48. Terbakar Api Cemburu

184 13 3
                                    

“Api cemburu adalah sifat manusia yang dapat membutakan mata.”
~~Tolle Saekhana~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

  Saat ini Rajes, Irgi, Tolle, dan Cendet sedang berjalan menuju tempat dimana mereka menemukan handphone milik Putri.

  Sesampainya di tempat tersebut...

“Disini tempatnya.” Ucap Tolle, menunjukkan titik tempat ia menemukan handphone Putri.

“Kalau begitu, kita berpencar!” Suruh Rajes kepada ketiga temannya untuk berpencar mencari Putri, yang kemungkinan tidak jauh dari tempat tersebut.

“Tunggu sebentar.” Ucap Irgi menarik perhatian mereka.

“Coba lihat itu!” Irgi menunjuk salah satu pohon di lereng jurang, tepat dimana Imam dan Putri terjatuh. “Ada bercak darah di batang pohon tersebut.”

“Iya, seperti habis ditabrak orang.” Imbuh Cendet.

  Mendengar ucapan tersebut, Rajes pun berinisiatif untuk turun ke dalam jurang tersebut.

  Untungnya, Tolle dengan sigap langsung menahan Rajes yang hendak lompat ke dalam jurang tersebut.

“Lepasin gue!” Rajes meronta-ronta agar terlepas dari dekapan Tolle.

“Lu jangan gegabah, jes. Kita masih belum memastikan, kalau Putri benar-benar jatuh ke jurang atau nggak?” Ucap Tolle, mencoba meredam amarah Rajes.

“Bener juga tuh boss. Kita juga belum tau seberapa dalam jurang ini.” Ucap Irgi, mendukung opini Tolle.

Tiiinnggg

“Gimana kalau pakai tali?” Saran Cendet yang baru mendapatkan ide cemerlang.

“Emangnya ada?” Tanya Tolle, yang terlihat masih menahan Rajes.

“Ada banyak di tenda.” Jawab Irgi.

“Benar juga. Ini kan acara pramuka, pasti ada banyak tali pramuka yang tersisa.” Cendet juga baru ingat, kalau ada banyak sisa tali tergeletak, setelah mereka membuat tenda.

“Kalau gitu, biar gue aja yang ngambil.” Irgi mengajukan dirinya sendiri untuk mengambil tali di tempat tenda.

“Tolong yah.” Ucap Rajes, sedikit sendu.

“Baik boss.” Kemudian Irgi pun berlari menuju ke tempat tenda, dan meninggalkan mereka bertiga disana, barangkali ada tanda-tanda atau suara minta tolong Putri dari dalam jurang tersebut.

  Setelah melihat punggung Irgi yang sudah hilang, Rajes  meminta tolong kepada Tolle. “Bisa lepasin tangan lu gak? Pinggang gue udah mulai sakit.”

“Ehh.. sorry, sorry.” Seketika Tolle langsung melepaskan pelukannya.

“Jes, mau rokok nggak?” Cendet menyodorkan sebungkus rokok yang sudah terbuka kepada Rajes.

“Nggak.” Jawab Rajes dingin.

“Oke.” Cendet mengambil sebatang rokok tersebut dari dalam wadah, dan langsung ia nyalakan.

“Gue gak ditawarin juga nih?” Sindir Tolle.

“Kan lu punya sendiri.” Jawab Cendet.

“Punya gue tertinggal di tas.” Balas Tolle.

“Ya udah, nih.” Cendet memberikan sebungkus rokoknya kepada Tolle, beserta koreknya.

“Thank you.” Tolle mengambil rokok tersebut, dan mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkusnya.

  Belum sempat menyalakan rokoknya, Rajes malah tiba-tiba melontarkan pertanyaan, yang membuat Tolle dan Cendet tercengang.

“Irgi kenapa lama banget sih?”

“Bodoh, belum juga sampai tenda.” Ucap Cendet kesal. Bagaimana tidak? Belum ada lima menit Irgi pergi, sudah dibilang lama.

“Diem lu!! Lu gak tau gimana rasanya kalau...”

“Pacar lu tiba-tiba hilang di tengah hutan.” Ujar Tolle dan Cendet bersamaan, memotong ucapan Rajes. “Kita udah tau, kalau lu sama Putri pacaran.” Sambung Cendet.

“Iya.” Ucap Tolle, sambil menarik wajah Rajes untuk menghadapnya. Kemudian Tolle menyelipkan sebatang rokok ke bibir tebal Rajes. “Bahkan seantero SMA Ganesha juga sudah tau, kalau kalian berdua sudah resmi pacaran.” Lanjut Tolle, menyalakan rokok di bibir Rajes.

* * * * *

  Akhirnya orang yang sudah ditunggu-tunggu selama lebih dari empat puluh menit pun datang juga.

“Lama banget sih lu!!” Amarah Rajes kembali meledak.

“Maaf bos, tadi talinya pendek-pendek banget. Jadinya harus disambung-sambungin dulu.” Jawab Irgi, menjelaskan alasan mengapa dia kembali begitu lama.

“Ya udah, sini.” Cendet langsung mengambil tali dari tangan Irgi, dan kemudian mengikatnya ke batang pohon yang besar, sebesar harapan orang tua.

“Oke, sudah.” Lanjut Cendet memberi tau, kalau talinya sudah terikat ke pohon.

  Tanpa ba-bi-bu, Rajes langsung menuruni jurang tersebut.

“Kalian berdua jaga-jaga disini saja! Siapa tau talinya lepas dari pohon ataupun putus.” Suruh Tolle kepada Cendet dan Irgi. Kemudian ia langsung menyusul Rajes yang sudah mendahuluinya.

  Sesampainya di dasar jurang. Hal pertama yang Rajes lihat, istrinya sedang bercanda tawa dengan seorang yang sangat ia tidak sukai.

  Tanpa ada aba-aba satu dua tiga, Rajes pun langsung berlari menghampiri mereka, dan...

Buuugghh

  Dengan rasa cemburu yang membara, Rajes menendang tepat di dada bidang Imam, dan membuat Imam terpental ke belakang.

“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Putri kepada Rajes yang tiba-tiba datang dan menendang Imam.

“Harusnya aku yang nanya! Apa yang dia lakukan disini?!” Tanya balik Rajes emosi, sambil menunjuk Imam yang masih tersungkur di tanah.

“Imam cuma nolongin aku doang.” Jawab Putri, menatap mata suaminya yang tertutup oleh api cemburu.

“Bodoh! Pakai otak kamu sebentar.” Tanpa sadar, ucapan kasar tersebut keluar dari mulut Rajes. “Kalau dia benar-benar mau nolongin kamu, pasti kamu akan dibawa ke tempat tenda, bukan malah berduaan disini!”

  Setelah menyelesaikan ucapannya, Rajes pun melangkah mendekati Imam untuk memberikan hadiah kedua.

Greeepp

  Syukurlah, akhirnya Tolle tepat waktu untuk menghentikan Rajes dengan mengunci kedua tangannya dari belakang.

“Lepasin gue le!” Suruh Rajes, meronta-ronta.

“Lu tenang dulu! Kita bisa bicarakan ini baik-baik.” Ucap Tolle, masih menahan kedua tangan Rajes.

Pllaakk

  Tamparan keras dari Putri mendarat mulus di pipi kiri Rajes.

“Kamu tuh gak tau apa-apa.” Ucap Putri dengan mata yang berkaca-kaca. “Kenapa kita masih disini itu karena kaki kita sama-sama pincang.” Sambungnya.

# # # # # # # # # #

First Love (End)Where stories live. Discover now