1

2.6K 103 88
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Keringat membasahi seluruh wajah serta leher milik seorang cowok jakung, yang kini masih sibuk mendribble bola orange. Mengabaikan napas yang ngos-ngosan, cowok itu terus memasukan bola ke ring untuk mencetak poin.

Dia Grey, most wanted boy sekaligus ketua dari geng turun temurun yang sudah sangat terkenal sejak dulu, Hwarang. Perkumpulan yang bisa dibilang gudangnya cogan itu memang sudah terkenal di SMA Harapan, sejak jaman Reyhan Aleander Albert dkk.

Para cewek mulai berdiri berjejer rapih, di tribun pertama. Mereka masing-masing memegang sebotol air, berharap agar Grey dapat meminum salah satu diantaranya.

Pertandingan basket baru saja usai, tentu saja SMA Harapan menang. Para cowok mulai meninggalkan lapangan, dipimpin oleh Grey.
Cowok dengan tatapan bak elang itu berjalan santai, mengabaikan pesona yang ia berikan lewat wajah datar dengan hiasan keringatnya yang menambah kesan hot itu.

"Abang, kenapa masih di sini?" tanya Ana, gadis dengan rambut yang dicepol asal itu menerobos masuk ke ruang ganti anak basket.

Merasa terpanggil, Grey yang memang memutuskan untuk duduk sebentar sebelum mengganti bajunya itu, menatap gadis kecil itu dengan senyuman.

"Males. Tadi kenapa saya ga liat kamu di tribun? Tumben banget ga nonton, padahal kemarin-kemarin kamu yang paling semangat nanya," tanya cowok itu, sambil mengisyaratkan Ana untuk mendekat.

"Tadi aku ikut remidi Fisika tau, ngeselin banget gurunya. Soalnya beranak cucu," adu Ana, dengan bibir yang mengercut lucu.

"Pantas aja rambut kamu aneh gini. Kok tumben remidi? Ga belajar ya?" tanya Grey, dengan tangan yang mulai membuka cepolan rambut Ana, untuk ia kepang.

"Bukan, Ana ga masuk pas dia jelasin bab lima. Udah nanya temen tapi ga mudeng, akhirnya tadi ikutan remidi," jelas gadis kecil itu dengan ekspresi kesal yang tak kunjung hilang dari wajahnya.

"Lain kali, tanya ke saya aja. Kamu kan biasanya gitu, atau tanya ke Jelo, dia yang paling jago," balas Grey dengan elusan pelan yang ia berikan di kepala Ana.

"Iya nanti aku nanya kalo udah balik dari sekolah, abang kenapa kepang rambutku terus sih?"

Grey terkekeh pelan, Ana paling kesal kalau dia sudah mengepang rambut cewek itu. Karena, pipi chubby cewek itu akan semakin nampak.

"Biar kayak frozen. Awas aja di lepas, saya bakal marah lho," balas Grey membuat Ana mengangguk pelan. Sepertinya gadis kecilnya itu sedang bad mood.

"Mau saya peluk?" tanya Grey, mengundang tatapan penuh tanya milik Ana.

"Peluknya setelah saya mandi dan ganti baju aja yah? Soalnya sekarang lagi keringetan banget," tambahnya, mengundang tatapan kesal Ana.

"Ih, pasti tadi para cabe ngeliat abang keringetan. Kan ga boleh," kesal cewek itu, yang kini sudah menyadari bahwa Grey masih berkeringat sehabis pertandingan tadi.

"Come on Ana! Mereka cuman liat saya keringetan, tapi kamu. Cuma kamu yang ngelihat saya tanpa kaos," balas Grey, lantas menanggalkan kaos basketnya kemudian berlalu ke kamar mandi.

Grey sudah selesai mandi, namun cowok itu belum mengancingkan seluruh kemeja sekolahnya. Cowok dengan rambut yang sudah setengah kering itu, mendekat ke arah Ana.

Gadisnya tengah melamun, tipikal Ana sekali kalau sedang bad mood.

"Kenapa, hm?" ucap Grey, sambil memeluk Ana tanpa permisi.

"Gapapa, cuman males aja. Abang kenapa ga ngancing bajunya? Mau pamer roti sobeknya ke cabe-cabean?" jawab Ana diakhiri dengusan kesal.

"Enak aja, emang saya cowok apaan? Kancingin dong," balas Grey yang membuat Ana dengan telaten mengancingkan kemeja cowok tinggi itu.

"Udah kan? Mau aku sisipin juga bajunya ke celana?" tanya Ana dibalas sentilan pelan di keningnya.

"Mesum!" ucap Grey, sebelum mengajak Ana untuk diantar pulang.

Sebenarnya, Grey bukan satu-satunya sepupu yang bisa menjaga ana. Seorang Arya Angelo Albert, bisa saja menyuruh para anggota Hwarang untuk memantau anak gadisnya itu. Namun, entah bagaimana mereka memilih Grey sebagai kandidat utama.

Ana memiliki seoramg abang, Angelo William Albert namanya. Sayangnya, mereka tidak sedekat dulu, sejak abangnya melepas jabatan sebagai ketua Hwarang, cowok itu sibuk dengan dunia kuliahnya. Kalau kata Grey, "Calon penerus Einstein,"

"Mau langsung pulang ke rumah, atau mampir dulu?" tanya Grey, yanh dibalas gelengan pelan oleh Ana.

Pesan singkat dari ayahnya tadi, sungguh membuatnya tidak bisa berkutik.

***

Annyeong!!!

Semalam kita berpisan sama Caca dan Gio. But, kita ketemu lagi sama mereka nanti di sini.

Kalian pasti suka sama kisahnya abang Grey yang udah bersarang di otak author. Semoga bisa yah konsisten nulis dua cerita tentang ketua geng😂 kalo gabut, bisa cek profil author, ada cerita Mr. Alexander yg ga kalah seru lho.

Jgn lupa voment yah

See yaaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang