(13) Dia di mana?

17.6K 1.7K 868
                                    

Hallo semua nya!

Gimana puasa nya? Lancar?

Target komen 800, ya! Target vote nya 850! InsyaAllah bisa.

Selamat membaca!!

🦋🦋🦋
---SelBral

🦋🦋🦋---SelBral

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gibraltar PoV

Hari pertama menjadi suami. Aku benar-benar tidak menyangka sudah menjadi seorang suami. Mom benar-benar kejam. Menikahkan ku secara seperti ini. Pernikahan kami mewah. Tapi aku sengaja tidak memberitahukan karyawan ku yang ada di kantor.

Kabar ku menikah juga tidak ada. Para paparazzi itu sudah ku ancam kalau ada satu foto saja yang tersebar, maka hidup mereka sudah tidak aman. Tidak apa. Aku hanya belum siap mengumumkan pernikahan terpaksa ini. Benar-benar terpaksa.

Aku tidak mengenalnya. Pertemuan kami benar-benar konyol. Aku melihatnya di dekat printer. Saat itu kami saling pandang. Aku sama sekali tidak memperdulikan manusia itu. Ia memang karyawan baru. Sudah bisa ku tebak. Dari penampilan nya. Ia juga belum pernah ku lihat sebelumnya.

Namun siapa sangka ternyata aku sudah terjun ke dalam hidupnya yang membosankan. Ini sulit!

Kami berada di ruang makan sekarang. Jasmin menatap Selat dengan tatapan dingin. Gadis itu memang dingin. Pantas saja tidak ada pria yang mendekatinya. Sebenarnya banyak. Tapi para pria itu berpikir dua kali untuk menjadikan Jasmin kekasih.

Aku memasukan makanan Indonesia itu ke dalam mulut. Nasi goreng. Buatan istri ku. Ini memang benar-benar enak! Mom begitu menikmati nasi gorengnya.

Biasanya yang memasak hanyalah pelayan. Tapi Selat ikut andil dalam hal ini. Ku pikir dia tidak terlalu buruk. Namun tetap saja— aku belum bisa menerimanya sebagai seorang istri. Kami harus jaga jarak.

"Kakak ipar ... apa kau memasukan racun?" tanya Jasmin membuat Selat tersedak. Gadis itu mencoba menelan makanannya. Sementara mom tidak memperdulikan omongan Jasmin.

Jasmin memang begitu. Kalau bicara seenak nya saja. Selat menyeruput air mineral di dalam gelas kaca. Pelan-pelan. Satu teguk ... dua teguk ... tiga teguk ... sudah. Ia meletakannya. Menatap Jasmin lekat.

"Maksud nya? Aku engga pake itu kok, Jasmin ..."

"Ku pikir ini lumayan enak. Hanya lumayan ya. Bukan berarti enak," kata Jasmin dengan wajah datar, kemudian melanjutkan makanan nya.

Dasar wanita kompleks! Tapi sifat kami berdua sama. Aku jarang bicara pada orang. Maksudnya— mereka semua mengira ku pria dingin. Tapi aku tidak merasa begitu.

Tidak apa— semua orang punya argumentnya masing-masing. Kalau memang benar aku dingin— yang penting aku tidak dingin pada mom atau Jasmin atau Pram. Kalau pada Selat? Entahlah.

Selat GibraltarWhere stories live. Discover now