54. Never Leave Your Side

240 22 11
                                    




"Namjoonie........"

"Aku sudah tidak apa-apa...."
Suara pelan itu mengiringi ibu jarinya yang terus mengusap kelopak mata sang pria dengan kepala terbaring di atas dadanya.

Memeluk pinggangnya seolah tak mau lepas.

"It won't stop..." Namjoon terkekeh pelan dalam isakannya. Menyembunyikan wajah merahnya di sela lengan dan tubuh sang pria.

"Namjoonieee......kau juga harus istirahat....." Telapak tangan dengan selang infus itu membelai rambutnya yang mulai memanjang.

Keduanya telah berada di rumah sakit setempat.
Namjoon terpaksa menunda kepulangannya karena harus ikut dirawat bersama dengan Seokjin.

Dan sekarang ia tengah melarikan diri dari kamar rawat inapnya demi bertemu dengan sang kekasih.

Namjoon menegakkan kepala, mengusap air matanya yang masih mengalir.

Menatap wajah pucat itu lekat dengan senyum tipis di bibirnya, mengusap bekas luka di pelipisanya, menyentuh bahu dan lengannya perlahan.

"Aku tidak mau berpisah lagi...." Air matanya kembali menetes.

"Jangan menangis lagi, Namjoonie....."

"Aku tidak akan kemana-mana..." Seokjin menatapnya sedih.

"Aku sudah berjanji bukan?"


Namjoon mengangguk tertunduk.

"Gosh.....it really won't stop" Kedua tangan itu sibuk mengucek matanya, menengadah menghembuskan napas dari bibirnya.

"This is embarrassing...."


Seokjin tersenyum gemas dan menjawil pipinya.

"You're soft on the inside, Namjoonie...."

"Don't change....." Ditariknya tengkuk sang pria dan dikecupnya lembut bibir yang memerah itu.

Pelan dan lama.

"Aku merindukan ini......" Namjoon mempertemukan dahi mereka.

.

.

.

TOK...


Baru saja Namjoon mulai mengetuk, Seokjin telah membuka lebar pintu rumahnya.

Tersenyum dengan sendok kayu di tangan kanan juga celemek pink menutupi sweater putihnya.

Namjoon membulatkan mata dan bibirnya terkejut.

"Ayo cepat masuk"

"Diluar dingin sekali...." Ajaknya riang menarik pergelangan tangan sang pria lalu menutup pintu di belakangnya.

"Kau seharusnya beristirahat sayang....."
"Bukan memasak.....hmm....harum apa ini?" Namjoon menoleh ke arah dapurnya.

"Okonomiyaki, sup Miso dan Sashimi yang akan kusiapkan sebentar lagi" Senyumnya mengembang lebar diantara pipi bayinya.

Namjoon menggeleng dan tersenyum menarik pinggang rampingnya mendekat.

"You're amazing. You know that?"

"Um......tapi aku tidak tahu rasanya enak atau tidak..."

Bibir mengerucut itu dikecupnya gemas. Namjoon memeluk erat pria kesayangannya itu dan menghujani pipi bulatnya dengan kecupan hingga Seokjin terbahak geli.


PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang