(20) Mencurigakan

16.7K 1.9K 1.3K
                                    

Hallo semua nya!

Apa kabar?

Kangen SelBral?

Kalian baca ini jam berapa?

Kalian baca ini hari apa?

Target komen 1000, ya! Target vote nya 1K yaa! InsyaAllah bisa.

Selamat membaca!!

🦋🦋🦋
---SelBral

Tengah hari bolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengah hari bolong. Selat menutup laptopnya. Saat nya mencari makan siang sekarang.

"Sya ... mau ikut nyari makan siang?" tanya Selat pada Rhaisya yang masih bermain dengan laptopnya. Rhaisya menatap Selat dengan tatapan jutek— kemudian menggeleng dengan cepat. Kalau ditawari makan siang— Rhaisya selalu saja menolak dirinya.

Tatapan itu tidak menjadi masalah untuk Selat, karena Rhaisya memang jutek. Namun sebenarnya manusia itu adalah manusia yang baik.

"Sekali-kali kita makan bersama, Rhaisya." Selat masih memaks. Dan paksaan itu membuat Rhaisya menghela napasnya gusar, lalu menutup laptop dengan kasar.

Terdengar seperti dibanting. Rhaisya menatap Selat yang netra nya terkejut. Rhaisya berusaha menenangkan dirinya. Ia mengangguk, mendorong kursi nya ke belakang. Berdiri.

Lesung pipi pun muncul pada wajah manis seorang Selatania. Akhirnya Rhaisya mau makan dengannya untuk yang pertama kali. Biasanya Selat makan sendirian, kalau tidak ke ruangan Gibraltar.

"Di mana?" Gadis dengan rambut digerai menaikkan satu alis mata nya. Selat tersenyum. Mereka berdua berjalan menuju lift. Tapi menunggu para senior dulu.

Orang-orang menatap mereka dengan tatapan membunuh. Yang awalnya menyukai Rhaisya— menjadi tidak karena Rhaisya membela Selat. Menyebalkan bukan? Otak para senior itu sudah di kotori oleh omongan Dila yang menyebalkan. Andaikan Revanza ada di sini. Pasti tidak akan menjadi kacau seperti ini.

"Tak jauh dari sini ada food court. Di sana makanannya enak!" kata Selat dengan senyuman. Rhaisya mengangguk saja. Wajah gadis itu benar-benar jutek. Tapi Selat tahu kalau Rhaisya orang yang baik. Benar-benar baik.

Mereka menekan tombol lantai dasar. Berdua dalam lift yang sama. Lift karyawan. Tidak menaiki lift untuk ceo dan sekretaris nya.

Saat di lantai paling bawah— pintu lift terbuka. Tidak hanya satu. Tapi dua. Lift nya berhadapan. Yang ada di hadapan Selat saat ini adalah lift ceo. Netra coklat bertemu dengan netra hijau keabu-abuan. Di samping pria itu ada dua pria lainnya.

Siapa lagi kalau bukan Heldar dan Pratama. Sepertinya Pratama sedang tidak ada pekerjaan, makannya dia kesini.

Gibral beralu begitu saja. Rhaisya juga melihat Gibral. Gadis itu memutar kedua bola matanya malas. "Hah. Manusia kompleks. Menyebalkan. Dingin. Cuek." Gumam Rhaisya, kemudian mendapat tatapan dari Selat.

Selat GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang