13. Lemah Jantung

261 58 17
                                    

Cinta itu tidak perlu teori. Orang bodoh juga bisa merasakan cinta.
~~ Rizky Bachtiar~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

  Mereka berdua saling bercanda gurau, dan sesekali membahas tentang Rizky. Sampai-sampai mereka tak sadar kalau sudah sampai di rumah sakit.

  Mereka pun turun dari mobil, dan berjalan menuju lobi rumah sakit. Mereka menghampiri suster yang berada di meja resepsionis rumah sakit.

“Permisi, sus. Pasien Abu Nasir itu di rawat di ruang berapa yah sus?” Tanya Intan kepada suster yang menjaga di meja lobi.

“Sebentar yah, kak. Aku cek dulu.” Suster tersebut mengotak-atik komputernya. Setelah selesai, suster tersebut berkata kepada Intan, “pasien atas nama Abu Nasir dirawat di kamar 305, kak.”

“Kamar 305 itu dimana yah sus?”

“Ada di lantai dua.” Suster tersebut menunjuk tangga darurat yang tak jauh dari mereka. “Kakak bisa lewat tangga ini. Kalau sudah, kakak tinggal jalan lurus. Ruangannya ada di sebelah kanan.”

“Terimakasih, sus”

“Sama-sama.”

  Setelah itu mereka berdua berjalan menaiki tangga yang ditunjukan suster tersebut.

“Maaf kalau lancang.” Putri memberanikan diri untuk membuka percakapan antar keduanya. Di dalam otaknya sangat penasaran apa yang terjadi dengan sepupu Intan sampai dia masuk rumah sakit?

“Sepupu kamu sakit apa?”

“Dia cuma patah tulang di pergelangan tangannya.” Jawab Intan tenang.

“Lah, kok bisa sampai parah gitu?” Tanya Putri khawatir. Dia bahkan terlihat khawatir ketimbang sepupunya sendiri.

“Iya.. katanya sih gara-gara dikeroyok sama orang gak dikenal.”

  Mendengar hal itu, Putri seperti pernah mendengar kejadian tersebut. Tapi dia lupa.

  Sesampainya di kamar 305. Tiba-tiba Intan mematung di ambang pintu. Kemudian Putri pun ikut penasaran, dan melirik ke dalam kamar dari belakang tubuh Intan.

Rizky..?? Batin Putri saat melihat sosok pria putih, bersih, dengan penampilan serba putih. Dan terlihat cowok tersebut sedang menikmati bakso bersama sang pasien.

“Loh, kok lu ada disini?” Tunjuk Rizky kepada Intan yang masih mematung di ambang pintu. “Kok, ada Putri juga?” Lanjutnya setelah melihat Putri yang berada di belakang tubuh Intan.

  Kemudian Rizky menatap temannya bingung. “Kenapa mereka ada di sini?”

“D-ia tu se-pupu gue.” Jawab Nasir yang masih asyik mengunyah bakso di mulutnya. Nasir adalah sepupu Intan + sahabat dekat Rizky sejak kecil.

“Sepupu? Kok, gak pernah cerita?” Tanya Rizky tak percaya.

“Dia itu baru pindah ke sini beberapa bulan lalu.” Nasir berhenti memakan bakso kesukaannya. Dan beralih menjelaskan kepada Rizky yang terlihat bingung. “Dia tadi ngabarin ke gue katanya mau ngejenguk gue. Katanya, dia juga bawa satu temen cewe.”

  Intan memberanikan dirinya berjalan menghampiri mereka berdua. Walaupun dengan langkah yang gemetar.

“Ka-kamu ke-kenapa a-ada di si-sini?” Tanya Intan gagap. Lidahnya bergetar, hingga tidak bisa mengucapkan kalimat dengan benar.

“Dia kan sahabat aku.” Mendengar jawaban dari sepupunya. Intan seketika terbelalak kaget. Sampai dia tidak sadar membuka mulutnya lebar.

