Gadis itu menggigit bibir, suaranya terdengar bergetar. Tak kuasa menahan air mata, Zeyra segera beranjak dari kamar.

Sura hanya bisa menatap kepergian cucunya dengan sendu. Dia merasa bersalah karena telah membentak cucu kesayangannya. Dia sedih karena cucunya ikut menanggung semua beban hidupnya.

"Maafkan Ibu, Yoora, Zayyan. Ibu merasa gagal menjaga Zeyra. Maafkan Ibu," lirih Sura, menitikkan air mata. Di dalam ruang kamar yang sempit itu, dia menangis sendirian.

***

Peluh membasahi kening Zeyra. Gadis itu tidak kenal lelah, ia terus berusaha demi mendapatkan pekerjaan.

Zeyra sudah mencoba beberapa kali melamar tetapi tidak mendapatkan hasil. Terlebih lagi ia ditolak karena masih sekolah dan belum memiliki ijazah. Ternyata cukup sulit. Mungkin inilah salah satu alasan nenek melarangnya untuk bekerja.

Zeyra merogoh saku celana menemukan selembar uang untuk membeli minum.

Gadis itu mengedarkan pandangan. Ia sedang berada di sebuah taman. Walaupun hari sudah sore, tetapi masih banyak para pengunjung dan pedagang kaki lima yang berjejer rapi ikut meramaikan tempat itu.

Mata coklatnya menangkap seorang anak kecil yang sedang duduk sembari menjual berbagai macam minuman.

"Silakan minumannya, murah meriah hanya lima ribu saja." Anak kecil itu sedikit berteriak mempromosikan dagangannya. Dari sekian banyaknya orang tidak ada satupun yang melirik ke arahnya.

"Kak, silakan beli minumannya, hanya lima ribu saja!" tawar anak kecil itu pada sekumpulan gadis remaja berseragam sekolah yang tak sengaja lewat.

"Ck, minuman apaan itu murah sekali!"

"Iwhh kotor sekali dia. Minumannya pasti banyak kuman."

"Heh Bocah, jangan berjualan di sini. Pergi sana dasar tidak berguna!"

"Hahahaha."

Sorot binar di kedua matanya perlahan meredup. Anak kecil itu menunduk menatap dagangannya yang masih utuh tak terjual satupun.

Setelah para gadis itu pergi. Zeyra melangkahkan kaki, menghampiri anak kecil itu.

"Dek, berapa minumannya?"

Mendengar sebuah suara yang terdengar lembut, anak kecil itu mendongak mendapati sosok Zeyra yang tengah berdiri dan tersenyum manis padanya.

Anak kecil itu terperangah bahkan mulutnya terbuka kecil melihat paras cantik seseorang di hadapannya.

"Dek?" tanya Zeyra, melambaikan tangan.

Anak kecil itu seketika tersadar. Ia menatap Zeyra dengan gugup. "I-iya, Kak?"

"Berapa?"

"O-oh, lima ribu saja, Kak."

"Kakak ingin beli satu," ucap Zeyra.

"S-silakan, Kak. Minuman jelly berbagai macam rasa." Anak kecil itu menunjukkan beberapa minuman.

"Ehm, Kakak tidak usah khawatir. Minuman ini tidak kotor dan tidak banyak kuman. Saya sudah memastikannya karena saya sendiri yang membuatnya bersama ibu. Saya selalu menjaga kebersihan dagangan saya." Anak kecil itu menatap takut-takut ke arah Zeyra. Takut jika gadis itu akan jijik dengan dagangannya.

GEOGRADove le storie prendono vita. Scoprilo ora