32. Closer

81 12 0
                                    




"Namjoonie...jangan...."

Seokjin menarik lengan sang pria yang hendak keluar mencari sosok yang dilihatnya beberapa menit lalu.

"Kau yakin baik-baik saja?"

Namjoon sekali lagi memastikan keadaan Seokjin, menangkup pipi dan merendahkan kepala menatapnya lekat.

Seokjin mengangguk cepat. "Namjoonie, please jangan kesana..." Tarikan tangannya semakin menuntut.

"Tidak apa-apa, Seokjin..."

"Tunggu sebentar disini okay...kunci pintunya" Namjoon mulai berjalan sambil melepaskan tangan sang pria dari lengannya.

"Aku ikut...."

Namjoon terkekeh gemas menatap bibirnya yang mengerucut.
"Jangan jauh-jauh dariku"

Seokjin pun melingkarkan tangan pada lengan pria tegap di sisinya. Menariknya hingga mereka benar-benar seperti bayi kembar.




"Tidak ada siapa-siapa, Seokjin..."

"Mungkin kau salah lihat?" Namjoon terus menebarkan pandangannya berkeliling di bawah pohon tempat Seokjin melihat sosok itu.

"Kau melihat wajahnya?"

Seokjin menggeleng. "Tapi dari postur tubuhnya...sepertinya ia wanita..."

Namjoon memiringkan kepalanya bingung. "Sedang apa seorang wanita malam-malam begini berkeliaran disini?"

"Namjoonie....."
"Bagaimana jika itu hantu?" Ia melirik ke sekitarnya takut.

Namjoon sontak terbahak mendengar ucap pelan dari bibir mengerucut sang kekasih.

"Ayo kembali Namjoonie...." Seokjin menarik-narik lengannya, kakinya telah bersiap untuk lari meninggalkan tempat sepi itu.

"Namjoonie ayooo....."

Mereka pun berlari kembali menuju apartemennya.

Seokjin terus menggandeng tangan sang pria yang masih tertawa di belakangnya.



"Ah....untunglahhh..."
Seokjin menutup dan mengunci pintu di belakangnya kemudian bersandar. Ia tertawa geli dan menghambur ke pelukan Namjoon yang tengah menatapnya gemas.

"Kau ini benar-benar menggemaskan...." Namjoon mengecupi kepalanya.

.

.

.

"Namjoonie..."
"Apa kau tidak pernah merasa takut?" Seokjin menggandeng jemarinya menyusuri trotoar.
Sebelah tangannya menggenggam roti hangat dan menggigitnya sebelum menyerahkan pada sang pria.

"Takut dengan kejadian tadi malam maksudmu?" Namjoon menggigit roti itu setelah meniupinya.

"Hantu, perampok, orang-orang jahat?" Seokjin menengok, menungu jawaban sambil masih mengunyah.

"Aku merasa takut waktu para pengedar narkoba itu menangkapku"

Seokjin tertegun sebentar. Ingatannya kembali pada kejadian mengerikan yang hampir menghilangkan nyawa pria kesayangannya itu.

Ia melepas genggaman tangan dan melingkarkannya pada lengan sang pria. Merapatkan tubuhnya tak berbicara.

"Aku takut saat kau tenggelam" Ia menghabiskan rotinya, merenggangkan jarak mereka untuk membuang bungkus kertas itu ke tempat sampah.

Seokjin menarik kembali lengannya.

"Hey...."

"Kau masih takut?" Namjoon merasakan pelukan di lengannya mengerat. Ia melambatkan langkahnya lalu berhenti untuk menatap wajah Seokjin yang tak lagi berbicara.

"Namjoonie jangan kemana-mana ya...."

"Memangnya aku mau kemana sayang?" Namjoon tersenyum gemas merendahkan kepalanya, memperhatikan bibir mengerucut yang mencicit pelan dengan lirik mata manja di depannya.

Seokjin menggeleng kemudian tersenyum. Namjoon mengecup singkat dan menjawil pipi bayinya.

"Kita jadi menyewa film?"

"Aku yang pilih" Seokjin mengangguk dan menjawab cepat kemudian menarik tangannya berlari kecil menuju sebuah toko rental film di tepi jalan.






"Seokjinnie.....kenapa sedih semua?"

Namjoon mengerang, mengeluarkan sejumlah film dari kantung plastik yang diletakkan Seokjin di atas meja tamunya.

Pria manis itu terkekeh pelan berjalan keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian.

"Aku tidak akan menyerah untuk mencoba membuatmu menangis Namjoonie" Ia tersenyum lebar dan mengepalkan kedua tangannya di samping pipi.




Cahaya berpendar dari layar televisi yang menampilkan film animasi berlagu menyayat hati di ruang tamu yang gelap.

Sore itu hujan seperti biasa membasahi kota.

Sesekali suara gemuruh petir terdengar.

Kedua raga itu tak lagi bicara. Saling melumat bibir dan mendesah pelan.

Telapak tangan besar Namjoon bergerak naik turun mengusap punggung sang kekasih yang tengah duduk di atas kedua pahanya.
Tubuh ramping itu semakin merapat seiring dalamnya tautan bibir mereka.

"Mencoba membuatku menangis huh?" Namjoon terengah melepas pagutannya.

"Nghhhh....." Seokjin menenggelamkan wajah panasnya ke perpotongan leher Namjoon.

Mengecupi sambil sesekali menggigit kecil daun telinganya.

Namjoon menggeram dan kembali melumat bibir yang memerah itu kemudian dengan kasar bangun dari duduknya, mengangkat tubuh dengan kedua kaki yang melingkar di pinggulnya ke kamar tanpa melepas pagutannya.

Petrichorحيث تعيش القصص. اكتشف الآن