Melihat hal itu, siswi tersebut menjabat tangan Putri. "Nama gue Amel."

Kkriiingg

Terdengar suara bel masuk kelas pun berbunyi. Dan selang beberapa menit, masuk guru wanita paruh baya bername tag Arifiah.

"Selamat pagi anak-anak." Ucap Bu Arifiah, guru bahasa inggris yang dikenal killer oleh kakak kelasnya.

"Selamat pagi, bu." Jawab semua siswa-siswi yang sedang duduk di bangkunya masing-masing.

Kemudian datang siswa tampan dengan senyumnya yang menawan. Membuat bunga-bunga bermekaran. Jangankan bunga, Putri pun tertegun kagum dengan senyumnya yang menenangkan hati.

Melihat teman sebangkunya menatap siswa di depan tanpa berkedip sedetik pun. Amel langsung melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Putri.

"Kamu kenapa? Kamu suka yah sama dia?" Tanya Amel kepada Putri yang sudah sadar.

"Suka darimana? Kenal dia juga nggak." Jawab Putri ngeles. Dia juga bingung apakah dia suka pada pandangan pertama atau hanya kagum.

"Nama dia itu Imam, Imam Ardani lebih tepatnya. Anak seorang pengusaha furniture terbesar di negri ini." Amel menunjuk siswa di depan yang sedang di marahi oleh guru tersebut. "Tapi... walaupun anak pengusaha, dia selalu pakai motor Supra bapak kalau kemana-mana." Lanjutnya.

"Loh kok kamu tau banyak?" Tanya Putri bingung. Padahal hari ini hari pertama KBM. Tapi, kenapa Amel sudah tau banyak soal Imam?

"Ya iya lah. Dia kan dulu satu SMP sama gue." Jawab Amel.

Selang beberapa menit. Ada siswa tampan dengan wajah datarnya (tampa ekspresi). Dia menggendong tas di pundaknya, yang menandakan kalau dia baru sampai.

Berbeda dengan Imam yang terlambat masuk kelas karena habis dari toilet. Tapi, tetap saja dimarahi oleh guru killer tersebut.

"Kenapa kamu baru berangkat mas?" Tanya Bu Arifiah kepada siswa tersebut.

Siswa tersebut bernama Rajes Maula, dipanggil Rajes. Siswa tampan yang tidak berekspresi. Walaupun tidak berekspresi, tapi dia mempunyai mata elang yang dapat mengintimidasi seseorang.

"Kenapa gak jawab?!" Ucap guru killer tersebut semakin emosi kepada Rajes yang tidak menjawabnya. Dia hanya menatap guru killer tersebut.

"Kamu----" ucapan Bu Arifiah terhenti saat melihat ada siswa yang datang dan langsung berjalan ke arah tempat duduk tanpa memperdulikannya.

"HEEII!!" Bentak Bu Arifiah kepada siswa tersebut.

Siswa tersebut langsung membalikkan badannya dan tersenyum miring, "kenapa, bu?"

"Kamu masih tanya kenapa?" Ucap Bu Arifiah dengan emosinya yang memuncak. Baru pertama mulai KBM aja udah gini, apalagi besok-besoknya?

"Maju sini!" Bu Arifiah menyuruh siswa tersebut untuk maju ke depan.

Siswa tersebut adalah Aditya Sadad, atau biasa dipanggil Cendet. Siswa terpendek di kelas X IPS 5, dibandingkan siswa-siswa yang lain. Dia sering dipanggil citu (kecil tua). Karena, dia mempunyai kumis yang lebih lebat dibandingkan yang lainya.

First Love (End)Where stories live. Discover now