26 - Bertemu Camer.

292 17 0
                                    

Camer = calon mertua. Xixixi.

Happy Reading.

Setelah beberapa jam mengudara, pesawat pribadi milik Bryan akhirnya sampai di kota London. Pesawat pribadi itu mendarat di London Heathrow International Airport. Setelah pesawat itu berhasil mendarat dan berhenti di lapangan bandara, Bryan dan Trianna melepaskan sabuk pengaman.

Mereka berjalan ke arah pintu pesawat yang sudah di bukakan oleh pramugara. Pramugara dan pramugari itu menundukkan kepalanya hormat.

Bryan dan Trianna turun dari pesawat melalui tangga pesawat, Trianna dapat melihat beberapa mobil berwarna hitam sudah menunggu mereka di sana.

Seorang pria paruh baya yang masih kelihatan gagah dan berpakaian rapih berjalan mendekati Bryan dan Trianna. Di belakang pria itu ada seorang pemuda yang umurnya sekitar 22 tahun berjalan mengikuti pria paruh baya itu.

Pria paruh baya dan pemuda itu membungkukkan badannya hormat, "It has been a long time since Mr. Bryan visited London. Mr. Bryan's parents must be very happy that you came to London, especially since you brought your partner. [Sudah lama sekali sejak Tuan Bryan mengunjungi London. Orang tua Tuan Bryan pasti sangat senang Anda datang ke London, terutama karena Anda membawa pasangan Anda]." Pria paruh baya itu tersenyum ke arah Trianna. Accent British terdengar jelas saat pria paruh baya itu berbicara.

"I was so busy that I didn't have time to visit [Saya sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk berkunjung]," ucap Bryan datar.

"I was expecting it [Saya sudah menduganya]," ucap pria paruh baya itu, kemudian ia menatap ke arah Trianna. "I almost forgot to introduce myself, please forgive me, Miss. [Saya hampir lupa memperkenalkan diri, mohon maafkan saya, Nona.]"

"It's okay, no problem," jawab Trianna.

"Perkenalkan nama saya Elio Alessandro. Saya asisten sekaligus sekretaris papahnya tuan Bryan, tuan Baslano. Saya sudah bekerja dalam keluarga Domien selama 3 generasi," ucap Elio. Kemudian ia melirik ke arah pria yang berdiri di sebelahnya, "Dan ini Diego, dia adalah putra saya. Diego sudah bekerja di keluarga Domien sejak 3 tahun yang lalu."

Trianna mengangguk-anggukkan kepalanya, "Nama saya Trianna," balasnya sambil tersenyum.

Elio tersenyum hangat, kemudian ia mempersilahkan Bryan dan Trianna untuk masuk ke dalam mobil. Diego yang menyetir mobil, di samping Diego ada Elio. Sementara Bryan dan Trianna duduk di belakang.

Tiba-tiba saja Trianna merasa deg-degan dan cemas karena akan bertemu dengan kedua orangtua Bryan. Khawatir orangtua Bryan tidak suka kepada dirinya. Bryan yang menyadari rasa gugup Trianna menggenggam tangan Trianna berusaha memberi kekuatan.

"Tidak usah khawatir, mereka bukan kanibal. Cuman ya ... sedikit gila saja sih," bisik Bryan tepat di telinga Trianna. Trianna reflek menoleh ke arah Bryan dengan ekspresi melongo tidak percaya. Itu sih, bukan bikin tenang namanya! Yang ada Trianna malah tambah gugup!

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di mansion kedua orangtuanya Bryan. Pintu gerbang terbuka, pemandangan pertama yang menjadi pusat perhatian Trianna adalah patung pancuran air yang berada di depan mansion bernuansa eropa itu. Patung itu berwarna putih bercampur emas yang berkilau karena pantulan dari cahaya rembulan.

Mobil berhenti, Elio keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Bryan dan Trianna. Mereka berdua keluar dari dalam mobil, banyak pelayan dan pengawal yang berjejer di depan mansion untuk menyambut kedatangan mereka.

Di depan pintu utama, terlihat sepasang suami istri yang sedang berdiri menunggu kedatangan putra dan calon menantu mereka. Papah Bryan--yang bernama Baslano terlihat sangat gagah, tampan, dan berwibawa. Aura Baslano sangat kuat mendominasi sekitarnya, iris matanya yang berwarna abu-abu menatap tajam dan mukanya yang datar membuat siapapun takut dan segan kepada Baslano.

Berbeda dengan Baslano, mamah Bryan--yang bernama Beatrice, tersenyum bahagia saat melihat putra semata wayangnya dan menantunya berjalan ke arah mereka. Wajahnya sangat cantik dan memakai gaun pendek bermotif bunga-bunga yang terlihat sangat cocok untuknya. Sama seperti arti dari namanya yaitu pembawa kebahagiaan untuk orang lain, Beatrice selalu membuat semua orang yang berada di sisinya merasa bahagia. Salah satunya Baslano, suaminya.

Melihat wajah dari kedua orangtua Bryan membuat Trianna tidak heran kalau wajah Bryan bisa terlihat sangat tampan.

Bryan dan Trianna berjalan sembari bergandengan tangan menghampiri Baslano dan Beatrice. Setelah sampai di depan Baslano dan Beatrice, Trianna dan Bryan menundukkan kepalanya hormat.

Tanpa berkata apa-apa Beatrice langsung memeluk Trianna sampai-sampai Trianna terhuyung ke belakang. Beatrice memeluk Trianna dengan erat untuk melepaskan rindu, sementara Trianna yang terkejut dan gugup memilih untuk membalas pelukan Beatrice saja.

Bryan melirik kesal ke arah Beatrice, Beatrice yang menyadari tatapan kesal dari Bryan terkekeh kecil. Beatrice melepaskan pelukannya dengan Trianna kemudian mencubit pinggang Bryan, membuat Bryan meringis kesakitan.

"Lama sekali!" seru Beatrice kesal.

"Mamah 'kan tau sendiri berapa jarak tempuh antara Los Angeles dan London," balas Bryan dengan muka datarnya.

Beatrice melirik ke arah Bryan kesal, kemudian ia kembali menatap Trianna sembari tersenyum cerah.

"Mamah sudah lama tidak bertemu dengan dirimu, Trianna. Bagaimana kabarmu? Apa selama ini Bryan selalu mengganggu dirimu?" tanya Beatrice.

'Iya! Sangat mengganggu!' batin Trianna. "Bryan tidak mengganggu Trianna kok, Mah," jawab Trianna berbeda dengan isi hatinya.

"Bagus kalau anak itu tidak mengganggu menantu mamah." Beatrice melirik ke arah Bryan dengan senyuman miring. Bryan hanya bisa terdiam dengan muka datarnya dan Trianna hanya tersenyum kecil.

"Ekhem." Deheman dari Baslano membuat semua orang terdiam lalu menatap ke arahnya.

"Oh iya, mamah lupa. Ayo kita makan malam, kalian pasti lapar setelah perjalanan jauh." Beatrice menggandeng tangan Trianna untuk masuk ke dalam. Bryan melihat tidak suka ke arah mamahnya, Beatrice terkekeh kecil.

"Untuk saat ini, dia menjadi milikku dulu," ucap Beatrice berbisik kepada Bryan sembari tersenyum miring. Beatrice tersenyum puas saat melihat wajah masam putranya itu.

.
.
.

To be content.

Hai gengs, maaf klo part ini agak gak jelas ya gengs, otak aku lagi sibuk buat belajar soalnya gengs, hehehe.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun wp aku yak, terimakasihhhh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now