Vesuvius tersenyum. Melipat kedua tangan dan meletakkannya di pinggang dengan dada yang membusung. Menyombongkan diri.
"Bukankah pamanmu ini sangat keren?"
Lilyana melempar tatapan jijik pada Vesuvius.
"Tidak sama sekali!" tegas Lilyana dalam hatinya.
Vesuvius tersenyum. Dilihat dari cara Lilyana menatapnya sejak tadi, Vesuvius tahu jika dirinya sudah dibenci oleh keponakannya ini. Meski begitu, tidak apa-apa. Mau bagaimana pun, Vesuvius adalah paman bayi kecil ini.
"Vius? Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Duke Noewera yang masuk ke kamar Lilyana.
Vesuvius menoleh. Tersenyum. Menyambut kedatangan kakak ipar yang datang bersama istri barunya.
Lilyana diam. Kembali berpikir.
Melihat Duke Noewera memanggil pria sialan ini dengan sangat nyaman dan bicara menggunakan bahasa santai, artinya hubungan keduanya cukup dekat. Sayang sekali. Itu artinya, Lilyana tidak bisa membunuh pria itu sebelum dirinya pergi dari sini.
Lilyana tidak ingin dicari karena kasus pembunuhan terhadap orang-orang Duke Noewera.
Tapi, kalau dipukul kepalanya tidak apa-apa, kan? Barang sekali saja.
"Selamat siang, Tuan Duke dan Nyonya Duchess. Saya datang kemari untuk melihat keadaan putri bungsu anda. Dan, kelihatannya Nona Clarice baik-baik saja." kata Vesuvius yang seketika berubah menjadi seorang bangsawan yang sopan dan ramah.
"Aku memang baik-baik saja, sampai kau datang!"
Lilyana memelototi Vesuvius.
"Hei! Sudah berapa kali aku katakan, bicaralah padaku dengan santai. Mau bagaimana pun, kita tetaplah keluarga."
Vesuvius mengangguk. Duchess Noewera tersenyum manis. Senang melihat suaminya yang begitu baik pada adik iparnya.
"Kami berencana untuk mengundang anda begitu Rie lahir. Tapi, anda pergi berperang dengan musuh dari Kerajaan Saleiga. Jadi, kami berniat menunggu sampai anda kembali." Duchess Noewera memulai percakapan dengan pria yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya itu.
Vesuvius menundukkan kepalanya. Meletakkan tangan kanannya di atas dada kiri sebagai tanda penghormatan.
"Kemana perginya wibawamu ketika bersamaku tadi?!" tanya Lilyana kesal.
"Saya mengerti, Nyonya Duchess."
Duchess Noewera tersenyum sekali lagi.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Vius. Apa kamu bisa keluar sebentar, istriku?"
"Tentu. Bicaralah dengan nyaman. Aku akan pergi menemui anak-anak."
Duke Noewera mengecup kening istrinya. Vesuvius menatap pemandangan itu dengan hati kecilnya yang terluka sebab masih belum memiliki pasangan meski usianya sudah cukup dewasa untuk menikah.
Benar. Melihat pasangan tengah bermesraan di saat kita masih lajang itu memang sangat menyakitkan.
"Kalau begitu, saya pergi dulu, Tuan Marquiss."
Vesuvius menundukkan kepalanya. Duchess Noewera melangkah pergi. Menutup pintu kamar sebelum dia benar-benar menghilang ditelan lorong kamar.
Dalam ruangan itu, hanya ada Duke Noewera, Vesuvius dan Lilyana saja. Entah apa yang akan dibicarakan oleh dua pria dewasa ini.
Vesuvius menatap Lilyana yang balas melempar tatapan kesal padanya.
"Apa liat-liat?!"
"Saya senang karena Nyonya Duchess berhasil melahirkan Clarice meskipun tubuhnya lemah. Beliau beruntung. Tidak seperti seseorang yang saya kenal." kata Vesuvius. Memulai percakapan.
"Kenapa membawa diriku yang tidak tahu apa-apa?!"
Ekspresi Duke Noewera berubah jadi murung. Ah, seseorang yang Vesuvius kenal itu pasti mendiang ibu dari ketiga bocah gila itu. Alias, mendiang kakak perempuannya.
Tangan Duke Noewera mengepal. Dilihat dari pupil matanya yang bergetar saja, Lilyana tahu betapa sakitnya hati Duke Noewera saat ini.
"Aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan Tattiana."
Tattiana? Jadi nama mendiang Duchess sebelumnya adalah Tattiana, ya? Nama yang cantik. Pemilik namanya juga pasti cantik.
Vesuvius tersenyum. Meski begitu, matanya tidak bisa berbohong.
"Tidak apa-apa. Saya tahu jika anda sudah melakukan semua yang anda bisa untuk menyelamatkan kakak saya. Tapi, terkadang usaha manusia tidak bisa melawan takdir yang sudah ditetapkan."
Vesuvius menepuk bahu Duke Noewera. Berusaha memberi pria itu kekuatan meski dirinya sendiri saja tidak kuat ketika mengingat mendiang kakak perempuannya.
Vesuvius kembali menatap Lilyana.
"Saya harus berterima kasih pada anda karena sudah memberikan seorang ibu yang sangat baik untuk ketiga keponakan saya. Ah, sekarang sudah jadi empat, ya."
"Tidak sudi!" Lilyana melempar tatapan jijik pada Vesuvius.
Duke Noewera tersenyum.
"Iya, Lilyana memang sangat baik."
Lilyana? Jadi, nama wanita yang sudah melahirkan dirinya adalah Lilyana? Entah kenapa rasanya tidak asing. Di mana Lilyana pernah mendengar nama itu, ya?
Aneh.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
I'm A Transmigrating Princess
Fantastik[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
Transmigrating 10
En başından başla
