35. White Box

74 13 0
                                    



"Aku melihatmu di bus beberapa waktu lalu"

"Lalu mengikutimu, memastikan aku tidak keliru..."

"Dan ternyata aku benar" Eunji tersenyum.

Masih tertegun, Seokjin hanya menatapnya dan berusaha tersenyum.

Jung Eunji, wanita yang menyebabkan patah hatinya beberapa tahun lalu duduk tenang berhadapan sambil sesekali menyesap teh hangat buatannya.

"Bagaimana kabarmu?"
"Kau terlihat bahagia bersamanya..."

Seokjin melirik cepat membulatkan kedua matanya.

"Maaf aku terkesan seperti penguntit" Eunji tertawa pelan.

"Setelah melihatmu di bus itu aku benar-benar penasaran"

"Kukira kau tinggal di apartemen...ternyata..."

"Pria itu kekasihmu?"


"Namjoon....iya, dia kekasihku..." Seokjin mengangguk pelan.

"Eunji....jadi yang kulihat malam itu di taman adalah kau?"

"Maaf aku menakutimu" Wanita itu tertawa.

"Tapi kalian berdua terlihat menggemaskan"

"Kau sengaja datang kemari?" Seokjin menyandarkan tubuhnya ke sofa, suasana kaku yang ia rasakan perlahan mencair.

"Oh...aku hampir lupa, sebentar..."
Eunji keluar untuk mengambil sesuatu dari mobilnya.

Tak lama berselang, ia masuk dengan sebuah kotak kardus di tangannya. Seokjin pun berdiri untuk membantu menutup pintu di belakang sang wanita.


"Seokjin...." Ia meletakkan kardus itu di atas meja, menghela napas pelan dan berbalik.

"Aku akan menikah bulan depan"

"Ini....." Eunji berusaha tersenyum.

"Ini barang-barang peninggalan Ken"

"Aku memisahkannya, karena ini semua berisi kenangan kalian berdua"

"Kupikir kau berhak menyimpannya"


Tak menjawab, tatap mata berkaca-kaca Seokjin terus tertuju pada box putih polos di atas meja tamunya.
Kedua bahunya melemas.

Perlahan ia berjalan mendekat, menyentuh box itu lalu terduduk di sofanya.

"Eunji....aku...."

"Ken menyukaimu Seokjin...."

Ucapan singkat sang wanita semakin membuat perasaannya tak karuan.

Ia menatap lekat kedua mata sang wanita.
"Kalian akan bertunangan, Eunji....tidak mungkin...."

Eunji menggeleng pelan. "Kami bertengkar hebat malam itu, Seokjin..."

"Selama ini dia telah memendam perasaannya, takut jika kau akan menjauh"

"Karena selama bersamamu, ia merasa nyaman"

"Ken takut kehilangan itu"

"Malam sebelum tugas terakhirnya, Ken mengakui semua..."

"Seolah tahu bahwa ia akan pergi meninggalkanku selamanya"

"Meninggalkan kita...." Eunji tersenyum pahit.

"Dan kami pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami..."

"Ah...aku bodoh ya tiba-tiba muncul membawa semua ini" Eunji terkekeh pelan.

"Seokjin maaf....." Ia mengusap air mata yang mengalir tanpa sadar pada pipi sang pria.

"J-jika semua ini terlalu berat, aku bisa membawa box itu kembali...."

"Jangan.....biarkan saja..." Seokjin menarik lembut tangan yang hendak mengangkat kotak putih itu dari atas meja.

"Aku hanya sedikit terkejut.....itu saja" Ia berusaha tersenyum.

"Kau tidak perlu membukanya, Seokjin....aku akan membawanya kembali"

"Kau tidak bisa memberitahu aku apa yang terjadi kemudian menariknya kembali, Eunji" Raut wajahnya berubah serius.

"Biarkan saja disitu. Aku akan membukanya saat sudah siap"

Eunji mengangguk pelan. "Baiklah...."

"Aku akan memberimu waktu sendiri"

"Hubungi aku jika sewaktu-waktu kau ingin mengembalikannya okay..."

Seokjin mengangguk, tersenyum menutup pintu rumahnya beberapa detik setelah wanita itu menaiki mobilnya dan pergi.





Box putih itu diam tak bergeming di atas meja.

Beberapa menit berlalu dan Seokjin hanya duduk memandanginya.

Kalimat itu terus terulang di kepala. Hatinya terasa hampa dan otaknya tak lagi mampu berpikir.

Hampir satu jam berlalu, sepasang jemari itu akhirnya terulur.

Perlahan diangkatnya tutup box itu hingga terbuka.

Perlahan diangkatnya tutup box itu hingga terbuka

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Hallo Ken...."

Seokjin tersenyum saat foto mereka berdua mengisi tumpukan teratas.

PetrichorDove le storie prendono vita. Scoprilo ora