32. Hari Terakhir Sekolah

199 24 9
                                    

Happy reading....
# # # # # # # # # #

“Pelajaran hari ini cukup sampai disini yah. Jangan lupa, setelah liburan semester, kalian harus mempresentasikan cerita yang kalian lakukan saat liburan semester menggunakan bahasa inggris!” Ucap Bu Arifiah.

“Baik, bu.” Jawab semua murid 10 IPS 5.

“Lu kenapa put? Lu bete yah, dikasih tugas pas liburan semester?” Tanya Amel melihat sahabatnya yang dari pagi murung saja.

“Gpp, aku cuma capek.” Jawab Putri lemas. Bagaimana tidak? Putri kemarin harus seharian berdiskusi tentang rencana pernikahannya dengan Rajes yang akan dilaksanakan tanggal 1 Januari mendatang.

“Boleh bicara sama Putri berdua gak?” Tanya Imam yang tiba-tiba datang ke bangku mereka, setelah ia menyelesaikan ganjaran dari Bu Arifiah.

  Mendengar hal itu, Amel pun beranjak dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan mereka berdua.

“Mau ngomong apaan lu?” Tanya Putri malas.

“Gue mau ngejelasin soal yang kemarin.”

“Gak perlu, udah basi.” Potong Putri, tanpa melihat lawan bicaranya sedetik pun.

“Tapi, aku mau ngejelasin. Biar kamu gak salah.” Ucapan Imam terhenti, saat melihat Putri yang tiba-tiba mematung.

  Mata Putri terbelalak hebat, melihat Tolle masuk ke dalam kelas. Dia kaget bukan dengan tampang Tolle yang menawan, melainkan dengan sosok kasat mata yang di belakangnya.

  Sosok hitam yang membawa sabit panjang, seperti malaikat pencabut nyawa.

“Dani!!” Tolle langsung menarik kerah baju Dani dengan satu tangannya.

“Eiittss... selow men. Kenapa?”

  Tanpa aba-aba, Tolle seketika melayang tinjunya tepat di pipi Dani. Membuat Dani terjatuh dari kursinya, dan tersungkur ke keramik.

Buuggghh

“Hewan cabul kek lu, gak pantes buat hidup.” Ucap Tolle penuh penekanan.

  Dani pun bangkit. “Ouh, jadi wanita murahan itu cerita sama lu?” Dani tersenyum miring mendengar fakta tersebut.

“Jangan bilang dia pelacur, bangsat!!” Tolle melayangkan tinjunya lagi. Tapi... Dani menahan tinju tersebut, dan langsung menendang perut Tolle dengan kaki kanannya. Membuat Tolle terpental ke belakang.

  Kemudian perkelahian antar dua pelajar tersebut pun tak terhindarkan. Siswa siswi didekat sana seketika menjauh, tidak ingin terkena imbasnya. Dan salah satu siswi disana langsung membuka handphonenya, merekam kejadian tersebut.

  Sedetik kemudian, Kiki Saputri (bendahara kelas 10 IPS 5) masuk ke dalam kelas. Dan langsung berlari mendekati mereka, mencoba melerai.

“Tolle, sudah.” Ucap Kiki sendu. “Cukup, jangan berantem.” Lanjut Kiki sudah tidak bisa menahan tangisnya.

  Tapi, mereka tidak menghiraukannya. Mereka masih melanjutkan perkelahian mereka, sambil sesekali melempar kursi kelas.

Guubrraakk

  Akhirnya, salah satu guru BK yang bernama Pak Khaeli (orang Batak) datang.

Brraakk

  Guru tersebut menggebrak meja, membuat dua pelajar tersebut berhenti berkelahi. “BERHENTI KALEAN!!”

“Masih kelas satu, udah berantem-berantem. Mau jadi apa kau? Jadi preman?” Lanjut pak Khaeli.

“Sekarang kalean berdua ikut bapak ke ruang BK!” Suruh pak Khaeli, yang langsung diikuti oleh mereka berdua.

  Melihat mereka yang sudah pergi. Putri pun menghampiri Kiki yang sedang menangis, meninggalkan Imam disana.

