8

934 28 2
                                    

Typo bertebaran gengs

Happy reading

Grey berjalan dengan malas memasuki kediaman orangtuanya. Di teras, terlihat Gio yang tengah bersantai dengan secangkir teh, sambil mengobrol bersama Caca.

"Tumben kesini? kamu abis disantet yah?" tanya Gio,membuat putra sematawayangnya itu memutar bola mata malas.

"Mom buatin teh mau?" tambah Caca, membuat Grey mengangguk dengan senyum mengembang sambil menatap sang Mommy.

"Jangan banyak tingkah deh, jujur cepetan! kamu ga mungkin ke rumah Daddy kalo ga butuh sesuatu," ucap Gio, yang sudah hafal betul dengan tingkah anaknya itu.

Grey tersenyum simpul. Menampilkan lesung pipinya yang tidak begitu dalam. Cowok itu memang datang ke rumah ini karena ingin mendapatkan informasi dari ayahnya. Walaupun rumah orangtuanya bisa jadi tempat healing, tetap saja Ia hanya datang di saat benar-benar penting.

"Kamu kenapa sih? udah jarang banget datang ke rumah ini, biasanya juga kamu sering datang buat ngobrol sama Daddy. Oh iya, Ana mau dijodohin yah?" ucap Caca, dengan nampan berisi secangkir teh lengkap dengan sepiring brownis kesukaan Grey.

"Katanya sih gitu, Mom. Emang Mom tau, Ana mau dijodohin sama siapa?" balas Grey,mulai menyeruput tehnya.

"Spesifiknya ga tau, tapi dia anggota inti Hwarang juga kalo ga salah. Padahal Mba Amel benci banget yang namanya perjodohan," jelas Caca, membuat Gio dan Grey menyergit heran.

"Kelihatan sih, Tante Amel mukanya kayak murung gitu, pas aku ngambil seragam Ana minggu lalu. Emang kenapasih Ana harus nikah muda? sama anggota inti pula,"tanya Grey yang memang merasa dongkol dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui.

Caca terlihat mengangkat bahu, sepertinya hanya itu informasi yang bisa ia dapatkan dari sang Mommy. Berbekal perasaan kesal bercampur dongkolnya, Grey menatap penuh harap pada Gio. Pria yang merupakan gambaran dirinya versi dewasa itu membalas tatapan Grey dengan satu alis terangkat.  Seolah bertanya 'Apa?'.

"Dad yakin ga tau apa-apa? saya kok ga percaya yah?" tanya Grey dengan mata memicing curiga.

"Ga usah sok formal gitu,bocah! emang kenapa dari tadi nanya-nanya tentang Ana? naksir apa sirik?" tanya Gio dengan ekspresi tengil khasnya itu.

Grey mendengus, ingin rasanya ia menyusul sang mommy ke dalam rumah. Hanya saja, rasa penasarannya begitu besar yang membuat cowok itu betah berlama-lama di dekat ayahnya.

"Tinggal jawab aja kali, Dad," kesal Grey, mulai memakan kue kesukaannya itu.

Gio berdehem sebentar. Ada perasaan curiga, ketika melihat tingkah putranya itu. Kalau boleh jujur, Gio ingin sekali menjodohkan Grey dan Ana. Hanya saja, hubungan mereka bukan sekedar kerabat, tapi adanya ikatan keluarga antara Amela dan Caca menghambat niatnya itu.

"Sebenarnya kamu ga boleh nanya-nanya gini. Kesannya kayak kamu suka sama Ana lagi, Daddy harap itu ga bener yah. Arya jodohin Ana sama Alex, menurut Arya dia yang masuk kriterianya beda tipislah sama kamu. Arya milih anggota inti, karna dia itu udah diakui kemampuannya. Walaupun kamu lebih jago, ganteng dan pinter, kalian ga mungkin bisa sama-sama. Sekian," jelas Gio, mmebuat Grey mendengus tidak suka. Entah kenapa, cowok itu menjadi kesal sekarang.

"Oh ya, nanti malam kita diundang makan malam ke rumah mereka lho. Katanya sih sekalian Ana tunangan, kamu mau ikut?" tambah Gio, membuat Grey melotot kaget. Sial! Perasaan baru saja mereka dijodohkan, kenapa langsung tunangan?

Grey hendak menyampaikan protesnya, ketika Bi Tuti, pembantu di rumah orangtuanya itu berlarian ke arah mereka dengan wajah panik.

"Bibi kenapa?" tanya Gio mewakili Grey yang terlihat sama-sama bingung.

Bi Tuti terlihat mengatur napasnya sebentar, sebelum kembali bersuara.

"Itu, Pak. Bu Caca pingsan," jawab Bi Tuti mengundang tatapan panik dua pria berbeda usia itu.

***

Annyeong!!!

Sorry for late,
Semoga kalian suka part ini yah

Jgn lupa vote dan komen untuk next update

See yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYМесто, где живут истории. Откройте их для себя