17 - Drama.

432 23 0
                                    

Happy Reading.

Orang itu membeku di tempat, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut seperti Trianna.

"Resta?" tanya Trianna dengan suara yang sedikit tertahan di tenggorokan.

"Bagaimana ... bisa?" Resta menatap Trianna tidak percaya, "Kau sudah menghilang selama 5 tahun dan sekarang kau kembali lagi? Cih! Kau pasti ingin merebut Raksa dari diriku!" Resta menatap tajam ke arah Trianna.

Trianna mengernyitkan alisnya merasa bingung, 'Menghilang? Apakah Resta tidak tau kalau Trianna mengalami kecelakaan?' batin Trianna.

Bryan maju dan berdiri di depan Trianna, "Apa maksudmu?" tanyanya dingin dengan tatapan tak kalah tajam dari Resta.

Resta tertegun, "Siapa kau?"

"Saya tunangan Trianna," jawab Bryan.

"Tunangan? Hahahahahaha!" Resta tertawa kencang, "Jadi selama 5 tahun ini kau menghilang, kau sudah bertunangan dengan pria ini?" Resta menatap sinis ke arah Trianna.

Trianna menggeser tubuhnya ke samping Bryan, sorot mata Trianna dingin menatap tajam ke arah Resta. Resta yang melihat tatapan itu tertegun, merasa aneh karena Trianna tidak pernah menatapnya begitu.

Resta tersenyum miring ketika melihat cincin yang terpasang di jari manis Trianna, "Jadi kau beneran sudah bertunangan dengannya ya?"

"Bukan urusanmu," balas Trianna dengan nada dingin.

Resta menaikkan satu alisnya, "Kau sekarang sudah berani melawan diriku ya?"

"Sejak kapan aku takut melawan dirimu?" cibir Trianna dengan senyuman miring.

Resta kembali terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Trianna. Dirinya tidak percaya, ternyata Trianna sudah berubah tidak seperti dulu.

Sementara Bryan memilih untuk diam membiarkan Trianna yang membalas perkataan dari Resta, tetapi jika Resta sudah berani bermain fisik dengan Trianna, maka Bryan akan maju untuk melindungi Trianna.

"Sayang, kamu di sini ternyata," panggil seorang pria dari arah belakang. Pria itu melihat mereka satu persatu, saat tatapannya melihat ke arah Trianna, pria itu terkejut. Trianna yang melihat ke arah pria itu juga ikut terkejut, pria itu ternyata mantannya Trianna yang asli, Raksa.

Resta menggandeng tangan Raksa, dengan muka yang memelas Resta menatap ke arah Raksa.

"Kenapa?" tanya Raksa.

"Sayang, mantanmu itu tadi mengganggu diriku," tuduh Resta sembari melirik ke arah Trianna.

Raksa melototkan matanya kaget, "Benarkah?"

"Heh! Kau duluan ya yang mengganggu diriku!" sergah Trianna.

"Tuh 'kan sayang, dia marah-marah," ucap Resta menatap Raksa memelas.

Trianna terkejut melihat itu. Ah, sekarang Trianna mengerti. Resta sedang memulai drama playing victim yang memuakkan.

"Trianna! Bisakah kau berhenti mengganggu hidupku? Sudah bagus kalau kau menghilang 5 tahun ini, sekarang tiba-tiba muncul di sini dan mengganggu pacarku. Kau pasti belum bisa melupakan diriku ya?" sindir Raksa menatap sinis ke arah Trianna.

"Bhahahaha!" Tawa Trianna pecah, Raksa dan Resta menatapnya heran. "Hey tuan, kau ini adalah manusia yang paling percaya diri sedunia. Sungguh. Bisakah kau ulang perkataan dirimu tadi? Belum bisa melupakan dirimu? Mengingat dirimu saja membuat diriku ingin muntah darah! Dan satu lagi, bukankah kalian yang selalu mengganggu hidupku? Dasar manusia tidak sadar diri!"

Raksa dan Resta marah mendengar perkataan dari mulut Trianna. Resta menatap tajam ke arah Trianna. "Kau benar-benar!----"

"Sudahlah, urus saja hidup kalian masing-masing, jangan membuang-buang waktu kalian hanya untuk mengurusi hidupku. Hidupku ya hidupku, aku bisa mengurusi hidupku sendiri, jadi kalian tidak usah repot-repot mengurusi hidupku. Dan kalian juga  harus mengurusi hidup kalian dan mempersiapkan diri kalian. Mungkin sebentar lagi akan ada kejutan di dalam hidup kalian," sela Trianna tersenyum miring.

"KAU!----" teriak Resta.

"Ayo sayang, kita pergi saja dari tempat ini. Aku tidak mengira ternyata di sini ada 2 kuman yang suka bermain drama," ajak Trianna sembari menggandeng tangan Bryan. Bryan hanya mengangguk dan mereka berjalan pergi meninggalkan Resta dan Raksa.

Resta yang melihat Trianna pergi merasa sangat marah, 'Awas saja kau Trianna!' batinnya sembari mengepalkan tangannya.

"Sudah, tidak usah pikirkan perempuan jalang itu, mending kita langsung pergi ke hotel," ucap Raksa mencoba menengangkan Resta.

"Kamu sudah memesan kamar hotelnya?" tanya Resta.

"Sudah." Raksa tersenyum miring.

"Ayo kita ke hotel!"

.
.
.

Trianna dan Bryan berjalan ke arah mobil Bryan yang terparkir di area basement. Bryan menatap ke arah Trianna yang sedari tadi diam.

"Kau beneran ingin pulang?" tanya Bryan.

Trianna berhenti melangkah, "Iya," jawabnya singkat lalu melangkah kembali ke arah mobil.

Bryan menghela nafasnya pelan, "Tidak mau jalan-jalan lagi?"

Trianna kembali berhenti, "Mau, tapi jangan jalan-jalan di sini, nanti kita ketemu lagi sama kuman-kuman suka drama itu."

Bryan tersenyum kecil, "Mau jalan-jalan ke pasar?"

"Jalan-jalan ke pasar? Kau mau beli sayur?" tanya Trianna heran.

"Bukan, pasar Street Food, di sana banyak yang jualan makanan Street Food."

"Benarkah?"

"Iya, mau kesana tidak? Aku masih punya waktu sebelum meeting bersama klienku," tanya Bryan.

Trianna mengangguk cepat, "Mau!"

"Baiklah, cepat masuk ke dalam mobil," perintah Bryan, Trianna mengangguk. Mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Mobil berjalan meninggalkan area basement mall menuju pasar Street Food.

.
.
.

To be content.

Hai gengs, jangan lupa like, komen, dan follow akun aku yaaa. Terimakasihhh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now