3

1.3K 59 6
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Hingar bingar club malam tidak membuat seorang Grey terganggu. Cowok dengan kaos hitam, serta celana jeans senada itu memilih berlalu santai menyusuri isi tempat yang sangat dibenci sang ayah itu.

Grey memang sering datang ke tempat ini, bukan pecandu rokok, minuman beralkohol ataupun narkoba. Cowok itu hanya mengisi kosongnya kehidupan yang ia miliki dengan suasana club.

Mata tajamnya memicing, kala dari kejauhan ia menangkap sosok gadia yang sangat ia kenali, tengah terduduk di bar dengan tangan yang memegang segelas kecil cairan bening.

"Shit! You must be kidding me!" umpatnya, sebelum bergegas menghampiri gadis itu.

Ana tersentak, ketika seseorang menarik paksa gelas berisi vodka pesanannya. Dirinya sedamg kalut, dan apa ini? Seseoramg mengganggunya, oh ayolah.

"What the f*ck are you doing here?"

Belum sempat bersuara, gadis yang sudah lumayan terpengaruh alkohol itu menegang. Suara bariton yang sangat dikenalnya, apalagi umpatan itu.

"Napas," balasnya, mencoba berekting seolah sudah samgat mabuk.

"Really? Napas di tempat orang ngabisin napasnya buat ciuman?!" balas Grey tak kalah sengit, cowok itu bahkan sudah melilitkan jaketnya di pinggamg Ana. Mencoba menutupi paha mulus nan menghoda itu, dari tatapan lapar para pria hidung belang.

Ana diam tak berkutik, ketika dengan rangkulan posesif Grey membawanya menuju parkiran. Mereka bahkan tidak berbicara sejak masuk ke dalam mobil.

"Turun!" titah Grey, ketika mereka sudah tiba di kediaman keluarga Albert.

Ana menggeleng kuat, gadis itu menggenggam erat tangan Grey yang hendak membuka sabut pengamannya.

"Please, kita ke apart kamu dan aku bakal jelasin semuanya," pinta gadis itu, sebelum akhirnya mendapat pelototan tajam Grey.

"Come on Grey! We can't be here," tambah Ana, sebelum akhirnya bernapas lega karena Grey sudah melajukan mobilnya.

Grey menutup kasar pintu apartemennya, melepaskan kaosnya kemudian melemparknya asal ke arah sofa.

Ana terdiam, takut menatap cowok di hadapannya itu. Ketimbang ditangkap basah oleh Arya yang notabenenya adalah ayahnya, ia lebih takut menghadapi kemurkahan Grey.

"Jelasin sekarang!" titah Grey dengan napas memburu. Entah kenapa, ia merasa seperti sudah gagal menjaga gadisnya sekarang.

"Aku dijodohin, setres karna kamu ga bisa dihubungi dan akhirnya ke club sebagai pelarian," jelas gadis itu, mengundang tatapan tajam Grey.

"Siapa calon suami kamu? Dan kenapa harus selalu saya yang kamu minta bantuan?" tanya Grey yang merasa amat sangat kesal sekarang.

"Can we just talk about it later? Aku kalut dan cuman kamu yang selalu bisa nenangin aku, sekalipun bang Jelo sama Ayah berusaha, mereka ga bakalan bisa!" bentak Ana dengan ekspresi frustasinya.

"Should I kill him? Kamu cukup ke apartemen saya, kenapa harus ke sana? Kamu mau diperkosa om-om? Iya?!" kesal Grey dengan tatapan horornya. Sial, Ana tidak bisa berkutik sekarang.

"Seenggaknya aku ga bunuh diri," balas Ana, lagi-lagi mengalihkan tatapannya dari roti sobek milik Grey yang kini menjadi totonan gratisnya.

"Kamu gila?!" bentak Grey membuyarkan lamunan cewek itu. Yah, sepertinya Ana sudah gila, karena terus mengusik topik yang samgat dibenci oleh sepupunya itu.

"If you think so," balasnya sebelum mencium bibir seksi milik Grey.

Sial, ia kehilangan pertahanan dirinya hanya karena melihat Grey itu menggigit bibirnya.

"Kamu?!"

"Iya aku gila, aku gila karna abang sepupuku lebih menarik dsri cowok lain! Aku gila karna tertarik sama orang yang ga bisa kugapai, aku gila kar-mmphh"

***

Gaje ga sih?

Author sedang dilema, kemaren nulis gio pake pov yg beda sekarang ganti pov jadi kaku hiks

Semoga kalian suka yah

Jgn lupa voment

Love yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYDove le storie prendono vita. Scoprilo ora