23

607 21 2
                                    

Typo bertebaran gengs
Happy reading

Grey menatap manik mata Ana yang memancarkan keindahan. Salah satu hal favoritenya itu terlihat menatap ke arahnya, jangan lupakan senyuman manis khas Ana sebagai pelengkap kecantikan gadis itu.

"Ana, saya ga tau harus mulai dari mana. Tapi, saya mau bilang kalau dipertemukan sama kamu itu adalah hal terindah dalam hidup saya. Kamu mungkin sebelumnya banyak menderita karna saya yang seolah menjauh dan ngasih harapan palsu ke kamu. Itu semua saya lakukan semata-mata karna status kita. Saya kaku, saya ga bisa bikin puisi romantis atau sesuatu yang mungkin kamu harapkan. Saya ga mau jadi sosok lain, hanya untuk kebahagiaan sesaat. Ana, kamu tau hampir semuanya tentang saya, kita saling melengkapi dan saling cinta. So, will you merry me and spend the rest of your life with me?" ucap Grey, setelah itu mulai mengeluarkan cincin berhias berlian itu dari tempatnya.

Ana meneteskan airmata, usai mendengarkan pernyataan Grey. Sungguh, cowok itu penuh dengan kejutan. Ana sampai kehabisan kata-kata untuk membalasnya.

"I do," jawab Ana, usai menghirup lebih banyak oksigen.

Grey memasangkan cincin perak tadi, pada jari manis Ana. Terlihat sangat pas dan cantik memang. Ah, cowok itu lupa. Ana tidak pernah terlihat jelek di matanya.

Ana dan Grey menikmati makan malam romantis mereka, dengan Grey yang sesekali memberikan pujian tentang penampilan Ana malam itu. sederhana memang, tapi itulah kebahagiaan yang mungkin selama ini direnggut dari mereka berdua.

Ana menatap manik mata Grey, yang kini tengah membuka kaos putihnya,menyisahkan celana piyama pendek yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Ini mungkin hal yang salah, namun mereka berani bersumpah, bahwa keduanya hanya tidur bersama tanpa melakukan hal yang diluar batas. you know lah

"Kenapa dari tadi senyum terus,hm?" tanya Grey, yang kini sudah merebahkan tubuhnya di samping Ana.

Ana menggeleng pelan, tangannya sibuk mengelus lembut rambut hitam legam milik kekasihnya itu. Entah mengapa, tangan Ana seperti diprogram untuk langsung mengelus rambut Grey, setiap kali cowok itu tertidur di sisinya.

"Aku boleh nanya?"

Grey mengangguk saja sebagai jawaban, usai mendengar pertanyaan dari sang kekasih. Usapan Ana pada rambutnya, sungguh sangat nyaman untuk sekedar diabaikan.

"Kenapa kamu langsung lamar aku? kenapa kita ga pacaran dulu, biar kayak orang-orang?" tanya Ana, dengan tatapan serius yang terus menatap Grey.

"Saya mau nikah dulu, baru pacarannya nanti pas udah halal. Kita mungkin ga sesuci itu, kita ga bisa ngelak karena udah pernah ciuman beberapa kali, but what I mean is saya ga mau kehilangan kamu. Dengan kita menikah, kamu bisa sepenuhnya dalam pengawasan saya dan bisa sepenuhnya jadi tanggungjawab saya. Ana, mungkin saya kedengeran nekat atau apalah yang ada di pikiran kamu, tapi saya percaya bahwa kesempata hanya datang satu kali. Sekalipun ada kesempatan kedua, mungkin itu hanya secuil harapan yang bisa aja gagal. Saya  mungkin egois , tapi tolong percaya kalau saya  ga mau lagi ada rintangan yang bakal misahin kita dan mungkin bakalan susah buat dilewatkan. Jadi, saya harap kamu mau memahami maksud dan tujuan saya nikahin kamu yah, sayang," jelas Grey, mengundang senyuman lebar di wajah Ana.

"Kamu kenapa bisa seromantis ini sih? Kamu kan Grey!" kesal Ana, dibalas kernyitan Grey.

"Emangnya ga boleh?"

"Ya boleh, tapi kamu kalau mau romantis ngasi kode dulu kek. Aku kan mleyot jadinya," 

Grey langsung terkekeh ketika melihat wajah cemberut Ana, dalam hatinya iya berharap agar Ana akan selalu bahagia dan ceria bersamanya.

***

Annyeong!!!

yuhuuuu I'm back!

kalian pasti kepo kan?

tuh aku kasih part uwuuu wkwkwk

semoga suka yah

jgn lupa voment

see yaa

Hwarang's

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYWhere stories live. Discover now