Sweet 25 | Bagian 10

2.5K 151 22
                                    

Now Playing | Fifth Harmony ft. Ty Dolla $ign - Work from Home

——

Bagian 10 | Work from Home

***


Sebuah pencapaian yang luar biasa ketika waktu baru menunjukkan pukul 10.00 pagi dan Tata sudah mandi. Karena biasanya, selama quarantine ini Tata hanya mandi sehari sekali. Ketika tengah hari, saat planet Bekasi sedang panas-panasnya. Fiks, ini mah Tata harus mendapatkan penghargaan dari Guineas Books Record.

Tata berjalan menuju balkon dengan membawa sketch book, kotak pensil dan iPad di tangan kirinya, serta satu cup Americano ditangan kanannya. Daniell masih menepati janji untuk membelikannya Starbucks selama satu minggu. Ya ... Lumayan, lah. Uang yang seharusnya Tata pakai untuk membeli kopi bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih penting.

Dengan susah payah Tata membuka pintu balkon. Karena kedua tangannya terpakai, ia jadi harus membukanya dengan siku. Sungguh membutuhkan effort yang besar.

Setelah perjuangannya untuk membuka pintu berhasil, ia berjalan menuju meja yang ada di balkon. Tata menata sketch book, tempat pensil, iPad dan americano-nya sesimetris mungkin. Tidak lupa kan kalau Tata ini perfeksionis? Setelah dirasa cukup, ia langsung mendudukkan bokongnya dikursi yang menjadi pasangan meja berwarna putih tersebut. Ia mulai menggambar sketsa baju di sketch book miliknya sambil sesekali menyeruput ice americano-nya. Kata Raditya Dika, kedewasaan itu diukur dari kita sudah bisa meminum black coffee atau belum. Dengan ini Tata bisa berbangga diri sedikit, karena kopi hitam tanpa gula adalah salah satu minuman favoritnya. Seperti americano ini.

"Fyuuh ..." Tata menghela nafas lelah. Ternyata setidak menyenangkan ini dampak corona. Tata rindu bekerja di butik, meskipun baru hampir dua minggu bekerja di rumah.

Selain itu, dampak corona juga sangat besar untuk butiknya. Banyak klien yang tiba-tiba meng-cancel pesanannya karena menunda acara. Butiknya jadi mengalami kerugian yang cukup banyak karena itu. Apalagi butiknya yang hanya spesialis untuk gaun.

Tata kembali menghela napas lelah. Belum juga satu bulan corona sudah memberikan impact yang buruk untuk butiknya.

'Semoga saja corona tidak berlangsung lama.' Itu adalah doa yang Tata panjatkan setiap waktu.

"Aduh ... Apa-apaan sih otak gue!" Tata mengacak rambutnya kasar. Ia terpikir bagaimana jika butiknya gulung tikar gara-gara corona.

Daripada berpikir yang tidak-tidak, lebih baik ia kembali melanjutkan sketsanya. Setelah menyelesaikan dua sketsa gaun pengantin, Tata memutuskan untuk rehat sejenak. Ia akan turun ke bawah untuk makan siang.

"Astaga! Lo lagi ... Lo lagi!" Keluh Tata saat melihat ada Arash di meja makan rumahnya.

"Gue udah resmi jadi pengunjung tetap rumah lo, Sist," balas Arash dengan santainya.

Tata hanya menggelengkan kepalanya, lalu berjalan dan bergabung di meja makan. Sepertinya sudah lama mereka tidak duduk di meja makan bersama saat jam makan siang. Biasanya hanya ada sarapan. Untuk makan selanjutnya, mereka akan makan sendiri-sendiri. Tapi karena corona, tiga kali sehari mereka bisa bertemu di meja makan. Tata bersyukur untuk ini, tapi tidak untuk yang lain. Corona tetap dan selalu menyebalkan.

Sweet 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang