39. Hide And Seek

74 13 0
                                    




"Namjoon?"

Harum wewangian familiar itu sekilas menyentuh lembut indera penciumannya.

Seokjin bangun terduduk di atas tempat tidurnya. Menyibak selimut yang menutup setengah tubuhnya dan berlari keluar kamar.

Sepi.

Ruang tamu itu kosong, sama seperti malam saat ia meninggalkannya.

Seokjin kembali ke kamar untuk mengecek ponselnya.

'Namjoonie....apakah kau sudah pulang?'

Kali ini pesan itu tak kunjung sampai pada si pemilik nomor.

Berkali-kali menghubunginya pun percuma.

Ponsel itu tidak aktif.

Seokjin berganti pakaian dan bergegas menaiki taksi menuju apartemen sang pria. Meremas jemarinya dengan perasaan tak karuan.


Hening.

Tak ada jawaban dari sang pemilik tempat.

Beberapa menit Seokjin duduk menunggu di depan pintu, hingga akhirnya ia menyerah dan pergi.





"Beristirahatlah, Namjoon"
"Kau belum pulang sama sekali sejak kita tiba disini?"

Namjoon mengangguk dan mengusap wajahnya kasar.

"Biarkan aku disini sebentar lagi, Jackson..."

"Kau tidak ingin aku memukul orang tak dikenal untuk meluapkan kekesalanku bukan" Ia terkekeh dan menghabiskan minumannya.

"Okay....stay then"
"Tapi jangan minum lagi"

Jackson menarik tangan yang hendak menuang minuman beralkohol itu untuk kesekian kalinya.

Pria itu mendengus, berjalan keluar ruang kerja mereka untuk mencuci mukanya.

Sedetik kemudian ia kembali dan menyeret kopernya ke bawah meja.

"Seokjin datang"

"Please jangan bilang aku disini"

"I might lose my temper at Him" Ia bersembunyi di bawah meja bersama kopernya.

Jackson hanya mengangguk dengan wajah bingung dan kaget.


TOK TOK

"Seokjin? H-hey.....ada apa datang kemari?" Jackson dengan cepat menghampirinya sebelum pria itu melangkah masuk.

"Apakah Namjoon disini?" Ia tersenyum ramah.

"Aku tidak bisa menghubunginya dari kemarin"

"Apakah ia baik-baik saja?"



"Ah....m-maaf....aku belum melihatnya lagi sejak kemarin malam"


"Kemarin malam?"

"Kalian pulang kemarin malam?" Seokjin membulatkan matanya.


Namjoon hanya menunduk mengusap keningnya di bawah meja.

Sekarang Seokjin tahu bahwa mereka telah berada disini sejak malam tadi dan tak mengabarinya.

"H-hampir dini hari lebih tepatnya"

"Aku juga tidak terlalu memperhatikan waktu" Jackson menjawab kikuk.

"Mungkin Namjoon masih di apartemennya?"


"Ti....."

Niatnya untuk membantah ucapan sang pria terhenti saat kedua bola matanya tak sengaja melirik ke atas meja.

Sebotol Whiskey dan dua gelas kecil yang masih terisi berada di sisinya.


Seokjin menunduk tersenyum sedih.

"Iya....mungkin Namjoon masih disana"
"Terimakasih Jackson..." Ia membungkuk dan berbalik.

"O ya....." Ia kembali membalikkan tubuhnya menghadap sang pria yang masih menatapnya tegang.

"Aku minta maaf..."

"Tolong sampaikan itu padanya...." Seokjin tersenyum lemah kemudian bergegas meninggalkan mereka.





"He knew, Namjoon..." Jackson melempar tatapan dan dagunya ke arah gelas dan minuman di atas meja.

"Ahh....bodoh!"

Namjoon membanting tubuhnya menyandar pada sofa. Kedua tangan bertaut menyangga belakang kepalanya.

"Hey.....apapun yang terjadi kalian harus bicara, Namjoon"

"Nobody likes silent treatment" Jackson menuang minuman dan meneguknya pelan.

Kemudian menjauhkan tangan Namjoon yang hendak melakukan hal yang sama.

"Ck! Bagaimana jika aku tidak bisa mengontrol emosi?" Ia kembali menyandar.

"Then You guys fight....just like millions of couples in this world" Jackson terkekeh ringan lalu menghabiskan minumannya.

Namjoon tertegun. Menegakkan duduknya sedikit tertunduk.

Ia menghela napas panjang.
"Baiklah.....aku akan bicara"


"......."


"Jajangmyeon...." Pria bersurai pirang di seberangnya berucap pelan. Seulas senyum mengembang di wajahnya.

Namjoon mendengus tertawa kemudian memijit pangkal hidung kecilnya lalu terbahak. "I'll remember that..."

"Thanks Jackson"

"Aku tidak tahu apa jadinya jika kau bukan rekan kerjaku" Ia menghela napas singkat kemudian beranjak mengambil koper dan jasnya.

"Well....pak Jung bisa romantis juga jika ia mau..." Pria itu menggedikkan bahu dan tertawa menepuk bahunya.

"Eww...." Keduanya pun terbahak sebelum Namjoon pergi meninggalkan tempat kerja mereka.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang