08 - Siapa?

639 48 1
                                    

Gengs, menurut kalian cerita ini aneh atau nggak? Aku bingung banget, takutnya ceritanya makin kesini jadi makin aneh😭.

Happy Reading.

"Anak panah ini sepertinya di buat khusus untuk seseorang, terlihat dari kayu yang terbuat dari kayu red oak, panjangnya sekitar 60 cm, dengan berat 18 gram. Terdapat juga ukiran naga yang melingkar dari ujung panahnya, tuan." Asisten Bryan yang bernama Willy itu berjalan mendekati Bryan dan Trianna, lalu meletakkan anak panah itu di atas meja.

"Siapa pemilik dari anak panah itu?" tanya Bryan dengan sorot mata yang tajam dan rahang yang mengeras.

"Saya belum tau tuan, nanti saya akan mengecheck sidik jari yang mungkin saja tertinggal di anak panah itu."

"Cari pemiliknya sampai dapat! Temukan dan bawa dia hidup-hidup menghadap saya!" tekan Bryan.

"Baik, tuan." Willy mengambil anak panah yang ada di atas meja, "Kalau begitu saya permisi tuan." Willy membungkukkan badannya hormat, lalu ia berjalan keluar dari mansion.

Bryan hanya diam tidak menjawab, ia melihat ke arah Trianna yang duduk di sampingnya dengan tatapan yang lembut. Bryan kemudian mengusap rambut Trianna menggunakan tangan kirinya. Trianna tersentak dari lamunannya.

"Mau peluk?" tanya Bryan.

"Emang boleh?"

"Boleh, sini saya peluk." Bryan mendekatkan diri dengan Trianna, lalu memeluknya erat. Trianna membalas pelukan dari Bryan. Seperti ada sengatan listrik yang mengalir di keduanya.

Trianna sebenarnya merasa takut dengan kejadian itu, ia sangat terkejut. 'Aku pikir menyerang dengan menggunakan panah itu hanya ada di saat zaman kerajaan saja, ternyata sampai sekarang masih ada ya,' batin Trianna.

"Sudah merasa mendingan?" tanya Bryan, kepalanya berada di ceruk leher Trianna menghirup dalam dalam aroma tubuh Trianna. Trianna hanya mengangguk.

Tiba-tiba saja perut Trianna berbunyi. Bryan yang mendengar itu terkekeh, dan muka Trianna sudah seperti kepiting rebus menahan malu. Dasar perut!

"Mau makan?"

"Ya," jawab Trianna singkat berusaha menetralkan rasa malunya.

"Ayo kita ke ruang makan!" ajak Bryan sembari menggandeng tangan Trianna dengan sedikit menyeret.

Trianna melepaskan genggaman tangan Bryan yang ada di tangannya, "Aku bisa sendiri!"

Suara helaan nafas terdengar dari hidung Bryan, "Baiklah." Kemudian mereka berjalan menuju ke ruang makan.

'Sial! Kenapa saat aku berada di sampingnya aku merasa jadi lemah sih?! Aura dominant dan alpha-nya sangat kuat,' batin Trianna.

Mereka sampai di ruang makan, Bryan menarik kursi untuk Trianna duduk di sampingnya, dan mempersilahkan Trianna untuk duduk. Trianna kembali merasa perasaan yang aneh ketika Bryan berperilaku manis dengannya.

Para maid datang membawa beberapa jenis makanan, para maid itu menghidangkannya di atas meja.

Mereka mengambil beberapa makanan lalu menyantap makanan yang sudah di hidangkan. Suasana hening, hanya terdengar suara decitan sendok dan garpu yang beradu di atas piring. Mereka berdua sama-sama terdiam menikmati makanan mereka masing-masing.

Drrtt ...

Sebuah pesan masuk dari handphone milik Trianna. Trianna segera merogoh handphonenya dari kantong yang berada di bajunya. Terlihat nama si pengirim, buru-buru Trianna membuka handphone miliknya.

Gelan💜

---------Pesan Baru--------

Hey.

Sudah menentukan di mana kita akan bertemu?

Trianna ingin membalas pesan tersebut, namun saat ingin mengetikkan balasannya, tiba-tiba saja handphonenya di rebut oleh Bryan.

"Apaan sih?!"

"Kalau lagi makan itu habisin dulu makananmu, jangan bermain handphone ketika lagi makan." Bryan melihat ke arah layar handphone milik Trianna. Bryan melihat nama seseorang dengan love berwarna ungu di kontaknya. Dengan cepat Trianna mengambil kembali handphonenya sebelum Bryan membaca isi pesan tersebut.

"Siapa dia? Pacarmu?" tanya Bryan dengan menekan kata pacarmu.

"Bukan urusanmu!" jawab Trianna dengan sorot mata yang tajam.

"Kau adalah tunanganku Trianna! Dan sebentar lagi akan menjadi istriku! Maka karena itu sekarang apapun yang menjadi urusanmu adalah urusanku juga!" bentak Bryan dengan rahang yang kembali mengeras.

Trianna terkejut di bentak oleh Bryan. Ia berusaha untuk menahan air matanya untuk tidak terjatuh. Trianna sangat tidak bisa ketika ia di bentak oleh seseorang, pasti ia akan menangis ketika di bentak.

Bryan yang tersadar akan bentakannya yang menyakiti hati Trianna. Bryan menatap sendu dan khawatir ke arah Trianna, "Maafkan aku."

Trianna tidak menjawab, ia langsung berdiri kemudian berlari meninggalkan Bryan sendiri di ruang makan. Bryan yang melihat Trianna berlari mengacak rambutnya frustasi. Kemudian Bryan melempar gelas kaca yang ada di sampingnya.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Bryan memukuli kepalanya.

Bryan terdiam berusaha untuk mengontrol dirinya, tetapi saat mengingat nama kontak lelaki yang ada love berwarna ungunya tersebut kembali merasa marah dan rahangnya mengeras.

"Kau hanya milikku Trianna, tidak akan aku biarkan siapapun untuk merebut dirimu dari diriku! Karena kau adalah milikku!"

.
.
.

To be content.

Gimana sampai sini ceritanya? Seru gak? Atau malah aneh? Hehe maaf ya gengs kalo aneh.

IMAGINATIONDove le storie prendono vita. Scoprilo ora