44. Give You Time

80 16 0
                                    




"Kau melamun lagi..."

Moonbyul menepuk pelan bahu sang pria yang tengah bertopang dagu di mejanya.

"Dia terlihat gagah di foto itu..."

Tersenyum datar, Seokjin tak melepaskan tatapannya pada selembar poster besar bergambar tiga orang yang berdampingan dengan Namjoon yang berada di salah satu sisinya.

"Journalist of the year.....wow..." Moonbyul berdecak kagum.

"Kau sudah memikirkan tawaran pak Park?"

Seokjin menghela napasnya. "Kembali ke Jepang..." Ia mendengus.

"Entahlah Moonbyul...."
"Aku masih berharap Namjoon memaafkan aku"

"Masih berharap hubungan kita baik-baik saja"


Seminggu berlalu sejak mereka memutuskan untuk mengistirahatkan hubungan mereka.

Namjoon semakin disibukkan oleh pekerjaannya. Menjadi salah seorang jurnalis utama di kantor berita itu membuatnya jarang sekali berada di kantor.

Beberapa kali Seokjin harus memberikan bekal makan siangnya pada sang sahabat karena Namjoon tak ada.

Dan itu membuatnya sedih.



Hari ini pun ia belum melihat sosok tegap itu berkeliaran di kantornya.

Menyeduh kopi ke lantai dua seperti yang dulu sering ia lakukan.

Atau mengirim pesan untuk bertemu di toilet hanya untuk sekedar mengecup bibirnya.

Seokjin tersenyum kecil mengenang indahnya hubungan mereka dulu.

"Aku tidak akan menyerah!" Ia mengepalkan tangannya.

Moonbyul yang terkejut mendengar ucapan tiba-tiba itu terbahak.






"Hai..."

Suara berat itu membuat Seokjin berjengit kaget.

Ia menoleh dan mendapati pria yang dirindukannya berjalan mendekat dengan senyum lebar.

"Kenapa makan sendirian?"
"Moonbyul mana?" Ia duduk di samping Seokjin dengan pipi membulat penuh dengan makanan.

Ibu jarinya mengusap butir nasi di sudut bibirnya lalu terkekeh gemas.


"Namjoon....."

"Ah....untunglah belum kuberikan pada Moonbyul" Ia mengeluarkan kotak bekal lain dari kantung kertasnya.

Tersenyum lebar dan mengulurkan kedua tangan yang menopang kotak berwarna pink itu ke arah sang pria.

"Ini....untukku?" Namjoon membulatkan matanya.

Seokjin mengangguk senang. Kedua tangannya masih terulur.

"Seokjin...maaf...."
"Aku baru saja makan siang bersama Jackson"

"Oh...." Kotak bekal itu diturunkan perlahan.

"Tidak apa-apa.....aku bisa menghangatkannya untuk makan malam"

Dimasukkannya kembali kotak itu ke tempatnya berasal dan melanjutkan makan siangnya.

"Lain kali ya...."
"Sekarang aku agak terburu-buru..." Namjoon berdiri merapikan jasnya.

Seokjin mengangguk. Senyum lebarnya mengembang diantara pipi bulatnya.

Namjoon mengusap pelan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Seokjin yang masih makan tanpa menoleh.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang