23. Senior

100 16 0
                                    




"Namjoon-ssi....masuk" Hae In tersenyum lebar.

"Kau akan meliput ke penjara umum besok sore. Itu akan jadi berita pertamamu akhir pekan ini"

"Apakah kalian sudah saling mengenal?" Ia mengulurkan tangan menunjuk pada seorang pria bersurai pirang yang duduk memperhatikan mereka berdua sejak tadi.

"Kami sering berpapasan, tapi sepertinya ia tidak menyadari"
"Jackson Wang" Pria itu berdiri lalu tersenyum mengulurkan jabat tangannya.

"Ah....maaf...." Namjoon tersenyum kikuk dan membungkukkan badannya.

"Kim Namjoon" Balasnya dengan tubuh tegap dan jabat tangan hangat.

"Jackson akan menggantikan saya memonitormu saat di lapangan, Namjoon-ssi" Hae In bersandar pada bangkunya.
"Juga akan membawakan berita akhir pekan bersamamu sesekali"

"Semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik"


Keduanya mengangguk kemudian saling bertatap dan tersenyum






"Aku melihatmu waktu di Daegu, Namjoon...."

"Kau berani sekali" Pria bertubuh lebih pendek itu berjalan berdampingan dengan Namjoon.

"Ahah....bodoh sebenarnya jika dipikir-pikir"
"Aku bisa kehilangan nyawaku saat itu" Matanya melirik pergerakan satu lantai di bawahnya.

Pria manis itu tengah tertawa-tawa bersama Moonbyul, rekan fotografernya. Surai ikal coklatnya mulai memanjang, jemari lentik itu sesekali membetulkan poninya yang jatuh ketika ia tergelak mengayunkan tubuhnya.

Seulas senyum tipis terulas di bibir Namjoon.

Betapa ia akan merindukan sosok periang itu saat ia mulai sibuk dengan pekerjaannya.

"Kalian akan jarang berakhir pekan bersama, Namjoon-ssi..."

"Curi-curi waktulah jika ada kesempatan" Jackson menepuk pelan bahu sang pria yang masih terpaku menatap kekasihnya yang menghilang di balik pintu.

"How did You...." Namjoon menoleh membulatkan matanya.

"Oh please.....apa yang tidak aku ketahui disini" Pria bersurai pirang itu tersenyum nakal.





"A date?"

"Kau mengajakku kencan, Namjoonie?" Seokjin membalikkan tubuhnya kaget ketika Namjoon tiba-tiba berada di toilet yang sama dengannya.

"Kenapa tiba-tiba?" Ia terkekeh pelan setelah mengeringkan tangannya di wastafel.

"Kangen...."
Lirik mata memelas dan pipi berlesung itu membuat Seokjin tertawa gemas.

"Aku memikirkan ucapanmu tempo hari..." Namjoon menyandarkan tubuhnya pada sisi wastafel.

"Aku.....senang dengan pekerjaanku sekarang"
"Kemudian Jackson kembali mengingatkan tentang waktu bertemu kita yang akan bertambah sedikit....

"Jackson?" Seokjin memiringkan kepalanya.

"Pak Jung akan dipindah tugaskan ke bagian lain....jadi, Jackson akan menggantikannya"

"Oh....." Setengah menunduk, Seokjin mengangguk pelan.



"Date? Jumat, bagaimana?"
"Besok sore aku akan meliput ke penjara umum, mungkin sampai larut malam"

"Itu akan jadi berita pertama yang kubacakan Sabtu nanti" Namjoon tersenyum lebar.


Seokjin menghela napas dan tersenyum.

"Come here...." Ia menarik kedua tangan Namjoon masuk ke dalam bilik toilet terujung.

"I miss You too, Namjoonie...." Dikecupnya lembut bibir membulat itu di belakang pintu yang tertutup.

"Jika pekerjaan itu membuatmu senang, kerjakanlah dengan serius..."

"Kita bisa mencuri waktu saat makan siang atau saat kau tidak sibuk...." Kedua lengannya melingkar pada tengkuk pria yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Menginap lagi dan pergi kerja bersama?" Namjoon melirik dengan bibir mengerucut.

"Dan membuatkanmu sarapan..." Seokjin mengangguk dan tersenyum.

"Aku akan bekerja dengan tenang kalau begitu..." Namjoon memejamkan mata dengan senyum manisnya.


"Namjoonie....."

"Jangan nakal ya...."

"Mmmm....."

"Moonbyul bilang Jackson sangat mudah akrab dengan siapa saja..." Seokjin tertunduk malu memilin-milin helai rambut di tengkuk sang pria.

Namjoon menarik kemudian merendahkan kepalanya sedikit, menatap pria manis dengan pout kecil di bibirnya.

"Kau.......cemburu?" Ia terkekeh pelan.

"Tidak!" Seokjin mengangkat kepalanya dengan mata membulat.

"Iya......." Ucapnya pelan dan kembali menunduk.

Tawa kecil meluncur dari bibirnya. Namjoon menarik pinggang ramping Seokjin dan memeluk erat tubuhnya.
"Kau menggemaskan" Ia terkekeh.

Tak menjawab, Seokjin memukul punggung Namjoon dan menenggelamkan wajah meronanya ke dalam ceruk leher sang pria yang tengah mengecupi kepalanya.

PetrichorWhere stories live. Discover now