(7) Kakak yang keji

14.7K 1.6K 1.1K
                                    

Hallo semua nya!

Apa kabar?

Target komen 550, ya! Target vote nya 500! InsyaAllah bisa.

Selamat membaca!!

🦋🦋🦋
---SelBral

🦋🦋🦋---SelBral

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selatania PoV

Hari semakin gelap saja. Aku baru menolak permintaan si tuan muda kaya dan tampan, dengan bola mata yang berwarna hijau abu-abu. Dia seperti orang Jerman. Tampan sekali. Namun mulutnya benar-benar pedas.

Sepertinya memang orang Jerman.

Aku tidak membutuhkan pengawasan dari Gibral. Pria tampan yang bisa saja membuat semua wanita jatuh hati. Dia menceritakan tipe wanita nya kepada ku, tadi. Ia suka wanita dengan rambut panjang, hitam pekat, tidak tipis rambutnya. Tubuh yang indah. Dan wajah yang cantik.

Aku langsung minder. Tentu saja! Aku tidak mau masuk ke dalam sana. Aku bukan orang yang cantik. Tubuh ku biasa saja. Rambut ku? Memang panjang dan tebal sih— namun biasa saja. Namanya juga hanya menggunakan shampoo sebagai penghilang kutu dan ketombe. Bukan berarti aku punya kutu ya!

Jalanan begitu gelap. Aku lembur tadi. Bersama Rhaisya. Kami berdua tidak berbicara banyak. Gadis itu menatap ku dengan tatapan tajam.

Saat bicara dengan ku— ia juga menaikan oktaf nya. Huh untung saja aku tidak sedang datang bulan.

Saat sudah mau sampai ke rumah— ada sebuah mobil mendekat dan— "ARRGGHH." Tidak-tidak-tidak. Apa ini?! Kenapa semua nya gelap?

 Ya Allah, ya Allah, ya Allah. Pandangan ku mulai pudar. Entah senjata apa yang mereka gunakan hingga membuat ku pusing. Ada sebuah kain yang menutupi hidung ku hingga kepala terasa berat. Dan— aku tertidur. Seperti dibius. Aku melihat hamparan langit biru yang indah.

Ada dua manusia di sana. Ini adalah padang rumput. Dua manusia itu memakai pakaian putih bersih. Mereka pasangan. Saat aku mendekat— itu adalah mamah dan ayah.

Aku berhambur kedalam pelukan mereka. Menangis tersedu-sedu. Kami berbicara beberapa saat. Mamah mengusap pucuk kepala ku.

Hijab mamah benar-benar lebar dan putih bersih. Sedangkan ayah? Ayah memakai jubbah berwarna putih. Aku masih memakai seragam kantor.

"Mah ... yah ... aku mau ikut kalian ... hiks ... hiks ... hiks ..."

"Jangan, Selat sayang. Kamu harus kembali. Kamu harus meluruskan semuanya, ya?"

"Kamu harus jadi wanita kuat. Sadarlah Selat. Bantu kakak mu keluar dari jeratan pria itu. Pria yang sudah menyebabkan kekacauan ini." Aku menangis.

Selat GibraltarWhere stories live. Discover now