"Tahu apa lo soal gue?" Tanya Dave terkesan menantang, ingat, ia masih mencoba sabar menghadapi Devina.

"Gue tahu banyak hal, kalo lo lupa gue cucu kesayangan kakek." Jawab Devina melayangkan senyum remeh, ia tidak takut sama sekali.

Pecah seketika tawa Dave, bukanya lucu malah terlihat menyeramkan.

"Ppfftt! Jadi gara-gara lo cucu kesayangan kakek lo tahu segalanya soal gue?" Dave mengusap sudut matanya merasa air matanya keluar karena terlalu banyak tertawa.

Sedetik kemudian wajah Dave berubah datar, ia menatap Devina dingin. "Lo emang anak kesayangan, tapi kekuasan gue jauh diatas lo."

Dave tersenyum remeh, ia mendekat menatap Devina dengan tajam. "Jadi jangan macem-macem sama gue."

Kanara yang berada ditengah-tengah situasi pertengahan antar adik kakak itu hanya memperhatikan dalam diam.

Kepalan tangan Devina menguat, "Gue gak mau tau. Pokoknya gue gak mau lo deketin Kanara, kalo mau cari cewek buat objek obsesi lo, cari cewek lain. Jangan temen gue."

Kanara semakin membisu, apa? Objek obsesi? Jangan bilang... Kanara menggelengkan kepalanya, apa benar ia hanya dijadikan objek obsesi?

Dave menggeram. "Gue gak jadiin Kana sebagai objek obsesi!!" Tekan pria itu.

Devina memajukan wajahnya, ia menatap Dave dengan menantang, Devina tersenyum miring. "Oh, terus apa? Pelampiasan psikopat lo?!"

"Brengsek!" Dave mencekik Devina disaat itu juga.

Devina tertawa merasakan cekikan Dave yang mengerat, ia terbatuk-batuk karena lehernya sakit sekali.

Kanara memekik kaget, ia tidak menyangka Dave berani melakukan hal itu pada saudaranya sendiri.

"Dave! Lo gila hah?! Dia kembaran lo!" Kanara semakin panik karena Devina semakin melemah, tidak lagi ada berontakan dari gadis itu.

Air mata Kanara tiba-tiba keluar, ia tidak tega melihat Devina seperti itu. "Dave, lepasin Devina!"

Ajaib. Dave langsung melepaskan cekikan nya.

Devina terbatuk-batuk lagi, menghirup udara dengan rakus. Ia memandangi Dave dengan sengit,

"sialan."

Tiba-tiba Dave menarik tangan Kanara menjauh dari Devina. Devina yang melihat itu berteriak.

"DAVENDRA! Lo mau bawa Kana kemana brengsek?!" Teriak Devina namun Dave tidak memperdulikan nya. Ia masih terus membawa Kanara menjauh dari area sekolah.

Sementara Kanara memekik kesakitan saat Dave masih terus menarik tangannya dengan kasar, dapat dipastikan tangannya akan memerah setelah ini.

"Dave lo mau bawa gue kemana?" Cicit Kanara melirik Dave takut-takut saat mereka sudah berada di parkiran.

"Masuk na." Suruh Dave membukakan pintu mobil depan, dipinggir bangku pengemudi.

"Dave, gue gak mau bolos." Tolak Kanara halus.

Dave memutarkan bola mata jengkel, mood nya benar-benar buruk hari ini. "Gak usah banyak omong bisa?"

Dave mendorong Kanara agar masuk ke dalam mobil kemudian ia tutup pintu, Kanara memekik kaget karenanya.

Laki-laki itu duduk dengan tenang di kursi kemudi, ia memundurkan mobilnya pergi ke luar area sekolah. Sebenarnya gerbang sekolah ditutup namun karena si satpam sekolah tahu kalau itu mobil milik Dave, jadi laki-laki itu dengan mudah keluar gerbang.

Hening.

Tidak ada percakapan apapun, yang jelas Kanara ketakutan karena Dave sekarang sedang menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

DavendraWhere stories live. Discover now