Square | Mingyu dan (bisa tebak?) - 1

333 14 0
                                    

Tidak tau ini harus di sebut sebagai hal baik atau buruk,kamu terdiam seribu bahasa dengan sepasang mata yang tertuju pada layar pc.

Tindakanmu tidak benar karena mencuri lihat isi percakapan orang lain yang tertaut di pc kantor tapi apa yang kamu baru saja baca mengguncangkan jiwamu,kamu membeku dengan hati yang rasanya campur aduk.

Memberesi charger dan meja kerjamu,kamu langsung keluar dari ruangan sambil memeluk tas kerjamu dengan dua tangan.

Berjalan kaki sambil melamun,masih jelas dalam benakmu tentang yang tadi terbaca.

'cara kerjanya tidak baik'
'iya,tidak tanggap dan lemot'
'hanya menyalahkan orang'
'tidak ada yang beres di tangannya'
'kami sedang mempersiapkan penggantinya'
'sebaiknya segera disiapkan'

Air matamu menggenang,kamu merasa lelah yang teramat sangat di fisik maupun batinmu.

Manusia penuh dengan kekurangan kan?

Kamu sudah mengerahkan semuanya,mengikuti semua yang di arahkan.

Mati-matian bertahan walau tiap hari mengeluh dan menangis.

Menghibur diri sendiri kalau kuat,menahan rasa sakit saat tubuhmu ingin beristirahat.

Menahan kantuk saat begadang dan esoknya bekerja,berpura-pura baik-baik saja saat mengangkat telepon komplainan atau cacian atasan padahal habis menangis.

Kamu membiarkan air matamu meleleh ke pipi,memeluk tas kerjamu lebih erat.

Din!din!

Kamu terhenyak,sebuah mobil sedan berhenti di sebelahmu dan kacanya terbuka perlahan.

"Maaf..apakah Jalan pledis dekat sini?"

Seorang laki-laki berkemeja rapi bertanya dari balik setiran,kamu memalingkan wajah untuk menghapus air mata lalu menunduk sebatas kaca mobil.

"Iya..ini Jalan Pledis,nomor genap di bagian sini dan ganjil di seberang..belokan-belokannya ada empat..Pled.."

"Apa kau baik-baik saja?"

Kakimu terasa lemas mendengar pertanyaan itu,kamu berjongkok dan menangis sambil menutup wajahmu dengan dua tangan.

"Nona?"

Orang itu keluar dari mobil,dia berjalan ke arah tempatmu berjongkok.

"Apa kau sakit?kenapa kau menangis?"

Kamu menggeleng sambil terisak-isak dam masih menyembunyikan wajah menangismu.

**

Dia berdiri di sebelah kamu yang menangis sambil berjongkok,rasa sesakmu sedikit mereda begitu juga air matamu yang mulai berhenti mengalir.

"Ini"

Dia memberimu selembar sapu tangan warna biru muda,kamu menatapnya.

"Pakai saja untuk menyeka air matamu"

Kamu menerima sapu tangan itu,berdiri sambil menyeka bekas air mata di mata dan pipimu.

"Aku bisa kembalikan sapu tangan ini kemana?"

"Ambil saja"

"Kau..berhenti dan menungguiku menangis..karena tidak ada orang yang menunjukan jalan?"

"Iya,di sini sepi sekali"

"Mau kemana?"

"Pledis"

"Nomor?"

"Tujuh belas"

Kamu menunjuk ke sebuah gedung sederhana berlantai empat.

"Di sana"

"Apa kau tersesat makanya menangis?"

Seventeen ImagineOù les histoires vivent. Découvrez maintenant