"Gue percaya aja." Balas Haidar pura-pura serius, padahal ia tahu kalau Ferran tidak mungkin seperti itu.

"Lagian ya, lo bulol mampus sama Kana tapi kenapa bisa masih main sama cewek?"

Sebelum melanjutkan perkataannya, Zidanne menepuk bahu Ferran. "Nih contoh Ferran, anti cewek kecuali dedek Vina. Ya, enggak?!"

Dave tidak menjawab apapun, ia memejamkan matanya menikmati rasa panas yang membakar pada tenggorokannya.

****

Andai Kanara tahu kelakuan bejat Dave, mungkin gadis itu akan menjauh sebisanya. Sayangnya Kanara tidak tahu, ah, belum tahu.

Tidak ada rasa bersalah sedikitpun didalam diri Dave, ia merasa biasa saja. Toh, ia bermesraan dengan perempuan lain pun masih memikirkan Kanara, bahkan membayangkan gadis cantiknya.

Karena Kanara, Dave rela harus terjun ke dunia bisnis padahal ia tidak pernah tertarik sama sekali. Karena Kana, Dave rela menuruti semua ucapan Daddy nya.
Karena Kana, semuanya karena Kana.

Meskipun terlihat dominan namun percayalah seorang Dave hanya bisa ditaklukkan oleh Kanara-nya.

Seperti sekarang, Dave mau ikut belajar bisnis bersama Daddy nya asalkan ditemani Kanara. Sang ayah tak bisa melakukan apapun selain mengiyakan permintaan bocah anaknya itu.

Dave duduk di sebelah Kanara, tidak lupa dengan tangan mereka yang bertaut dengan erat.

Chandra —Daddy dari Dave hanya bisa menghela nafas menatap anak pertamanya ini. "Dave! Kamu denger Daddy enggak sih daritadi?!" Tegur nya kesal.

"Denger," jawab Dave santai.

"Daddy enggak mau tahu, kamu harus nyimak yang bener! Daddy udah turutin semua kemauan kamu ya, tinggal kamu yang balas Budi!" Ucap Chandra sekaligus mengancam.

Dave berdecak malas, akhirnya ia mencoba untuk lebih fokus lagi meskipun tangannya masih menggenggam erat Kanara cantiknya.

Hingga semua aktivitas Dave di kantor selesai, Chandra mulai mengakhiri pembelajarannya terhadap putranya itu. Sebelum benar-benar pergi Chandra bertanya.

"Semalem kemana kamu? Mommy nyariin kamu, tapi kamu enggak ada kabar sama sekali."

"Ngapain dicariin sih?! Kaya bocah SD aja!" Ucap Dave malas sekali.

"Kalau bukan karena Mommy, saya enggak minat nyariin kamu." Balas Chandra tidak kalah sinis, ia pergi dari ruangan begitu saja.

Kanara menatap Dave yang sedang memejamkan matanya, mungkin laki-laki itu cukup lelah menerima materi hari ini. Pikirannya mulai berkelana, menerka-nerka kemanakah pria itu semalam.

Suasana hatinya benar-benar tidak baik dari semalam, hal itu yang membuat Kanara tidak berbicara sedikitpun daritadi dan Dave tidak menyadarinya sama sekali.

"Ada hal yang buat lo enggak nyaman?" Tanya Dave masih tetap memejamkan matanya.

"Sikap lo!" Jawab Kanara ketus, ia beranjak dengan sebal namun lengannya langsung ditahan Dave.

"Mau kemana?"

"Pulang."

"Gue belum selesai, lo enggak boleh pulang sebelum gue pulang." Tekan Dave yang langsung bangun, ia menatap Kanara tajam.

DavendraWhere stories live. Discover now