04 - Siapa Dia?

965 59 0
                                    

Happy reading.

Matahari sudah terbit 20 menit yang lalu, cahayanya sudah menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya itu sepertinya tidak mengganggu gadis yang sedang tertidur di atas brankar itu.

Tiba-tiba sebuah tangan besar menyibak gorden berwarna putih yang tergantung di jendela, membuat gadis itu yang tadinya tidur dengan tenang, menggeliat dan membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah siluet seorang pria yang berdiri di sampingnya sembari menatap Trianna.

Mata Trianna mengerjap heran, lalu Trianna menutup mata lalu membukanya kembali untuk memastikan bahwa pria tersebut benar ada berada di sampingnya.

Saat membuka matanya itu, Trianna dengan jelas melihat pria yang berada di sampingnya. Pria itu memiliki wajah yang sangat tampan. Hidung yang mancung, bibir yang tipis, alis yang tebal, mata yang menatap tajam dan dingin, iris matanya berwarna abu-abu, terlihat sangat indah. Kulit yang putih tetapi agak sedikit kecokalatan. Tubuhnya tinggi sekitar 185 cm. Melihat muka pria itu membuat Trianna terpana sekejap.

"Kau sudah bangun?" tanya pria itu dengan suara serak masculin. Membuyarkan lamunan Trianna.

"Si-siapa kau?"

Pria tersebut mengangkat satu alisnya ke atas, "Jadi kau benar-benar hilang ingatan heh?" Pria tersebut tersenyum miring.

"Apakah saya harus memperkenalkan diri saya kembali?" Trianna hanya diam tidak menjawab apapun, membuat pria tersebut menghela nafasnya pelan.

"Saya Bryan Felix Domien. Saya tunanganmu," ucap Bryan dengan muka tanpa ekspresi.

Deg!

Mendengar kata 'tunangan' membuat Trianna sangat terkejut dan melotot tidak percaya.

"Tunangan?! Sejak kapan kita bertunangan?!"

"Lima tahun yang lalu. Kita sudah bertunangan." Bryan tetap mempertahankan ekspresi datarnya itu.

"Apa?! Bukannya saat itu aku belum setuju untuk menikah denganmu?!" ucap Trianna, 'Ya, seingatku di dalam memori Trianna yang asli dia belum bertunangan, dan malah menolak pernikahan itu.'

"Kita sudah bertunangan. Kau tidak lihat cincin yang terpasang di jari manismu itu?" kata Bryan sembari menunjuk ke arah cincin yang terpasang di jari manis Trianna. Mendengar itu sontak Trianna melihat jari manisnya, benar saja ada sebuah cincin perak dengan berlian berukuran sedang terpasang di jari manisnya.

"Sejak kapan cincin ini ada di jari manisku?! Kau yang memasangnya?!"

"Tentu saja saya yang memasangnya, bodoh." Bryan tersenyum miring melihat tingkah aneh gadis yang ada di hadapannya itu.

"Heh! Jadi kau ke sini hanya untuk mengataiku bodoh?!"

"Ck, bukan, saya ke sini hanya ingin memberitahumu bahwa minggu depan kita akan menikah. Jadi, cepatlah pulih agar kita bisa cepat menikah." Setelah mengatakan hal itu, Bryan berjalan keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Trianna yang masih terkejut mendengar kata menikah.

"Apa?! Menikah?! Cepat pulih agar cepat menikah?! Pria sinting kebelet nikah!"

.
.
.

Setelah kejadian tadi pagi, membuat mood Trianna berantakan. Belum lagi memikirkan mimpinya yang bertemu dengan Trianna yang asli. Juga memikirkan untuk bertemu dengan sahabatnya itu, Gelan. Dan sekarang, pria tadi pagi yang bernama Bryan itu mengatakan kalau minggu depan ia akan menikah?! What the hell!

Ini semua membuat Trianna sakit kepala dengan semua kejadian yang menimpanya. Saat ini Trianna sedang bersandar di sofa dalam ruangan tersebut, sembari memijat pelipisnya yang terasa pening.

Seketika Trianna teringat sesuatu, segara ia bangkit dari sofa dan menuju ke arah nakas yang terletak di sebelah brankar. Trianna mengambil benda pipih yang berada di sana. Segera ia menyalakan benda pipih tersebut.

Benda pipih tersebut masih berfungsi dengan bagus. Ia menggeser layar benda tersebut, dan benda tersebut terbuka. Untungnya tidak pakai sandi, pikir Trianna.

Saat di buka, terlihat wallpaper yang terpasang di handphonenya itu. Tiga orang yang berada di dalam foto tersebut, dua orang dewasa dan satu anak-anak. Bisa Trianna tebak kalau ini adalah foto keluarga Trianna yang asli.

Trianna menyalakan data seluler handphone itu. Banyak pesan yang masuk dari Whatsapp milik Trianna yang asli. 'Kuotanya awet selama lima tahun ya,' batin Trianna.

Tatapan Trianna jatuh pada pesan yang baru masuk. Nama yang selama ini berada di pikirannya. Kontak yang tertulis nama Gelan dengan emoji love berwarna ungu.

Gelan💜

------------Pesan Baru-----------

Anna.

Aku berhasil.

Berhasil apa?
*terkirim.

Tidak menunggu lama, pesan baru muncul.

Anna?!

Atau ... Trianne?

Deg!

.
.
.

To be content.

Hai, hai, hai! Gimana? Seru gak gengs? Atau bikin bingung? Hehehe. Maaf ya gengs.

Jangan lupa follow akun aku ya gengs huehue, jangan lupa vote dan komennya. Terimakasihhh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now