Bab 72 Tiara Cemburu

528 17 1
                                    

Nela berdiri di samping kami, dengan genitnya dia sengaja memeperlihatkan bagian lekuk-lekuk tubuhnya ke semua mata yang memandangnya. Dan entah kenapa tatapan matanya selalu tertuju ke arah Mas Bayu.

Nela mulai mendekatkan tubuhnya dekat dengan Mas Bayu. Dia sengaja berpindah posisi, berdiri  hampir saja menempel dengan tubuh Mas Bayu. Aku pun yang melihatnya sedikit muak dengan sikap Nela yang sedikit berani.

Sedangkan Mas Bayu tampak sedikit risih akan tingkah Nela yang seperti itu.

"Emmm, boleh saya duduk." Dengan senyum manis yang dibuat-buat, Nela menatap ke arah Mas Bayu.

"Duduk?" Mas Bayu mengerutkan keningnya, dengan raut wajah yang  memperlihatkan ke tidak sukaannya kepada Nela.

"Iya, Mas, aku ingin berbincang-bincang dengan kalian. Boleh, kan?" tanyanya dengan menggigit bibir bawahnya seraya memegang punggung tangan Mas Bayu.

Sungguh hatiku terasa panas. Tingkah Nela yang yang agresif seperti itu, membuat sekujur tubuhku spontan menjadi panas. Entah kenapa tiba-tiba saja seperti ada hawa panas yang menyerangku.

Raut wajahku sedikit cemberut, dan tak lama aku langsung membuang kasar wajahku ke arah lain, tak ingin melihat keberadaan Nela di antara kami.

Mas Bayu yang melihat aku sedikit cemberut, dia langsung menepiskan tangan Nela yang menyentuh punggung tangannya.

"Kalau mau bicara, ya bicaralah! Cepat!" dengus Mas Bayu dengan raut wajahnya yang sinis.

"Duduk di sini boleh, ya?" Tanpa dipersilahkan oleh kami, dengan beraninya dia duduk di samping Mas Bayu. Kebetulan kursi yang di samping Mas Bayu kosong. Sedangkan aku dan Bilar duduk berhadapan dengan Mas Bayu.

Sontak aku memutar kedua bola mataku dan melotot ke arah wanita yang ada di samping suamiku. Sungguh aku tak bisa mengontrol emosiku. Rasanya kekesalanku sudah naik ke ubun-ubun kepalaku. Irama nafasku naik turun begitu cepat, saking kesalnya melihat pemandangan yang begitu menyakitkan mataku.

Aku memilih diam saja, tak mengeluarkan sepatah kata sedikitpun.

Masa Bayu menggeser kursi yang diduduki sedikit menjauh dari kursi yang Nela duduki.

"Cepat! Ada kepentingan apa kamu ingin berbicara dengan kami?" tanya Mas Bayu yang tatapannya hanya tertuju ke arahku saja, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Nela.

"Apa benar Mas Bayu akan tinggal Di Ngawi?" Nela balik bertanya kepada Mas Bayu, dengan memasang wajah yang sedih.

"Apa urusannya denganmu?" Mas Bayu melirik sekilas ke arah Nela, kemudian beralih lagi kembali memandangku.

"Sebelum Mas Bayu pergi ke Ngawi, menginap lah di rumah! Sku dan Ibu pasti akan senang, Mas." Tak henti-hentinya Nela menatap wajah Mas Bayu. Sepertinya dia tak menghiraukan dengan keberadaanku sebagai istri Mas Bayu.

Mas Bayu demi mendengar perkataan Nela yang seolah-olah tak ada masalah sedikitpun antara keluarganya dengan keluarga Mas Bayu, langsung saja Mas Bayu memutar kursinya menghadap ke arah Nela.

"Dasar wanita tak punya urat malu! Setelah apa yang dilakukan suamimu dan mertuamu kepada keluargaku, berani-beraninya kamu menyuruhku untuk datang ke rumah mertuamu itu. Cih, tak sudi aku menginjakkan kakiku di rumah laknat itu," ucap Mas sambil berdecak kesal. Kemudian membuang kasar wajahnya dan memutar kembali kursinya, berhadapan denganku.

Aku pun menyunggingkan bibir, ikut jijik dengan perkataan Nela tersebut.

"Hah, dasar tak tau malu!"ucapku dongkol.

Punya Suami Serasa Tak Punya SuamiWhere stories live. Discover now