Melihat tingkah Devina, diam-diam Kanara menghela nafas lega. Devina sangat peka sekali.

"Gue udah nebak apa yang lo pikirin, tenang aja gue bantu lo sebisa gue." Ucap Devina.

Kanara tersenyum karena meskipun kembarannya sendiri Devina tidak membela Dave samal sekali.

"G...gue cuma takut karma Dave kena gue." Lirih Devina dengan raut sendu.

****

"Objek obsesi lo itu cuma pura-pura bersikap manis. Dia cuma pengen ngontrol emosi lo, elo yang terlalu bodoh sampai bisa diatur perempuan Dave." Ucap seseorang yang pernah dekat dengan Kanara.

Dave menggeram saat mendengar semua perkataan laki-laki brengsek di depannya ini, sialan.

"Pura-pura atau enggak, ada hubungannya sama elo?"

"Toh, mau pura-pura atau enggak Kanara tetep punya gue." Balas Dave meremehkan, padahal dalam hati ia panas sekali.

"Kanara itu pintar Dave, dia gak mungkin nurut gitu aja. Lo aja yang terlalu goblok sampai gak nyadar kalau dia cuma manfaatin lo." Ucap Gio sembari tertawa keras.

"Gue gak keberatan dimanfaatin Kanara." Sinis Dave dengan rahang yang mengeras.

Tawa Gio pecah kembali, "Bodoh...bodoh. Kanara rela jatuh ke jeratan monster kaya lo cuma demi gue hidup. Bisa diliat seberapa penting gue dihidup Kanara?"

Tangan Dave mengepal, sialan. Bisa-bisanya Dave mudah terkontrol dengan hadirnya Kanara! Lihat saja, ia tidak akan mudah luluh lagi kepada gadis itu.

"Ah, mungkin Kanara terlalu sayang ke gue?" Tanya Gio dengan nada provokasi nya.

Selanjutnya Dave menghajar Gio habis-habisan, sementara Dave hanya tertawa kecil.

"Lo seperti orang gila, Davendra." Ucap Gio di sela-sela kesempatannya untuk berbicara, ia tidak peduli dengan wajahnya yang sudah dipukuli habis-habisan oleh Dave.

"Mati lo anjing!" Maki Dave sembari meludah ke wajah pria itu.

Setelah melihat Gio yang terkapar tidak berdaya, Dave bangkit menginjak perut pria itu hingga Gio terbatuk-batuk dengan darah yang banyak.

Dave melangkah pergi dari sana, tetapi suara lirih Gio membuat langkahnya terhenti.

"Davendra, lo cuma anak yang jadi korban keluarga lo sendiri."

"Brengsek!" Dave berbalik badan, menghajar dengan brutal Gio lagi.

"Tahu apa lo anjing?!" Teriak Dave dengan dada yang naik turun, ia tidak suka ada yang mengusik mengenai kenangan masa lalunya.

Gio tertawa sambil terbatuk-batuk, tidak peduli dengan darah dan memar diwajahnya. "Davendra, pecundang yang cuma bisa nangis mohon ampun di depan—"

Sebenarnya siapa Gio?! Kenapa laki-laki itu tahu banyak mengenai hidup Dave?! Batinnya bertanya-tanya.

"Gue peringatin sekali lagi, jangan pernah usik Kanara dan kehidupan gue. Lo cuma tikus kecil yang gak berguna." Ucap Dave dengan pandangan datar.

DavendraWhere stories live. Discover now