Sweet 25 | Bagian 54

Start from the beginning
                                    

Selanjutnya, suara TV hanya menjadi backsound dari suara ketikan Anne diponsel pintarnya yang bertalu dengan cepat. Entah sedang mengetik apa sampai-sampai kecepatannya hampir menyamai kecepatan Twitter. Padahal, kata orang-orang kecepatan Twitter melebihi kecepatan cahaya.

"Mari kita bermain-main Marco, Daniell, dan Tata." Anne menyeringai pelan. Kemudian mengambil Hermes Birkinnya yang ternyata sedari tadi ia sembunyikan dibalik bantal sofa. Mengenakan masker dan kacamata hitam dengan logo Chanel disamping kiri dan kanan gagangnya, lalu beranjak dari duduknya dan berjalan keluar sembari memain-mainkan kunci mobilnya.

***

Butuh waktu 1 jam lebih 10 menit untuk Daniell sampai ke Polda Metrojaya dari rumahnya di Bekasi. Sangat lebih cepat dari biasanya yang bisa membutuhkan waktu lebih dari 2 jam karena macet. Mungkin karena efek corona dan masih diberlakukannya WFH, jalanan yang biasanya seramai ikan lele yang sedang diberi makan di empang jadi selengang kelas yang lagi ujian dengan diawasi oleh guru killer.

Selain dengan adanya fakta bahwa semenjak corona intensitas kemacetan berkurang sampai hampir 50%, juga polusi udara yang kian menipis, begitu pula debu-debu tebal yang biasanya menempel kuat didaun-daun pohon pinggir jalan kian terkikis, dan langit Jakarta yang biasanya berwarna abu-abu kini terlihat membiru. Oh jangan lupakan satu hal paling penting! Bekasi sudah tidak sepanas biasanya.

Waktu sebelum corona menyerang, panasnya Bekasi ibarat panasnya wajan berisi rendang yang sudah dimasak selama 3 jam lebih di atas tungku api dengan bara berwarna merah menyala. Kalau sekarang, panasnya Bekasi bisa diibaratkan dengan wajan berisi rendang tapi yang api ditungkunya sudah dimatikan sekitar 30 menit. Anget-anget kuku.

Well, ternyata corona memiliki dampak positif juga. Dan Daniell bersyukur untuk itu. Setidaknya, corona bukan hanya sekedar petaka yang menyusahkan banyak orang. Tapi, juga sebagai bentuk pemulihan alam.

Setelah menghabiskan waktu beberapa saat untuk mengecek bawaannya di dalam tas, Daniell mulai beranjak turun dari mobil.

BRAK.

Suara pintu mobil yang ditutup dengan sedikit keras terdengar mengaung. Kemudian disusul suara langkah kaki yang terdengar buru-buru dan tergesa terdengan begitu nyaring ditelinga.

Sebelum akhirnya hening, karena Daniell tiba-tiba menghentikan langkah cepatnya. Ia berhenti ketika  melihat diujung parkiran ada sepasang manusia berbeda jenis sedang berpelukan erat. Sangat erat malah. Sebelum sepersekian detik berikutnya pelukan mereka terurai dan berganti dengan Si Cowok yang menggetok kepala Si Cewek dengan tangan besarnya yang bagai pentungan satpam. 

Melihat itu, insting Daniell sebagai laki-laki sejati menyala. Tidak bisa dibiarkan. Dengan cepat Daniell berjalan menghampiri mereka. Takut terjadi sesuatu yang lebih parah dari getokan tangan pentungan satpam.

"WOY! NGAPAIN LO?!" Ditengah langkahnya yang tergesa, Daniell berteriak karena melihat Si Cowok hendak melayangkan tangan pentungan satpamnya ke arah Si Cewek.

Mendengar teriakan Daniell yang begitu nyaring bagai suara geledek disiang bolong yang cerah cemerlang, dua sejoli itu pun otomatis menoleh.

"LO?!" Kaget mereka secara bersamaan ketika saling beradu tatap.

***

"Tata just being Tata. A Little Princess," sindir Daniell secara terang-terang sembari mengambil sekaleng soft drink dari dalam kresek yang terletak disamping tempatnya duduk.

Sweet 25Where stories live. Discover now