29. You Deserve More

81 14 0
                                    


❗🔞❗


"Love You...." Seokjin berbisik mengecup bibirnya lembut.

"Love You more...."

Namjoon tersenyum memejamkan kedua matanya.
Menyentuh ujung hidung Seokjin dengan hidung kecilnya, menggesek pelan dan meneruskan kecupannya.

Ditariknya pinggang ramping itu mendekat.

Seokjin mengulum senyum, menyisir surai abu-abu itu sayang dan mengusap tengkuk sang pria.

"Love You much more..."

Namjoon terkekeh pelan. Ia menenggelamkan wajah bersemunya ke atas bantal tempat sang kekasih memiringkan kepalanya. Seokjin tertawa gemas.

"Not fair....." Pria berdimple itu menggumam.

"Ini pertama kalinya aku tersipu" Namjoon mengerucutkan bibirnya manja.

"I love this soft side of You, Namjoonie....."

Jemari lentik itu mengusap cekungan di pipinya, menelusuri garis wajahnya pelan.

"Tidur nyenyak ya...." Seokjin tersenyum mengecup keningnya.

"Kau juga...." Namjoon tersenyum menghela napas dan mematikan lampu tidur di atas nakasnya.


"........"


"Namjoonie...."

"Ya?"

"Terimakasih sudah bersedia berbagi bebanmu denganku"

"Terimakasih untuk tidak membenciku, Seokjinnie..."

"......."

"Kau mengantuk?" Namjoon berbisik pelan.

"Belum.......aku lapar" Seokjin tertawa geli.

Namjoon tertawa kemudian kembali menyalakan lampu tidurnya.

Mereka berjalan bergandengan menuju dapur, membuka kulkas dan berjongkok di depannya.

"Mau es krim?" Namjoon mengambil sebuket kecil es krim cokelat dari pendinginnya.

Seokjin mengangguk dan duduk di atas meja dapur.

"Aaaah....." Ia menyodorkan sesendok camilan dingin itu ke hadapan bibir Seokjin.

Lesung pipinya tercetak jelas saat ia tersenyum lebar melihat pria kesayangannya mengerutkan hidung kedinginan.

"Siapa orang gila yang makan es krim saat hujan begini" Seokjin tertawa menutup mulutnya.

"Maaf...aku lupa berbelanja"
Namjoon mengusap tengkuk malu kemudian menyuap es krimnya sebelum mengerang saat camilan itu menetes ke atas piyamanya.

Seokjin terbahak dan mengambil lap untuk membersihkannya.

Ia turun dari meja dapur itu, melirik sang pria yang masih menyeka noda dingin di kemejanya.

Jemari itu menyingkirkan tangan Namjoon dan mengecupnya, mendorong tubuh besar itu hingga terduduk di atas meja makan kosong di belakangnya.

Perlahan ia membuka kancing piyamanya satu persatu.

"S-Seokjin?" Jantung Namjoon sontak berdegup cepat.

"Sssstt....." Ia melirik dan mengecup lembut bibirnya, mendorong dada telanjangnya hingga berbaring.

"Ngghhh...."
Namjoon memejamkan mata kemudian melirik pada sang pria yang telah meletakkan setetes es krim cokelat itu di atas dadanya.

"Aahhh Seokjin....apa yang kau lakukan, sayang?"

Ia menengadah saat bibir Seokjin yang hangat mengulum es krim beserta nipplenya, bergerak perlahan mengecup dada bidang yang terbujur kaku tak bergerak.

Tetes kedua mengalir di tengah otot perutnya yang mengejang. Namjoon kembali terengah menatap sang kesayangan terus menjilati cokelat dingin itu hingga ke bawah pusarnya.

"Fuck!" Ia menggeram.

"Language, baby...."

Tatap mata tajam dan bisikan itu membungkam mulutnya.

Ia menggigit punggung tangannya ketika Seokjin mulai menarik karet celana piyama biru itu perlahan, menyapa Namjoon junior yang berteriak meminta dekapan hangat.

"S-Seokjin...ngghhh....." Kedua tangan menggenggam tepi meja makannya erat, sesekali melirik sang kekasih yang tengah mengendalikan bibir dan lidahnya dengan tempo lambat di bawah sana.

"Sayang....cukup....mmmmhh..." Namjoon mendorong pelan kepala Seokjin seiring tubuhnya yang tersentak beberapa kali.

"Aku takut kau tersedak...." Ia terkekeh pelan lalu meringis merasakan geli yang masih menjalar di sekitar tubuh bergetarnya.

Seokjin terpaku menatap pria berpeluh itu, senyumnya mengembang perlahan.

"You're soft on the inside, Namjoonie...."
"Where did that man go?" Ia memiringkan kepalanya.

Namjoon duduk mengatur napasnya kemudian menarik Seokjin mendekat.

Seokjin mendorongnya pelan dan menggeleng.
"Kita impas...." Dikecupnya bibir membulat bingung itu singkat.

"Let's get You cleaned up, big baby...." Jemarinya menarik tangan Namjoon menuju kamar mandi.






"Kenapa?" Seokjin membulatkan mata bingung, Namjoon terus menatapnya berhadapan di atas tempat tidur.

"Jika ini mimpi, aku tidak ingin bangun lagi...."

Seokjin tersenyum lembut dan mengusap pipinya.

"Gosh...why am I so emotional right now" Namjoon terkekeh pelan.


"Namjoonie?"

"Kau memberikan semua yang tak pernah aku terima selama ini, Seokjin..."

"Kau telah membuat aku merasakan kehidupan baru..."

"Merasakan cinta dan sayang yang selama ini terasa buram"

"You make me wanna be a better man"

"Terimakasih...." Suara berat itu sedikit bergetar.


"Namjoonieeeee......" Seokjin mengerucutkan bibir, air matanya menetes.
"Kau berhak menerimanya...."

"You deserve more than this...."

Namjoon menggeleng pelan dan tertunduk.

"Namjoonie?" Seokjin merendahkan kepalanya.

Kedua mata berkaca-kaca itu melirik ragu kemudian terkekeh pelan.

Seokjin memeluknya erat. Mengecupi kepalanya yang terbenam di ceruk leher jenjangnya.

PetrichorWhere stories live. Discover now