25 - Berangkat Ke London.

359 24 0
                                    

Happy Reading.


Setelah perdebatan yang panjang antara Bryan dengan Trianna, akhirnya Trianna mengalah dan mengikuti kata Bryan. Trianna saat ini sedang memasukkan beberapa bajunya ke dalam koper miliknya.

Sore nanti Trianna dan Bryan akan berangkat ke London, tapi hanya menginap semalam. Setelah itu besoknya mereka akan pulang kembali ke Los Angeles untuk menyiapkan acara pernikahan mereka.

Trianna sudah selesai mengemas barang-barang yang menurutnya penting, setelah itu ia memilih untuk menonton televisi sebelum Bryan datang. Trianna memilih-milih drama Korea yang akan ia tonton, pilihannya jatuh kepada drama Korea dengan tema thriller.

Episode satu terputar di layar televisi, Trianna menontonnya dengan serius. Saat sedang asik-asiknya menonton, pintu kamar terbuka membuat Trianna reflek untuk menengok ke arah pintu. Trianna melihat Bryan memakai baju yang berlumuran darah, sontak hal itu membuat Trianna menjerit ketakutan.

Bryan yang melihat Trianna menjerit merasa keheranan, kemudian ia berjalan mendekati Trianna. Bryan menepuk pundak Trianna, Trianna melirik ke arah Bryan takut.

"Kenapa?" tanya Bryan heran.

Trianna mendongak melihat Bryan dari atas sampai bawah, tidak ada darah di baju Bryan. Trianna menghela nafas lega, mungkin tadi ia salah lihat atau terbawa suasana drama Korea yang di tonton olehnya.

"Aku tidak apa-apa," jawab Trianna.

"Kau sudah mengemas barang-barangmu?" tanya Bryan.

"Sudah."

"Kalau begitu ayo kita berangkat."

"Secepat ini? Katanya nanti sore?"

"Kau tidak melihat jam? Sekarang sudah pukul 3 sore." Mendengar itu reflek Trianna melihat ke arah jam dinding yang menggantung di kamar Bryan. Benar, sudah pukul 3 sore.

Bryan membawa koper yang berisikan baju dan barang-barang Trianna. Koper itu lumayan enteng karena Trianna hanya membawa 3 pasang baju dan barang yang di bawa Trianna hanya barang penting saja.

Trianna mematikan televisi dan berjalan keluar mengikuti Bryan. Mereka menaiki lift menuju lantai bawah. Sesampainya di lantai bawah, beberapa pelayan langsung mengambil alih koper yang ada di tangan Bryan. Mereka memasukkan koper milik Trianna dan Bryan ke dalam bagasi mobil.

Trianna melihat sebuah mobil mewah bermerk Bentley Continental GT berwarna hitam, di belakang mobil mewah itu ada 4 mobil mewah bermerk Bentley Bentayga dengan warna yang sama. Trianna melirik ke arah Bryan, "Kau mengganti mobilmu lagi?" tanyanya penasaran.

Bryan hanya melirik sekilas lalu mengangguk. Sifat dingin dan cueknya kembali lagi. Entahlah, melihat Bryan dengan dua kepribadian yang berbeda membuat Trianna menjadi pusing juga.

Terlihat Willy dan beberapa pengawal lainnya sedang berdiri di samping mobil mewah milik Bryan, mereka membungkukkan badannya hormat saat Bryan dan Trianna berjalan ke arahnya.

Willy dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Bryan, Bryan masuk ke dalam kursi kemudi. Willy memutari bagian depan mobil, niatnya ingin membukakan pintu mobil untuk Trianna, tetapi Trianna lebih dulu membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam mobil.

Willy hanya tersenyum tipis, kemudian ia berlari kecil di ikuti oleh beberapa pengawal dan masuk ke dalam mobil yang berbeda dengan Bryan dan Trianna. Bryan menyalakan mobilnya lalu berjalan meninggalkan mansion di susul oleh 4 mobil pengawal yang ada di belakangnya.

Mobil Bryan berjalan menuju ke bandara. Suasana mobil hening tidak ada yang membuka percakapan, Bryan terlihat sangat fokus menyetir seperti tidak ingin di ganggu.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka sampai di bandara. Mobil Bryan masuk ke jalan khusus untuk masuk ke dalam lapangan bandara. Mobil Bryan berhenti tidak jauh dari pesawat pribadi milik Bryan, di ikuti oleh 4 mobil di belakangnya.

Bryan turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Trianna. Mereka berdua berjalan ke arah seorang pramugari dan pramugara yang berdiri di depan tangga menyambut kedatangan Bryan dan Trianna.

Willy dan beberapa pengawal mengikuti Bryan di belakang setelah mengambil koper milik Bryan dan Trianna dari dalam bagasi. Willy meyerahkan dua koper itu kepada pramugara.

"Selamat siang Mr. Domien dan Miss Domien," sapa pramugari itu sembari tersenyum ramah. "Silahkan Mr. dan Miss masuk ke dalam pesawat."

Bryan mengangguk kemudian melihat ke arah Willy, "Kau naik pesawat lain dengan para pengawal." Willy menganggukkan kepalanya patuh.

Tiba-tiba Bryan menggenggam tangan Trianna membuat Trianna sedikit terkejut.

"Ayo," ajak Bryan. Trianna hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua berjalan menaiki tangga sembari bergandengan tangan. Di ikuti oleh pramugari dan pramugara di belakang. Pramugari itu menutup pintu pesawat. Di dalam pesawat itu terlihat sangat mewah, ada sofa besar berbentuk melingkar, kamar tidur, dan kamar mandi.

Bryan dan Trianna duduk bersebelahan, mereka sudah memakai sabuk pengaman. Pesawat take off, Trianna menggenggam erat tangan Bryan. Bryan tersenyum kecil lalu mengelus-elus punggung tangan Trianna dengan jarinya.

.
.
.

To be content.

Gengs, aku lagi pusing, jadi maafin ya kalo kurang nyambung😭.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku yaaa terimakasihh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now