untuk dibawa pulang.

Setelah semuanya selesai,gadis itu kembali ke ruang tamu. Tempat dimana Grey berada.

Grey membalas pelukan hangat nan erat yang diberikan oleh Ana. Ada sedikit rasa tidak rela, ketika mengetahui gadisnya akan pulang.

"Kamu harus jawab telfon aku!"

Grey mengangguk sambil berdehem

"Chat aku juga, kalo aku ga ngechat kamu harus inisiatif,"

Lagi, cowok itu menjawab dengan anggukan dan deheman.

"Kamu ga boleh bawa cewek lain ke sini, awas aja kalo berani!"

Grey memutar bola matanya malas, yang benar saja.

"Never!" balas cowok itu, mengukir senyuman manis di wajah Ana.

"Antar jemput aku, ga boleh lupa!"

Grey membalas dengan sikap hormat, lengkap dengan senyum manisnya.

"Aku sayang kamu," ucap Ana yang hanya dibalas anggukan oleh Grey.

"Dibales dong!" kesal Ana, masih memeluk Grey.

"Nanti aja, kamu buruan gih turunnya. Kasian Om Arya udah nunggu lama," balas Grey, membuat Ana kesal dan langsung melepaskan pelukan mereka.

Cup

Grey mencium puncak kepala Ana, sebelum gadis itu benar-benar menghilang di balik pintu. Detak jantungnya sudah tidak beraturam, sejak mendengar perkataan Ana tadi. Hanya saja, cowok itu teringat akan status mereka.

Kepergian Ana beberapa saat yang lalu, membuat Grey tak henti-hentinya menghela napas. Perasaan yang coba ia elak, ternyata sudah tumbuh semakin dalam tanpa ia sadari. Kebersamaan singkatnya dengan Ana selama hampir dua minggu ini, membuat cowok itu melupakan tembok yang harus tercipta karena status mereka.

Grey menyuka Ana, itulah yang ia coba tepis selama ini. Namun, sepertinya semesta benar-benar tidak ingin berpihak padanya. Terbukti dengan dirinya yang entah bagaimana telah menjadi orang kepercayaan Arya dan Amela, untuk menajaga Ana.

***

Annyeong!!!
Libur telah tiba, but author lagi ga mood bgt, soalnya ada sedikit yg mengganjal hati dan pikiran hehe.

Maaf baru bisa up, tapi walaupun begitu author bangga bisa nulis sejauh ini. Mungkin ini akan jadi cerita yang author tekuni, setelah ini baru lanjut series Hwarang lagi.

Semoga kalian suka yah, jgn lupa vote sama komennya.

See yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYWhere stories live. Discover now