24. Ketua Geng Distroyet

200 41 13
                                    

Diam bukan berarti tidak tau. Bisa jadi diam-diam tau semuanya.
~~Cendet Aditya~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

  Saat baru keluar dari toilet. Tiba-tiba ada siswi yang dengan sengaja menubruk Putri.

Brruugghh

  Es coklat yang siswi itu bawa pun tumpah tepat di baju Putri.

“Ups, gak sengaja.” Ucap siswi tersebut, yang bernama Moli. Setelah itu, dia tertawa bersama kedua anteknya yang bernama Sofi dan Rita.

  Moli.. anak kelas 11 IPS 3 yang merupakan wakil ketua dari organisasi pramuka. Sedangkan Sofi dan Rita adalah anggota pramuka, yang biasa disebut kakak bantara.

“Iya gpp, kak.” Putri mengusap-usap bajunya, mencoba membersihkan noda coklat di bajunya. “Aku juga kok yang salah. Aku jalanya gak lihat-lihat.” Lanjut Putri.

“Bagus deh, kalau lu udah tau.” Ucap Moli tersenyum miring. Kemudian dia mendekati Putri, dan berbisik tepat di telinga Putri. “Jangan macem-macem sama gue, kalau lu gak mau lebih parah dari ini!” Setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan Putri sendirian.

  Selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba Imam menghampiri Putri sambil menyodorkan hodie yang ia kenakan tadi.

“Nih... buat nutupin baju kotor kamu.” Putri melihat sosok yang menawarkan hodie tersebut. Dan entah kenapa, setiap melihat senyum Imam itu seperti menambah kekuatan dirinya untuk menghadapi dunia yang keras ini.

“Makasih.” Balas Putri tersenyum hangat. Dia mengambil hodie yang Imam tawarkan dan langsung memakainya.

“Ouh iya, kamu kenapa baru berangkat?”

“Emm...” Putri pun berpikir sejenak. Dia bingung mau menjawab apa. Kalau dia jujur, dia takut kalau Imam nanti salah tangkap. Akhirnya dia memutuskan untuk berbohong kepada Imam, “aku baru bangun tidur.”

“Tumben, biasanya kamu yang paling awal masuk sekolah.” Imam mengerutkan keningnya heran. Tak biasanya ia lihat Putri yang seperti ini.

“Hehehe... aku semalam habis begadang nonton drakor.” Jawab Putri diakhiri dengan kekehan.

“Ya udah, sekarang kamu langsung ke kelas aja yah.” Ucap Imam, sambil membelai lembut rambut Putri dengan satu tangannya. “Di kelas gak ada guru kok. Tadi Bu Arifiah cuma kasih tugas doang.” Lanjut Imam menjelaskan keadaan kelas kepada Putri yang baru berangkat sekolah.

* * * * *

  Bel pulang sekolah sebentar lagi akan berbunyi. Tapi, tidak ada seorang pun guru yang masuk ke dalam kelas X IPS 5 sejak pagi tadi. Dikarenakan guru-guru sedang ada rapat dengan para donatur.

  Tanpa ada angin puting beliung, tiba-tiba Rajes menghampiri bangku Putri. Kemudian dia duduk di bangku Amel yang kosong, disamping Putri.

“Lu pulang sama gue!” Ucap Rajes tanpa basa-basi.

  Mendengar hal itu, Putri seketika terkejut. “Hahh... emangnya harus?”

“Harus! Ini perintah.”

“Gak, gue gak mau titik.” Jawab Putri  tegas.

Tteeetttt

  Bel pulang sekolah akhirnya pun berbunyi. Membuat siswa-siswi SMA Ganesha berbondong-bondong keluar dari kelas mereka.

  Disaat itu juga, Rajes menarik lengan putih Putri yang sedang hendak mengambil tasnya. “Ayo!”

“Lu budek yah?” Maki Putri dengan ekspresi marahnya. “Gue kan udah bilang, gak yah gak.” Lanjut Putri menegaskan sekali lagi.

“Gak ada penolakan.” Bantah Rajes yang masih senantiasa mencengkeram lengan Putri yang mulus.

  Karena sudah kehilangan kesabaran. Putri tanpa sadar membentak Rajes, “KOK LU MAKSA SIH?”

“INI JUGA BUKAN KEINGINAN GUE!!” Balas Rajes dengan nada yang lebih tinggi dibandingkan Putri.

  Semua pasang mata siswa-siswi di kelas tersebut pun, sekarang sedang menatap sinis mereka berdua. Termasuk dengan Imam yang terlihat berjalan menghampiri mereka.

“Tenang dulu. Ada masalah apa ini?” Ucap Imam mencoba melerai mereka berdua.

  Bukannya menerima dengan baik. Rajes malah memberikan tatapan mengintimidasinya, “gak usah ikut campur.”

“Oke...” Setelah mendapatkan penolakan mentah-mentah. Imam pun melanjutkan langkahnya keluar dari kelas, sambil mengajak siswa-siswi yang lainya agar tidak ikut campur.

  Melihat teman-teman kelasnya sudah pergi, dan menyisakan hanya mereka berdua. Akhirnya salah satu dari mereka membuka pembicaraan, “maaf yah, aku gak maksud buat ngebentak kamu.” Kata maaf tersebut terlontar bukan dari mulut Putri, melainkan dari mulut Rajes.

  Mendengar hal itu, seketika Putri terkejut. Ini pertama kalinya ia melihat Rajes, si ketua geng motor Distroyet meminta maaf langsung. Ia juga tau, kalau si cowo tersebut yang membuat Nasir patah tulang dan masuk rumah sakit. Tapi... cowo tersebut gak pernah sekalipun ada niatan untuk meminta maaf kepada korbannya.

Kalian pasti bingung, kenapa Putri bisa tau kalau Rajes adalah ketua geng motor Distroyet?”

“Kalau begitu, mari kita kembali ke saat dimana Putri mengetahui kalau Rajes adalah ketua geng Distroyet....”

* Flashback On *

  Akhirnya Putri sampai juga di rumah, setelah seharian membantu Kiano mencari ibunya. Kemudian, ia langsung menjatuhkan tubuhnya yang terasa sangat amat lelah ke atas tempat tidurnya.

  Baru beberapa menit ia menikmati kegiatan rebahanya, dia mendengar suara notifikasi chat dari hpnya. Kemudian Putri pun membaca chat dari Amel tersebut.

Bestie Kelas 😘

Put

Dari pagi gue gak liat lu di sekolah

Bolos kemana lu?

Panjang ceritanya

Ada sangkut pautnya sama video ini gak?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada sangkut pautnya sama video ini gak?


 

Setelah melihat video yang dikirim Amel, Putri pun melepaskan jaket milik Rajes yang sedari tadi melekat di tubuhnya.

  Seketika matanya terbelalak sempurna, saat melihat logo geng motor Distroyet di punggung jaket tersebut, mirip seperti logo geng motor yang pernah ia lihat saat ingin menjemput kakaknya di rumah Prince.

* Flashback Off *

  Kemudian bibir Rajes mendekat ke telinga Putri dan berbisik, “ini keinginan Kiano. Jadi tolong jangan nolak yah.”

# # # # # # # # # #

See you next time...

First Love (End)Where stories live. Discover now