45

380 10 0
                                    

Happy reading <3

Grey menatap istrinya yang terus melamun sepajang perjalanan menuju kediaman mereka. Entah apa yang membuat Ana yang selalu ceria bisa bertingkah seperti sekarang ini.

"Kamu kenapa, hm?" tanya cowok itu, setelah mematikan mesin mobilnya. Ana sama sekali tidak menggubris ucapannya sejak di jalan tadi, bahkan gadis itu tidak menyadari kalau mereka sudah tiba di rumah.

"Eoh? Ga, aku ga kenapa-kenapa kok," balas Ana, lantas melepaskan sabuk pengamannya.

Grey memilih untuk diam saja, cowok itu tidak ingin membuat istrinya semakin bad mood. Setidaknya ia akan menunggu sampai Ana yang menceritakannya sendiri.

Ana masih saja enggan bercerita pada Grey, bahkan ketika gadis itu hendak berendam di bathup, ia hanya terdiam sambil menikmati aroma lilin aroma terapi yang memang sengaja ia tempatkan di kamar mandi.

Grey mengusap wajahnya frustasi, cowok itu memutuskan untuk bertanya pada Ana, ia sudah tidak tahan melihat istrinya menyimpan sesuatu darinya. Apalagi, Ana tidak pernah seperti ini sebelumnya. Gadis itu selalu menceritakan hampir semua masalahnya pada Grey, jadi jika hal tersebut disembunyikan darinya, mungkin saja itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan dirinya bukan?

"Can I join?" tanya Grey, sambil menatap Ana yang tengah asik melamun sambil berendam. 

Ana terdiam sebentar,  gadis itu menatap intens sang suami yang kini hanya mengenakan celana boxernya saja, sebelum akhirnya mengangguk sebagai jawaban. 

Grey mengambil posisi di depan istrinya, tatapan tajamnya sibuk menatap sang istri. Ana terlihat diam saja, bahan saat Grey menangkup sebelah pipinya.

"Did you hide something from me?" tanya Grey, masih dalam posisi menangkup pipi istrinya.

Ana menggeleng pelan, gadis itu menggenggam tangan Grey sambil menatap teduh ke arah sang suami. 

"Aku ga nyembunyiin apapun dari kamu, I always tell you everything and there's no reason to hide something. Kecuali itu sesuatu yang serius. Lanjutin aja berendamnya, aku mau ganti baju dulu," jelas Ana, lantas meninggalkan Grey dengan sebuah kecupan di pipi cowok itu.

Grey menghela napas pelan, cowok itu memilih untuk menikmati air hangat di bathup  sambil memejamkan matanya. Padahal, malam ini harusnya ia menagih jatahnya sebagai suami pada Ana, namun, melihat istrinya yang seperti tadi mungkin ia akan menagihnya lain kali. Atau, mungkin saja hal tersebut adalah penyebab Ana bertingkah aneh.

Grey bergegas menuju wear drop, usai berkelana dengan pikirannya. Ia akan bertanya pada Ana nanti setelah selesai berpakaian. Cowok itu hanya tidak ingin mereka terlibat dalam situasi yang canggung lagi.

Sementara itu, Ana tengah terduduk di ranjang king size miliknya dan Grey. Gadis itu terus saja terbayang ucapan kerabat mereka saat syukuran tadi. "Ana kapan nih nyusul? Kamu sama Grey harusnya udah punya baby lho sekarang. atau kamu belum ngasih jatah ke suami kamu?" begitulah kira-kira ucapan para kerabatnya. Kalau boleh jujur, Ana sudah siap untuk memiliki anak atau melayani suaminya seperti seorang istri pada umumnya. Hanya saja, gadis itu memikirkan bagaimana jika nanti kehamilannya akan merepotkan Grey yang hendak berkuliah itu? 

Lamunan Ana buyar, ketika melihat sang suami yang keluar dari ruang ganti dengan mengenakan celana piamanya saja, tanpa atasan.

"Grey, aku mau hamil!" ucap Ana dengan suara yang sedikit meninggi, membuat Grey spontan menjatuhkan ponsel yang ada dalam genggamannya.

"An, apaan itu? kenapa tiba-tiba?" balas Grey, sambil berjalan mendekati istrinya.

"Aku tau kamu bakal sibuk kuliah dan kerja kedepannya, tapi disamping ucapan tante-tante kita yang desak aku buat punya anak, aku juga pengen jadi istri yang seutuhnya buat kamu. Aku ga perlu kuliah, aku pengen jadi ibu rumah tangga yang bisa nungguin suaminya pulang kantor tiap sore, yang selalu nyiapin kebutuhan suaminya, termasuk ngerasain gimana rasanya hamil dan punya anak. Aku hampir gila karna mikirin ini daritadi Grey. So, please! Aku mau hamil, boleh kan kita punya anak sekarang?" jelas Ana dengan napas memburu serta detak jantung yang berpacu lebih cepat.

"Kamu serius sayang? Saya ga mau kamu ngelakuin ini karena terpaksa atau karena saya yang udah berhasil menang tantangan ayah. Saya ga keberatan buat nunggu sampai kamu benar-benar siap kok," balas Grey dengan tatapan serius miliknya.

***

Annyeong!!!

yuhuuu double up for u guys

enjoy!!!

jgn lupa voment

CU <3

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYWhere stories live. Discover now