“Udah, tenang, jangan nangis lagi. Mereka sudah ditangani pak Khaeli.” Ucap Putri memeluk Kiki, sambil mengusap-usap punggung, menenangkannya.

“Tapi, hiks. Mereka berantem gara-gara gue, hiks.” Jawab Kiki sesenggukan.

* * * * *

  Putri dan Kiki sekarang berada di rooftop sekolah, tempat dimana kejadian perkelahian itu dimulai.

* Flashback On *

“Ngapain lu?” Tanya Tolle yang sedang sibuk menggambar di sketchbook miliknya, sambil memakan buah sawo hitam ditangan satunya yang bebas.

“Sejak kapan lu disini?” Tanya Kiki kaget. Sepertinya tadi, saat dia masuk, dia tidak melihat teman sekelasnya itu duduk di sofa tersebut.

“Dari pagi.” Kemudian Tolle memasukan sawo yang tinggal sedikit ke dalam mulutnya. Setelah menelan makanan yang ia kunyah. Dia pun bertanya lagi, saat ia melihat wanita tersebut memanjat tembok rooftop, “mau ngapain lu? Mau bunuh diri?”

“Itu bukan urusan lu!”

“Emang kalau lu bunuh diri, bisa nyelesain masalah?” Tanya Tolle sambil menggambar wanita yang ingin bunuh diri didepannya.

“Tapi... kalau gue mati, gue gak bakal ngerasa malu lagi.”

“Malu kenapa?” Tolle terlihat meluruskan pensilnya ke depan, mencari perspektif objek yang sedang ia gambar. “Lu kan cantik, pinter, kaya, bendahara kelas lagi.” Lanjutnya.

  Mendengar hal itu, air mata yang sedari tadi Kiki bendung pun akhirnya runtuh. “Lu itu gak tau.” Air mata Kiki mengalir semakin deras. “Gue udah gak perawan.”

“Emang kenapa kalau udah gak perawan?” Terlihat Tolle sedang asyik menggores-goreskan pensilnya di atas sketchbook miliknya. “Kalau udah gak perawan, bisa bikin lu jadi jelek? Jadi bodoh? Jadi miskin? Jadi turun dari jabatan bendahara kelas?”

  Setelah mendengar pertanyaan konyol tersebut, Kiki merasa menjadi kesal. Dia turun dari atas tembok, dan menghampiri Tolle yang sedang asyik menggambar.

“Nggak gitu.” Kiki menyeka air matanya dari pipi putihnya. “Tapi lu itu nggak pernah ngerasain. Rasanya keperawanan lu di ambil sama temen kelas lu sendiri.”

“Siapa?”

“Dani.”

  Seketika Tolle menghentikan aktivitas menggambarnya, setelah mendengar nama sang pelaku. Dia beranjak dari sofa, dan kemudian pergi meninggalkan Kiki.

  Karena khawatir Tolle berbuat yang tidak-tidak. Akhirnya Kiki pun juga membututi Tolle.

* Flashback Off *

“Jadi gitu ceritanya.”

  Entah kenapa, air mata Putri pun berjatuhan tanpa permisi, saat mendengar cerita Kiki tersebut. Dia merangkul sang bendahara kelas, sambil mengusap-usap lengannya, menguatkan. “Yang tenang yah. Kita akan cari solusinya sama-sama.”

  Mendengar hal itu, Kiki tersenyum senang, “makasih yah, put. Lu itu cuma satu-satunya temen gue.”

“Hehehe, jangan gitu lah. Kamu kan temennya banyak.” Ucap Putri tersipu malu.

“Tapi, cuma lu yang ada disaat gue ada masalah.”

  Setelah itu Kiki pun ke ruang BK, untuk menceritakan semua kejadiannya. Dari ia di perkosa Dani, sampai ke perkelahian Dani dan Tolle. Tentunya, ditemani oleh Putri.

  Di saat itu juga, sekolah pun menyatakan untuk mengeluarkan Dani dari sekolah.

# # # # # # # # # #

Gimana ceritanya?

First Love (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