23 - Ngeselin!

370 21 0
                                    

Happy Reading.

Pagi ini Trianna terlihat sangat mengantuk. Bagaimana tidak mengantuk, ia saja tidak tidur semalaman. Trianna merasa takut membayangkan ada kepala menggelinding ke arahnya lagi. Karena itu ia tidak berani untuk tidur, memejamkan matanya saja sangat susah karena rasa takutnya yang lebih besar daripada rasa kantuk.

Trianna saat ini sedang duduk di atas kasur sembari memegangi lututnya, Trianna berharap agar Bryan segera datang menjemput dirinya. Ia sudah tidak kuat menahan kantuk, sungguh! Trianna ingin tidur.

Cklek.

Pintu kamar terbuka, Trianna menoleh ke arah pintu. Bryan berjalan ke arah Trianna dengan satu alis yang terangkat.

"Kenapa?" tanya Bryan. Trianna tidak menjawab pertanyaan dari Bryan, ia berdiri dan berjalan cepat melewati Bryan untuk ke luar. Takut jika Bryan mengunci dirinya lagi di kamar itu.

Bryan kebingungan, namun ia berjalan mengikuti Trianna dari belakang. Trianna berjalan menuruni tangga dan membuka pintu utama. Terlihat mobil bermerk Rolls Royce berwarna hitam terparkir di depan.

Trianna sedikit heran saat melihat mobil mewah itu, heran karena setiap Bryan keluar rumah pasti ia selalu mengganti-ganti mobil yang ingin dipakai olehnya. Walaupun mobil-mobil yang di miliki oleh Bryan berbeda merk, tetapi warnanya hampir sama semua yaitu hitam.

Trianna jadi penasaran ada berapa mobil yang dimiliki oleh Bryan. Pasti semua mobil milik Bryan di dominasi oleh warna hitam.

Trianna berdiri di samping mobil mewah itu sembari menunggu Bryan yang berjalan mendekati dirinya.

"Kau kenapa?" tanya Bryan lagi.

"Aku mau pulang!"

"Iya, aku tau. Tapi matamu kenapa? Kau tidak tidur semalaman?"

Trianna terdiam lalu mengaca di kaca spion mobil. Trianna kaget saat melihat kantung matanya berwarna hitam, padahal baru semalam ia tidak tidur tapi kantung matanya sudah menghitam. Mungkin karena kulit Trianna yang seputih susu jadi warna hitam yang ada di kantung matanya terlihat sangat jelas.

Bryan tersenyum miring, "Kau masih ketakutan heh?" Satu alis Bryan naik.

"Pake nanya!" Trianna mendelik kesal ke arah Bryan.

"Padahal cuman segitu saja, tapi kau sudah ketakutan sampai tidak tidur semalaman," ucap Bryan tersenyum miring.

Ingin sekali saat itu juga Trianna membogem wajah tampan Bryan, tetapi ia urungkan takut kalau Bryan akan meninggalkan dirinya sendiri di rumah itu lagi.

Terkadang Trianna menjadi kesal dengan dirinya sendiri, ia tidak mengerti kenapa saat berhadapan dengan Bryan mentalnya menjadi ciut. Dan itu sangat menyebalkan!

"Tidak usah banyak omong, cepat buka pintu mobil ini! Aku ingin segera pulang!"

Bryan tersenyum tipis, kemudian ia mengambil kunci mobil yang ada di saku kemejanya. Setelah memencet tombol kunci, Bryan membuka pintu depan untuk Trianna. Tanpa basa-basi Trianna langsung masuk ke dalam mobil.

Bryan memutari bagian depan mobil lalu masuk ke dalam mobil. Bryan menyalakan mobil dan mobil berjalan keluar dari pekarangan rumah itu.

Mobil mewah itu melewati hutan pinus dan berjalan ke arah jalan raya. Setelah beberapa menit, mobil itu sampai di tengah kota. Gedung-gedung pencakar langit terlihat oleh Trianna dari luar jendela.

Saat di tengah perjalanan, Trianna mengingat sesuatu. Ia mencari-cari benda itu di dalam kantong pakaiannya, namun tidak ada. Trianna melihat ke arah Bryan yang sedang fokus menyetir.

IMAGINATIONDove le storie prendono vita. Scoprilo ora