46

396 7 0
                                    

Happy reading <3

WARNING 18+ content (sebagian)

Grey menatap intens istrinya yang kini menggenggam erat tangannya. Ia benar-benar bingung harus melakukan apa kali ini. Di satu sisi, ia adalah pria normal yang tentunya bisa saja mengabulkan permintaan Ana. Namun, ia tidak akan memaksakannya apalagi sampai melakukan sesuatu ketika istrinya tidak benar-benar menginginkan hal tersebut.

"Sayang, saya ga bakal lakuin itu kalau kamu ga mau. Kamu ga perlu mikirin omongan orang, yang ngejalanin itu kita dan saya bahagia kok, kita tunggu sampe kamu siap ya?" ucap Grey, sekali lagi mencoba menenangkan Ana. Ia tahu, istrinya itu hanya merasa tidak enak karena omongan keluarganya di pesta. Bukan berarti tidak ingin memiliki anak, Grey hanya ingin memberikan waktu untuk Ana menikmati masa muda dan kehidupan pernikahan mereka, sebelum sibuk mengurusi anak mereka nanti.

"Nggak Grey! Aku serius! Aku ga minta ini tanpa alasan. Aku beneran mau jadi istri yang baik buat kamu, di samping omongan keluarga aku juga udah kepengen punya bayi tau. Jadi tolong jangan gini sayang, aku beneran udah siap, hiks," Ana terisak usai mengutarakan isi hatinya yang selama ini ia simpan rapat. Gadis itu memeluk erat tubuh atletis milik Grey yang sigap memeluknya.

Grey terdiam, masih setia mengusap lembut rambut panjang istrinya yang sudah berhenti menangis. Ia tidak menyangka, kalau Ana bisa berpikir demikian.

Pelukan hangat Grey membuat Ana nyaman, gadis itu sudah merasa lebih tenang dan tidak menangis lagi. Ia sudah lega, karena isi hatinya sudah berhasil ia utarakan.

Grey mencium kening istrinya dengan tulus, ia tidak pernah suka jika Ana menangis apapun alasannya. Ia memang sangat posesif terhadap orang yang ia sayangi, mungkin itu menurun dari sang ayah.

"Mau saya bikinin teh ga?" tanya Grey, setelah mengurai pelukan mereka.

Ana tersenyum, gadis dengan mata sembab itu berpikir sebentar kemudian menggeleng pelan.

"Kamu mau makan ramen sama aku ga?" balas Ana, yang diangguki oleh Grey. Cowok itu kira, Ana benar-benar mengajaknya untuk makan mie instan ala Korea, tidak tahu saja dia kalau ungkapan itu punya makna lain.

Senyum di wajah Ana memudar, ketika suaminya sudah berdiri dan hendak beranjak ke dapur.

'Anjir lupa! Dia pasti ga ngerti' batinnya sambil mendengus kesal.

"Kamu mau kemana?"

"Bikinin ramen kan, katanya tadi mau makan ramen aja," balas Grey, lengkap dengan ekspresi kebingungan cowok itu.

Ana menepuk jidatnya pelan, tepat sekali tebakannya barusan. Grey tidak mungkin paham.

"Jangan ke mana-mana!"

"Lho? Kita pesan aja ramennya? Apa gimana sayang?"

Ck!

Ana menarik kuat tangan Grey yang berdiri di hadapannya, membuat cowok itu terhuyung ke depan.

Grey terlihat kaget dengan tingkah istrinya yang tiba-tiba menjadi agresif dalam semalam. Cowok itu mati-matian menahan konsentrasinya, karena wajah mereka sangat dekat sekarang.

Cup

"Kalo aku bilang mau makan ramen, artinya aku yang jadi ramennya!" ucap Ana, usai mencium bibir Grey.

Grey terlihat masih memproses ucapan istrinya barusan. Melihat tingkah suaminya, membuat Ana menunjukkan smirknya sebelum kembali mencium suaminya.

Kali ini Grey tidak diam saja, cowok itu sudah membalas ciuman istrinya dengan semakin mendominasi. Ia bahkan mengunci pergerakan Ana dengan menggenggam kedua tangan gadis itu di atas kepalanya.

"Let's make a baby, darling!" ucap Grey, mengawali malam panjang mereka.

***

Yuhuuu annyeong!!

How are u guys?
Aku lihat, makin banyak yg nambahin cerita ini ke reading listnya terharu bgt huhu.
Maaf aku baru up lagi karena nulis bab ini butuh konsentrasi eaa supaya ga vulgar bgt tapi dapet jalan ceritanya.

Kasih tau dong, kalian tau cerita ini darimana?

Jgn lupa voment
CU

Love you guys💕😘

 [Wellington's 1] MY POSSESIVE GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang