Sweet 25 | Bagian 7

2.7K 243 110
                                    

Now Playing | TXT - Drama

——

Bagian 7 | Drama Masker

***


"Sial! Sial! Sial! Ya Tuhan, kenapa sih hidup gue sial mulu?" Tata sedang merutuki dirinya sendiri sekarang.

Ini semua gara-gara Mommynya yang tadi memberinya kartu kredit American Express. Kenapa sih harus American Express? Tata tau keluarganya kaya raya tujuh turunan, tujun tanjakan, tujuh belokan. Tapi American Express tidak cocok jika dipakai hanya untuk membeli satu botol kecil handsanitizer. Yang ada itu malah mempermalukannya.

Untung saja tadi ada mantan tunangan yang bersedia menolongnya, walaupun sebenarnya Tata gak minta tolong. Tapi ini jauh lebih baik daripada Tata harus menanggung malu di depan kasir supermarket. Bayangkan saja apa yang akan orang katakan ketika mengetahui kamu memiliki kartu kredit American Express tapi tidak memiliki uang cash 14.000 rupiah. Benar-benar akh-- Tata bahkan sudah tak sanggup lagi mengeluarkan banyak kata.

Flashback on

"Totalnya jadi 14.200 kak."

"Oh shit! Gue gak bawa uang cash." Tata mengutuk Mommynya yang tadi memberinya kartu kredit american express, kenapa gak uang cash aja sih! Tata kan jadi bingung sekarang.

"Pake ini bisa?" Tata memberikan credit cardnya pada kasir supermarket.

Kasir supermarket itu pun sangat terkejut, "aa-a-amerii-can ee-x-press?" Tanyanya sampai terbata-bata.

"Aduh, uang cash aja gimana kak?"

Rasanya Tata ingin menangis guling-guling saja, "gak ada." Tata juga merutuki Arash yang menghilang bagai ditelan black mamba, canda black mamba.

Melihat customernya yang kebingungan, Mbak kasir pun turut kebingungan juga. "Gimana kalau tambah belanjaan aja, Kak?"

"Pakai ini aja." Tiba-tiba ada seseorang yang memberikan selembar uang berwarna merah pada Sang kasir.

Melihat hal itu Tata pun langsung membalikkan badannya. Ia akan mengucapkan banyak terimakasih pada orang yang baru saja menolongnya.

"Lo?!" Teriak Tata.

'Kenapa harus Lave sih?' Tanya Tata dalam hati.

Walau orang tersebut memakai masker, Tata cukup yakin bahwa orang itu adalah Lave. Ia pernah hidup bersamanya cukup lama, jadi jangan heran jika Tata sampai hafal struktur wajah Lave yang tertutup masker itu.

"Hi! Gadis Lave." Ucap Lave.

Pertanyaan dari Mbak kasir memgalihkan perhatian Tata. "Maaf Kak, belanjaannya mau dikasih kantong gak?"

"Gak perlu!" Balas Tata dan langsung mengambil handsanitizernya secara kasar.

BUUUKK

Tata menubruk bahu Lave lalu berlari menjauh.

"Hati-hati dong, Sayang." Teriak Lave.

Sweet 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang