4. [Love at] First Sight

172 18 0
                                    




"Apa maksud Anda sisa upah Saya akan sedikit terlambat?!"

"Apakah ini cara Anda menghukum Saya karena keluar dari kantor ini huh?!"

"Ini murni karena keterlambatan pengiriman uang dari pusat Namjoon-ssi"

"Saya berani bersumpah tidak ada niat apapun untuk manahan Anda maupun sisa upah Anda"

"Lagipula Saya hanya minta waktu satu hari saja"

"Satu hari? Satu hari katamu?"

"Untuk mencairkan uang yang tak seberapa dibanding penghasilan kalian selama ini Anda butuh satu hari lagi?"

"Okay..."
"Jika 1 x 24 jam dari detik ini Saya belum juga menerima sisa upah Saya, berita tentang keburukan kantor ini akan tersebar dimana-mana"

"Namjoon-ssi..."

Pintu kaca ruang mantan atasan pria itu bergetar saat Namjoon keluar dan membantingnya.

Taehyung yang masih berdiri di sisi mejanya hanya tersenyum menundukkan kepala.


"Kau serius akan mempublikasi keterlambatan pembayaran sisa upahmu itu Nam?"

"No" Ia terbahak.

"Aku mana punya koneksi untuk itu"
Tangannya sibuk mengambil sisa-sisa barang yang masih tertinggal di laci meja kerjanya.

Taehyung terkekeh geli.
"Semoga kau diterima di kantor berita itu ya..."

"Mungkin aku akan menyusulmu keluar dari sini dalam waktu dekat"

"Sepi rasanya tidak mendengar pertikaian kalian lagi"

Namjoon menatapnya dan menghela napas panjang sebelum tersenyum.
"Aku benci perpisahan"

"Hey...jarak kantor kita hanya beberapa jam" Taehyung memeluk singkat tubuh besar itu.

"Hati-hati di jalan..."
"Jangan memancing keributan lagi" Ia tertawa melepas kepergian sang sahabat.

.

.

.

"Terimakasih..."
"Um....maaf, boleh Saya mengambil foto kedai kalian?"

"Jarang sekali Saya menemukan kedai makanan bertema tradisional di tengah kota besar seperti ini"
Kedua tangannya mulai bergerak mengeluarkan kamera dari tasnya setelah membayar seporsi Ramen hangat yang telah habis tak bersisa.

Seorang kakek beserta cucu laki-lakinya mengangguk ragu setelah saling bertatapan. Kemudian bergeser agar tidak menghalangi pemandangan yang akan diabadikan oleh sang pria.

"Ah...jangan....kalian tidak perlu pergi dari situ"
Seokjin merendahkan kameranya kemudian melambaikan tangannya di depan dada.

"Saya akan senang sekali mengingat pemilik kedai yang ramah dan telah membuatkan Ramen terenak yang pernah Saya makan"

Kedua laki-laki itu kembali berpandangan sambil tersenyum malu lalu berdiri tegak di sisi kedainya.


KLIK
KLIK
KLIK


"Tunggu....sekali lagi..." Seokjin mengeluarkan kamera polaroid pinknya.

KLIK

"Ini.....disimpan ya untuk kenang-kenangan" Ia mengibas pelan kertas tebal yang mulai menampakkan gambarnya, sang kakek tersenyum ramah merangkul bahu cucunya yang tertawa lebar.

"Terimakasih sekali lagi..." Seokjin membungkuk lalu tersenyum melambaikan tangannya sebelum berjalan meninggalkan mereka.


Digesernya layar kamera yang memperlihatkan hasil-hasil jepretannya sambil tersenyum puas.

"Haruskah kuperlihatkan ini untuk portofolioku besok?"

"Barangkali mereka akan mampir kesana dan bisa mencicipi makanan enak sang kakek"

Seokjin terkekeh dan menggelengkan kepalanya singkat kemudian membuang gelas plastik berisi teh herbal yang telah habis diminum.
Ia beranjak, menyandang tas selempangnya lalu kembali berjalan menyusuri jalan setapak yang membelah taman umum di tengah kota.

Hingga ia tiba di perhentian bus dan menadahkan kedua tangannya.

"Hujan lagi..." Senyum tipis mulai mengembang seiring tetesan air yang membasahi telapak tangannya.

Ia mengangkat kepala perlahan.

Bus yang melewati perhentian itu membawa sosok yang baru saja kembali ke ingatannya.

Pria berjaket coklat panjang itu memutar tubuhnya di bangku kedua dari belakang, kedua telapak tangan menempel di balik jendela. Tetap dengan bola mata juga bibir yang membulat.

"Hai!"
Entah mengapa lambaian tangan yang disertai lonjakan kecil dan senyum lebar itu sontak meluncur menyapa pria yang sama sekali tak ia kenal.

Dan senyum manis itu pun menular.

Kedua sudut bibir Namjoon terus terangkat walau sosok itu telah menghilang di balik tikungan.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang