Dave menatap kepergian Kanara dengan senyum kemenangan, salah siapa tidak menuruti ucapannya.

Setelah menunggu Kanara berganti baju, keduanya pun turun ke meja makan untuk sarapan bersama. Semenjak mempublish hubungan mereka Dave menjadi lebih sering ke rumah Kanara, respon kedua orang tua gadis itu pun biasa saja malah menyambut Dave dengan baik, hanya
Kean —kakak kandung Kanara yang bersikap secukupnya, tidak banyak komentar padahal biasanya Kean akan cerewet jika menyangkut Kanara.

Sudah menjadi hal biasa jika Dave mendatangi Kanara pagi-pagi dengan seragam urakan nya, sedangkan Kanara baru sedang bersiap-siap saat Dave datang. Dave tidak mempermasalahkan hal itu, ia rela menunggu lama demi Kanara.

"Tan, nanti Kana Dave ajak nginep di rumah ya? Biar sarapan bareng sesekali. Soalnya Mommy ngeluh terus karena Dave gak pernah sarapan di rumah, langsung ke rumah Kana soalnya." Ucap Dave dengan penuh pencitraan tetapi tidak sepenuhnya berbohong karena menang mommy nya di rumah tidak henti-hentinya mengomel karena ia tidak pernah sarapan di rumah.

"Ada Devina kok, jadi Kana ada temen juga." Lanjut Dave meyakinkan.

Berhubung Kendra —Papa Kanara sudah berangkat lebih dulu karena ada urusan jadi mereka hanya sarapan berempat, Mama Kanara, Kean, Kanara, dan Dave.

Kanara sudah memberi kode kepada sang ibu agar Gea tidak mengizinkannya tetapi tampaknya Gea tidak peka akan hal itu.

Gea mengangguk tampak menimbang-nimbang, "Nanti coba Tante tanya Papa Kana dulu deh, kalo dibolehin ya gak apa-apa. Tante sendiri sih boleh-boleh aja."

"Ngapain sih, ma, Kanara itu cewek. Gak pantes nginep-nginep di rumah cowok gitu, gak boleh pokoknya." Ucap Kean yang baru saja datang.

Kanara memberikan senyum manis, Kean ini tahu saja dengan keadaannya padahal ia tidak cerita apapun.

"Gue yang paling tahu tabiat cowok gimana, jangan macem-macem sama Kanara atau gue sendiri yang bakal ngasih lo pelajaran." Ini kali pertama Kean berkomentar soal hubungan Mereka, hal itu membuat harapan Kanara terbit kembali.

"Kak jangan gitu ah," Tegur Gea yang merasa hawa tidak enak dari anak sulungnya itu.

Kean mendengus, "Pokoknya Kanara gak boleh pulang malem. Gue gak larang lo pacaran sama adek gue, tapi kalo lo emang sayang adek gue lo harus jaga dia sebaik mungkin, karena gue sendiri gak pernah ngelukain dia."

"Gue gak suka sesuatu yang udah gue jaga tiba-tiba hancur gara-gara cowok."

"Kean..." Tegur Gea sekali lagi, ia merasakan hawa ketegangan dari kedua laki-laki itu.

Dalam hati Dave sudah memaki-maki Kean, namun demi image di mata calon mertuanya ini Dave hanya mengangguk seraya tersenyum meyakinkan.

Mereka pun melanjutkan sarapannya dengan basa basi seadanya saja. Kanara diam-diam berdecak kagum pada kakaknya itu, astaga dari kecil sampai sekarang ia selalu menjadi penggemar utama kakaknya itu.

Selesai sarapan Dave dan Kanara berpamitan kepada ibu Kanara terlebih dahulu, saat melewati kakak kekasihnya itu Dave mendekatkan diri pada telinga Kean.

Dave berbisik dengan nada suara yang ditekankan pada setiap kalimatnya. "Gue gak akan biarin Kanara disakitin, kecuali karena gue."

****

Karena moodnya dibuat hancur oleh Kean, Dave memutuskan untuk membolos bersama teman-temannya hari ini. Setelah mengantarkan Kanara ke depan kelasnya, Dave memilih untuk pergi ke basecamp diikuti teman-teman juga.

Dave menghisap kandungan nikotin itu dengan pandangan yang tak lepas dari iPad nya yang sedang menunjukan gerak gerik Kanara di kelas.

Disana Kanara sedang fokus menulis, ia bulak-balik menatap papan dan buku, begitu terus tetapi bagi Dave sama sekali tidak membosankan, justru ini sangat menyenangkan.

"Kapan gue bisa miliki Devina?" Tanya Ferran yang membuat fokus Dave teralihkan.

Dave menyeringai, ia mengetuk-ngetuk sofa dengan jari-jarinya. "Gue ada sedikit niat buat jauhin lo sama kembaran gue..."

Ferran yang mendengar itu emosi seketika, ia siap melayangkan pukulan nya sekarang juga tetapi Dave melanjutkan ucapannya.

"Tapi karena dia udah ganggu gue, gue gak perlu repot-repot lindungi dia dari iblis kaya lo. Gue gak peduli, terserah lo mau apa, asal gak pake cara kotor silahkan." Lanjut Dave yang memang awalnya memiliki niat untuk menjauhkan Devina dari sosok Ferran.

Ferran sudah lama tertarik pada Devina, tidak terhitung berapa lamanya tetapi Ferran mulai mengikuti Devina dari jauh sejak lama.

Ada beberapa alasan kenapa laki-laki itu tidak langsung mendekati gadis pujaannya seperti Dave. Yang pertama, Ferran masih hidup dalam aturan ketat ayahnya, ia tidak seperti Dave yang berontak. Ferran itu tipe-tipe penurut tetapi ia sudah merencanakan hal besar, oleh karena itu diamnya Ferran tidak bisa disepelekan.

Kedua, Ferran terlalu menyayangi Devina hingga tidak rela ada laki-laki lain yang menyukai Devina. Selama ini, setiap ada sosok yang membuat Devina tertarik pasti orang itu tidak akan pernah muncul lagi di hadapan Devina. Itu semua karena Ferran yang benci jika Devina melihat orang lain selain dirinya.

Masih banyak alasan yang tidak dapat dijabarkan, yang pasti Ferran tergila-gila pada Devina.

Awalnya Dave berbaik hati untuk tidak membiarkan Devina terjerat dalam hidup Ferran, ia melarang Ferran dengan beberapa ancaman yang cukup ampuh. Sayangnya sekarang Dave tidak peduli, tamat lah riwayat Devina mulai sekarang.

"I really can't wait to make you mine, Devina."

TBC

Omggg aku up terakhir kapan ya, udah lama bangetttt

Masih ada yang baca gak si? Apa udah ga seantusias itu?

Sorry guys, moga bisa cepet up lgi

Vote komen

Sorry for typo

Seee uuuuuu


DavendraOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz