21. Lolos Dari Interogasi

208 46 14
                                    

"Semua makhluk di dunia ini mempunyai skenarionya masing-masing. Jadi, pandai-pandailah berperan!"
~~Nabila Putri Utami~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

Seketika Putri terbesit subuah ide cemerlang.

Ttiiinngg

Tiba-tiba tanpa ada angin apapun, Putri terjatuh tersungkur ke lantai. Memperlihatkan wajahnya yang berubah drastis menjadi sedih. Dan terlihat air matanya mulai bercucuran melewati pipi mulusnya. "Hhuuuwwaaaa..."

Melihat hal itu... dengan polosnya, Kiano juga ikut-ikutan bersedih. Dia seperti merasakan apa yang Putri rasakan.

"Tega kamu mas." Ucap Putri sedikit teriak agar terdengar oleh semua pengunjung mall di sana. "Tega kamu mau ninggalin kita." Lanjut Putri menatap sendu punggung Rajes yang tiba-tiba berhenti saat mendengarnya.

Rajes pun mengepalkan tangannya kuat. Telinganya sangat panas, saat mendengar suara-suara pengunjung mall yang mulai mengerumuni mereka sambil merekam mereka dengan handphonenya masing-masing.

"Coba lihat! Ada drama sinetron."

"Ayo buruan! Rekam!"

"Asyiikk... hiburan gratis."

"Cepet, video! Video! Biar viral!"

Melihat rencananya berhasil. Putri pun tersenyum senang sebentar, dan ia lanjutkan berakting lagi. Seperti pemeran protagonis di sinetron ku menangis. "Tega kamu mas. Tega kamu mau ninggalin istri dan anakmu disini."

Hhuuaaaa... tangisan Kiano pecah. Membuat drama yang Putri buat seakan terjadi nyata.

Huufftt... dasar drama queen. Batin Rajes mencoba menenangkan dirinya sendiri. Saat ini dia tidak bisa melawan. Karena ada banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka.

Setelah emosinya sedikit mereda. Rajes pun menghampiri Putri yang terduduk di atas dinginnya lantai mall. "Buruan bangun! Atau lu gue bunuh!" Bisik Rajes tepat disamping telinga Putri.

Mendengar ancaman yang membuat bulu kuduknya merinding. Putri seketika bangun dari duduknya.

Tapi... dengan berat hati, dia juga harus memeluk Rajes yang berada tepat di hadapannya. Agar mindset orang-orang yang melihatnya, berpikir kalau mereka sudah berbaikan.

* * * * *

Sesampainya di rumah. Rajes langsung menyenderkan tubuhnya yang sangat lelah ke sofa empuknya. Kemudian dia membaca notebook yang Kiano tunjukkan kepadanya, "aku ngantuk."

Setelah itu, Rajes pun mengantarkan Kiano ke kamar kosong di samping kamarnya. Terlihat, kamar tersebut sudah bersih, rapih, dan ada aksesoris anak-anak disana.

Untung saja Rajes sudah menyuruh Bu Risma (salah satu pembantu rumah neneknya yang tak jauh dari rumahnya), saat diperjalanan pulang tadi.

Kiano pun langsung naik ke atas kasur berseprei sopongebob, dan merebahkan tubuhnya.

Disaat Rajes hendak menutup pintu. Kiano tiba-tiba menjerit, "aaaaaaaa"

"Kenapa lagi?" Tanya Rajes bingung dengan anak kecil tersebut.

Kemudian Kiano menulis di notebook miliknya. Setelah selesai menulis, dia tunjukkan kepada Rajes. 'Bacain dongeng sebelum tidur.'

"Lain kali aja yah. Gue capek." Ucap Rajes sambil menyelimuti tubuh Kiano dengan selimut bergambar Spongebob. Kemudian Rajes pun mematikan lampu kamar tersebut sebelum keluar dari kamar.

Setelah itu... Rajes masuk ke dalam kamarnya yang cukup berantakan. Dia lupa menyuruh Bu Risma untuk membersihkan kamarnya juga.

Karena sudah amat sangat sangat lelah, akhirnya Rajes pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya yang empuk dan besar.

Baru beberapa menit ia merebahkan tubuhnya. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, dan memperlihatkan sosok anak kecil disana.

"Kamu kenapa belum tidur?" Tanya Rajes kepada Kiano yang sedang menulis di notebook kecil yang terlihat sudah hampir habis.

"Aku pengin tidur sama papah." Rajes membaca tulisan Kiano yang agak buram karena terlalu jauh.

"Ya udah, sini.." Ucap Rajes sambil menepuk-nepuk kasur di sebelah tubuhnya. Kiano pun langsung naik ke atas kasur besar tersebut dan memeluk tubuh besar Rajes.

Mereka berdua pun terlelap sambil memeluk satu sama lain.

* * * * * * *

Terlihat Putri juga sudah sampai di kediamannya menggunakan ojol. Dia terpaksa memakai ojol, karena ia telah ditinggal sendirian oleh Rajes saat di parkiran mall.

"Habis darimana kamu, malam-malam begini baru pulang?" Tanya Pak Yasa tanpa memalingkan pandangannya dari koran yang sedang ia pegang.

"Emm... itu, anu.." Putri bingung harus bilang ke abinya bagaimana lagi. Terakhir kali ia pulang malam, dia harus semalaman tidur di kamar mandi. Karena dia terciduk pulang sama cowok.

"Dia habis pulang dari rumah sahabat aku." Jawab Bu Utami yang baru keluar membawa secangkir kopi dan setoples kue kering.

"Sahabat kamu yang mana?" Tanya Pak Yasa kepo. Dia meletakan koran yang sedari tadi ia baca.

"Dari dulu sahabat aku cuma satu. Namanya Sinta." Bu Utami meletakan kopi dan kue kering tersebut ke atas meja teras. "Yang kemarin datang kesini loh." Tambah Bu Utami menjelaskan agar suaminya paham.

"Ouh... yang kemarin toh." Jawab Pak Yasa baru ingat. "Ngapain kamu kesana?" Tanya Pak Yasa kepada Putri dengan tatapan mengintrogasi.

Bukannya Putri yang menjawab, Bu Utami malah yang excited untuk menjawabnya duluan. "Kata temen aku, dia yang ngebujuk anaknya biar ngater si Sinta. Dan Putri juga ikut ngater Sinta ke stasiun."

"Tapi aku nanyanya sama Putri, bukan sama kamu." Ucap Pak Yasa kesal.

"Tapi apa yang umi omongin itu benar kok." Ucap Putri menyetujui omongan dari uminya. "Aku juga gak nyangka kalau temen sekelas aku itu anaknya Bu Sinta (temennya umi)."

"Terus, kenap----"

"Udahlah, abi. Putri pasti udah capek. Biarin dia istirahat." Bu Utami memotong ucapan suaminya. Dia sekarang berpaling, dan berbicara kepada anak kandungnya. "Sekarang kamu masuk, mandi yang bersih, habis itu tidur."

Mendengar hal itu, Putri langsung hormat kepada uminya yang sudah menolongnya dari interogasi abinya yang seperti seorang detektif.

# # # # # # # # # #

See youu

First Love (End)Where stories live. Discover now