28. Sial

189 33 15
                                    

Semua orang tidak mungkin bisa menghindar dari masalah. Bahkan lari ke ujung dunia, masalah pasti ada.
~~Imam Ardani~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

“Terima.”

“Terima.”

“Terima.”

  Sorak sorai pelayan cafe tersebut, membuat Putri menjadi malu. Kedua pipinya juga terasa panas, membuat warna merah terlihat jelas disana.

“Gue ---” Saat Putri hendak menjawab pertanyaan Imam. Tiba-tiba Nasir menghentikannya, “Tunggu sebentar.”

“Sebelum menjawabnya. Saya ada kejutan.” Lanjut Nasir berbicara di depan mic. Membuat semua orang disana seketika tertuju padanya.

  Nasir mengambil handphonenya dari saku kemejanya. Setelah itu, dia memutarkan salah satu rekaman suara ke depan mic yang sempat ia pakai tadi. Agar semua orang dengar isi dari rekaman tersebut.

  Suara percakapan antara dua orang pria pun mulai terdengar. “Btw gimana nih kabar lu sama dia?”

“Dia siapa?”

“Masa lu lupa sih, mam. Maksud gue itu si Putri.”

“Ouh itu.”

* Flashback On *

  Kejadian ini bermula saat sedang mengadakan peresmian leader baru Impossible.

  Semua anggota terlihat sedang asyik mabuk-mabukan menikmati perayaan tersebut. Sampai-sampai mereka tidak sadar kalau salah satu wanita disana sedang merekam pembicaraan mereka lewat ponselnya.

“Ouh iya mam. Btw gimana kabar lu sama dia?” Tanya Markonah memberikan satu gelas penuh air wine.

“Dia siapa?” Tanya balik Imam yang mulai kalang kabut.

“Itu, cewe sekelas lu yang mau lu deketin.” Jawab Markonah merangkul Imam yang sedang minum wine pemberiannya.

“Ouh, Putri.” Imam pun mulai merangkul Markonah juga, dan menarik kepala wanita tersebut agar menyender ke pundaknya yang kokoh. “Gue gak jadi deketin dia lagi.”

“Kenapa?”

“Dia bukan tipe gue.” Mendengar hal itu, Lolok (mantan leader kedua Impossible) pun tertawa terbahak-bahak.

“Hahahaha.... Tumben banget lu milih-milih.” Cela Lolok yang terlihat sedang menari-nari di depan Imam, sambil memegangi sebotol Vodka yang ia teguk sendiri sedari tadi.

“Mungkin ceweknya aja kali yang gak suka sama lu.” Sambung Ewox (mantan leader pertama Impossible) menambahkan.

“Hehehe... lucu banget anjirr. Mana ada sih yang gak mau sama seorang Imam Ardani?” Imam menepuk dadanya bangga. Dia bangga di cap sebagai seorang playboy.

“Kalau gitu gimana kalau kita taruhan?” Samber Wisnu (sahabat dekat Imam). Dia menatap wajah sahabatnya tersebut, dan melanjutkan ucapannya. “Kalau lu berhasil jadian sama dia, kita bakal traktir lu sepuasnya. Kalau lu gak berhasil jadi pacarnya, lu yang harus traktir kita party.”

* Flashback Off  *

“Gimana? Tetep mau jadi pacar dia?” Nasir tersenyum miring melihat Putri yang terlihat mulai meneteskan air mata.

  Seketika Putri pun bangkit dari tempat duduknya, dan berlari keluar cafe. Melihat hal itu, Imam juga mengejar Putri dengan kaki jenjangnya.

  Tak perlu waktu lama. Imam pun berhasil menarik lengan Putri, membuat langkah kaki wanita tersebut terhenti.

“LEPASIN TANGAN GUE!!” Bentak Putri dengan airmata yang sudah bercucuran membasahi pipinya.

  Bukannya melepaskan cengkeramannya, Imam malah semakin kencang mencengkeram lengan Putri. “Tunggu sebentar. Aku bisa jelasin. Itu bukan suara aku.”

  Tiba-tiba... Putri pun melayangkan tamparan keras ke wajah mulus milik Imam dengan satu tangannya yang bebas.

Pllaaakk

  Imam akhirnya melepaskan cengkeramannya saat merasakan pipinya yang terasa sakit.

“MAU JELASIN APA PAGI HAHH?? SEMUA UDAH JELAS-JELAS ITU KAMU!!” Airmata Putri terus mengalir. Hatinya terasa sakit seperti sedang di sayat-sayat dengan seribu belati.

  Setelah itu Putri keluar dari dalam cafe, dan memanggil taxi yang hendak melewatinya.

“Mau pergi kemana neng?” Tanya pengemudi taxi yang melihat Putri masuk ke dalam mobilnya.

“Udah, jalan dulu aja pak!”

  Bapak supir taxi tersebut pun menancapkan gas mobilnya, meninggalkan cafe tersebut dari pandangan Putri.

  Beberapa menit kemudian, bapak supir taxi tersebut penasaran saat melihat penumpangnya menangis tak ada hentinya dari balik kaca spion dalam.

“Neng kenapa nangis?” Tak ada jawaban dari Putri.

“Neng habis berantem sama temennya yah?” Tebak pak supir, dan tak dijawab oleh Putri.

“Atau, neng habis diputusin sama pacarnya?”

  Mendengar ocehan pak supir. Putri pun menjadi kesal dan tak sengaja kelepasan membentaknya, “BISA DIEM GAK SIH PAK?!”

“Iya maaf neng.” Pak supir tersebut seketika langsung terdiam. Karena canggung, pak supir pun memutarkan lagu-lagu yang sedang viral saat-saat ini. Dan entah kenapa, lagu yang pertama yang terputar adalah lagu Sial yang dinyanyikan oleh Mahalini Raharja.

  Walaupun ini adalah salah satu lagu favoritnya , dan sering ia nyanyikan saat dia membaca novel. Tapi entah kenapa, Putri malah memilih diam dan menatap kosong langit yang mulai gelap dari balik kaca mobil.

Sampai saat ini, tak terpikir olehku . .
Aku pernah beri rasa, pada orang sepertimu . .

Seandainya sejak awal, tak ku yakinkan diriku . .
Tutur kata yang sempurna, tak sebaik yang kukira . .

Andai kutahu semua akan sia - sia . .
Takkan ku t’rima cinta, sesaatmu . .

reff  :
Bagaimana dengan aku
Terlanjur mencintaimu
Yang datang beri harapan
Lalu pergi dan menghilang . .

Tak terpikirkan olehmu
Hatiku hancur kar’namu
Tanpa sedikit alasan
Pergi tanpa berpamitan
Takkan kut’rima cinta
Sesaatmu . .

  Karena lirik lagunya yang mewakili perasaannya saat ini. Akhirnya Putri pun ikut bersenandung, sambil mengucurkan air matanya yang sempat terhenti sejenak.

Sial ,  sialnya ku bertemu
dengan cinta semu . .
Tertipu tutur dan caramu
Seolah cintaiku . .
Puas kau curangi aku . .

reff  :
Bagaimana dengan aku
Terlanjur mencintaimu
Yang datang beri harapan
Lalu pergi dan menghilang . .

Tak terpikirkan olehmu
Hatiku hancur kar’namu
Tanpa sedikit alasan
Pergi tanpa berpamitan
Takkan kut’rima cinta
Sesaatmu . .

# # # # # # # # # #

Siapa disini penggemar Mahalini?
Aku, aku, aku

See you next time...

First Love (End)Where stories live. Discover now