  Melihat hal itu, Rizky beranjak dari tempat duduknya. Dan langsung menyuapi sesendok penuh bakso ke dalam mulut Intan. “Kalau mau ngomong aja.”

  Tiba-tiba tubuh Intan seketika menjadi lemas. Tulang-tulang kakinya terasa seperti hilang begitu saja.

  Melihat hal itu, Putri langsung memapah tubuh Intan menuju sofa yang tak jauh dari mereka.

  Kemudian satu pukulan melayang dari tangan kiri Nasir yang tersemat infus.

“Kenapa lu pukul gue?” Protes Rizky, merasakan lengannya yang terasa sakit. Dia heran kepada sahabatnya. Padahal tulang pergelangan tangan kanannya patah. Tapi masih aja bisa memukulnya.

“Karena lo bodoh!” Ucap Nasir kesal. “Sepupu gue itu cuma kaget. Bukan mau disuapin.” Lanjutnya.

“Mana gue tau. Siapa suruh dia buka mulut.” Bela Rizky yang tak ingin di salahkan.

“Jangan salahin sepupu gue. Lu nya aja yang bego! Gak bisa bedain buka mulut minta disuapin sama buka mulut karena kaget.” Maki Nasir.

  Tapi sayang, ucapannya dicuekin oleh Rizky. Dia malah memilih bertanya kepada Putri dibandingkan mendengar makian dari sahabatnya, “lo ngapain ke sini, put?”

“HEII!!! GUE LAGI NGOMONG SAMA LU!!” Bentak Nasir kesal melihat sahabatnya yang melengos begitu aja.

“APAAN SIH LU!! GANGGU AJA!!” Balas Rizky.

“Kenapa lu bisa sampai sini?” Tanya Rizky ulang.

“Gue cuma di ajak Intan buat nemenin jenguk sepupunya.”

  Tiba-tiba Rizky merasakan pundaknya seperti ada menepuk. Dia memutar kepalnya ke belakang, dan melihat sahabatnya sedang memegangi tiang infus.

“LU BUDEK YAH?? TADI KAN UDAH GUE BILANG KALAU SEPUPU GUE BAWA TEMEN.” Ucap Nasir emosi.

“Lu kenapa marah-marah mulu sih?” Tanya Rizky bingung dengan sahabatnya yang suka marah-marah kepadanya.

“GIMANA GAK MARAH, KALAU LU TIBA-TIBA MELENGOS GITU AJA!” Jawab Nasir yang enggan menurunkan nada bicaranya. “TERUS GAK MINTA MAAF KE SEPUPU GUE LAGI!!” Lanjutnya, menyuruh Rizky untuk meminta maaf kepada sepupunya yang mempunyai riwayat lemah jantung.

  Mendengar hal itu, Rizky langsung menghampiri Intan yang duduk lemas di sebelah Putri.

  Jantung Intan seketika berdetak 2X lebih cepat dibandingkan saat pertama melihat Rizky di ruangan tersebut, saat melihat pria yang ia sukai berlutut sambil memegang kedua tangannya. Dia pun pingsan, karena tidak bisa menahan detak jantungnya yang semakin kencang.

“Loh, kok pingsan?” Rizky bingung melihat lawan bicaranya yang tiba-tiba pingsan di hadapannya.

“LU APAIN SEPUPU GUE?” Bentak Nasir lagi.

“Mana gue tau. Gue cuma pegang tangannya doang kayak waktu itu.”

* Flashback On *

“Kita mau kemana?” Tanya Rizky kepada Adit yang mengajaknya memutar mengelilingi SMA Ganesha.

“Ngeloting nomer cewe.” Jawabnya.

  Kemudian, mereka berdua melihat Intan dan Dwi yang sedang duduk sambil bermain handphone di depan ruang kelas 11 IPA 1.

“Haii..” Sapa Adit kepada mereka berdua.

# # # # # # # # # #

See you next time....

First Love (End)Where stories live. Discover now